NovelToon NovelToon
Candunya Sang Mafia

Candunya Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aery_your

Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?

"Kita mulai yah!" kata Albert.

"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.

"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.

penasaran? yukk baca!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perubahan sikap Albert

Albert yang baru saja ke luar dari salah satu perusahaannya bergegas memasuki mobilnya. Pria berjas hitam itu dengan tubuh setinggi seratus delapan puluh empat senti itu tengah duduk dengan wajah dingin dan datarnya bersama Frans dan juga Joe yang sedang menyetir mobil.

Mereka bertiga terlihat sangat coll hingga mampu menghipnotis kaum hawa yang melihatnya saat mobil yang mereka kendarai berhenti. Bagaimana tidak, Joe membuka atap mobil itu sehingga wajah tampan mereka bisa terekspos. Apa Joe sengaja?

"Wah.. tampan banget!" seru salah satu wanita pengendara motor.

"Wah.. lihat disana, mereka tampan banget," tegur wanita lainnya menurunkan kaca mobil.

"Wah.. iya mereka tampan, apa mereka sekelompok pangeran di buku-buku dongeng atau seorang kesatria yang jatuh dari langit seperti di novel-novel yang aku baca?"

Joe yang mendengar itu sontak tersenyum smirk. Beda dengan Albert dan Frans ia malah geram mendengar pujian itu.

Hingga Albert membuka suara, "Turunkan atapnya!" perintah Albert bernada dingin. Dan baiknya Joe menurut.

"Sekali lagi kau melakukan hal seperti itu saat dijalan, aku tidak segan-segan menembak kepalamu itu."

"Hahha astaga Kakakku ini, sekali-kali dong Kak. Aku kan ini Adik kamu, masa hanya gitu doang marah."

"Aku tidak akan berpikir lagi kalau kau itu adik atau lawanku, Joe, selagi kau masih melakukan hal yang tidak kusukai, aku tidak segan-segan mem--

"I iya iya, aku mengerti maafkan aku." Joe memotong ucapan Albert dan menelan salivanya susah. Ia takut apa yang kakak sepupunya itu katakan tak main-main. Beda dengan Frans, ia hanya menatap lurus ke jalan tanpa ikut campur urusan mereka.

Sedangkan ditempat lain, Bella dengan Raya sedang berada di sebuah cafe sambil berbincang-bincang. Jangan lupa, dua pria berjas yang berada di belakangnya.

"Bella, apa harus mereka berdiri di belakang kamu. Aku ingin mengatakan sesuatu."

Bella yang mengerti langsung menoleh ke arah bodyguard-bodyguardnya, "Ehem."

"Siap Nona," tegas Boy dan William.

"Kalian boleh istirahat!" perintah Bella.

William menggeleng, "Maaf Nona, kami tidak akan beristirahat," jawabnya.

Bella menghela nafas, "Huff, kami tidak akan melanggar tugas dari Tuan Albert, kami akan terus berada disamping anda," jelas Boy.

Lagi-lagi Bella menghela nafas, "Huff, kalian duduk di samping sana saja, aku sedang ingin membicarakan sesuatu pada Raya. Dan.. " Bella melirik sekeliling, "Albert tidak akan tau juga kok, kalau kalian sedang beristirahat."

"Tapi Nona."

"Sudahlah! Ayo sana istirahat. Aku dan Raya tidak akan kemana-mana kok."

Mendengar itu, kedua pria itu berjalan menuju meja yang tak jauh dari Bella sambil melihat sekitar cafe.

"Bella.. lo harus jelasin sama gue siapa Albert itu?" ucap Raya menuntut jawaban.

Sebelum Bella menjelaskannya ia meminum minumannya lebih dulu, "Jadi begini---

Bella pun menceritakan semua kejadian yang ia alami pada Raya, saat ia di jual oleh orang tua angkatnya demi melunasi hutang perusahaan. Dan dimana ia dibawah oleh pria tua yang hampir saja merenggut haknya. Serta menceritakan dirinya saat diselamatkan oleh Albert. Dan hidupnya berubah dari yang susah menjadi berkehidupan seperti ini.

Raya menggeleng tak menyangka. Bisa-bisanya sahabatnya mendapat situasi yang mengerikan seperti itu. Ia merasa hidup sahabatnya ini bagai drama perfilman dan juga bisa dibilang cerita novel-novel yang sering ia baca.

"Tapi ada untungnya juga sih lo bisa dipertemukan dengan pria itu. Pantas saja, sekarang penampilan kamu berbeda, dan lihat, kamu di lindungi oleh beberapa pria tampan seperti mereka-mereka itu," sembari menunjuk  kearah dua pria yang sedang menyesap kopi menoleh kearah mereka.

"Tapi gue mau nanya satu hal lagi deh sama lo."

Bella mengernyitkan alisnya, "Apa?"

"Kenapa lo mesti di jaga sama mereka? Apa--

Dengan cepat Bella menjawab, "Agar gue nggak kabur katanya heheh," jawab Bella cengengesan.

"Oh.. apa pria itu cinta sama lo?" tanyanya tersenyum. Sebab ia belum pernah melihat sahabatnya ini memiliki kekasih.

Bella menggeleng cepat, "Nggak, mungkin saja-- Bella terhenti saat ponsel Raya berdering.

Drtt

"Tunggu sebentar gue angkat telpon dulu," cegahnya. "Halo? Ah.. iya Mom Raya akan segera kesana." Raya pun menutup telponnya.

"Bella maaf yah, gue ada darurat nih dari Nyokap. Lo nggak apa-apa kan gue tinggal?"

"Iya nggak apa-apa kok. Lo hati-hati yah!"

Setelah itu Raya pun pergi dari sana, dan bersamaan kedua pria berjas yang juga selesai menyesap kopi segera menghampiri Bella.

"Ya sudah, aku mau pulang, aku lelah," ucap Bella.

"Baik Nona. Silahkan!" William menunduk bersama Boy dan berjalan mengekori Bella.

Saat sampai di luar cafe, tepat disamping jalan, salah satu pria pengendara motor berwarna merah dari kejauhan menyalakan mesinnya. Ia dengan cepat menerobos Bella yang baru saja berdiri di samping pintu bermaksud masuk kedalam mobil, akan tetapi ia terjatuh lalu membentur aspal jalan.

"NONA!" teriak kedua pria itu. William mengejar pengendara motor itu dengan cara berlari. Sedangkan Boy membantu Bella, "Astaga Nona. Apa Nona terluka?"

Bella meringis kesakitan dikala kening di kepalanya mengalami luka. Untung saja Bella masih sadar walau sedikit pening.

Tak lama kemudian William datang kembali setelah mengejar pengendara motor itu dengan nafas tersengal-sengal, "Maafkan saya Nona. Saya tidak dapat menangkapnya," ucap William menunduk.

"Tidak apa-apa," jawab Bella.

"Ya sudah kita ke rumah sakit sekarang untuk mengobati luka Nona," ujar Boy. Merekapun masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit.

****

Plakkk

Satu tamparan mendarat tepat di wajah William dan Boy. Kini Albert, Frans dan Joe sudah berada dirumah sakit. Sedangkan Bella sedang ditangani oleh dokter Dimas di ruangannya.

"M maafkan kami Tuan. Kami tidak akan mengulanginya lagi."

Albert berdecih, "Kalian akan aku hukum, karena sudah teledor menjaga gadis itu!" geram Albert mengepalkan tangan.

"Mohon Tuan, maafkan kami. Kami tidak akan melakukan kesalahan itu lagi," mohon mereka berdua. Hingga tiba-tiba pintu ruangan Dimas terbuka.

Saat Bella keluar, ia terkejut saat melihat William dan Boy bersimpuh dihadapan Albert, "Ada apa ini?" tanya Bella menatap mereka.

Albert yang melihat Bella langsung menghampirinya, "Kamu nggak apa-apa kan?" Dengan cepat Bella menggeleng sambil tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa kok. Aku hanya luka sedikit."

"Baguslah."

Dengan segitunya Albert. Frans dan Joe yang melihat kekhawatiran Albert hanya bisa terkekeh kecil.

"Dan ada apa dengan mereka berdua?" tanya Bella masih menatap kedua pria itu bersimpuh dengan wajah menunduk.

"Mereka akan dihukum, karena sudah membuat kesalahan," jawab Joe yang kini mengambil ahli.

"Kesalahan?" tanya Bella bingung.

Joe mengangguk, "Kesalahan, karena sudah tidak becus menjaga Nona," jawab Joe lagi.

"A apa?" Bella memijit pelipisnya sedikit lalu menoleh kearah Albert yang masih tetap dengan sikap dinginnya.

Ternyata pria kulkas tujuh pintu ini yang membuat William dan Boy seperti ini.

"Kalian bangunlah!" perintah Bella tanpa rasa takut pada Albert.

Joe, dan Frans mendengar perintah Bella dengan seenaknya sontak melotot. Yang mereka tau, hanya Albert lah yang berhak memerintah. Sementara Dimas hanya diam menonton mereka.

"Bangun! Kalau aku bilang bangun kalian bangun!" perintah Bella lagi. Tapi perintah kali ini penuh dengan penekanan.

Albert berdehem, "Bangunlah!"

Lagi-lagi Frans, Joe dan juga Dimas kembali melotot, jangan lupa mulut mereka yang menganga.

"Wah.. Albert kenapa bisa berubah kayak gini?" bisik Dimas pada Joe dan Frans. Akan tetapi Dimas tak mendapat jawaban dari mereka. Mereka masih diam.

"Ya sudah aku maafkan kalian. Dan jangan di ulang lagi!" kata Albert.

"Makasih Tuan. Makasih!" ucap kedua pria itu membungkukkan badannya hormat.

"Ayo kita pulang!" Albert menarik tangan Bella untuk ikut jalan bersama. Dan saat itu pula Frans, Joe dan Dimas sadar dari lamunan mereka lalu terkekeh.

Apa benar Albert berubah?

1
Ina Alfiana
bagus
Ina Alfiana
bagus loh
Kayla jannatan adsqia
brlla bella🙈🙉
Aery_your: kenapa Bella kk?
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
untung dibaaa sama albert yah😌
Aery_your: Iya Kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
tega ya mereka😥
Aery_your: 🥺 ya kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
good
Aery_your: 🤗🤗🤗 makasih kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
awal yang bagus kk😍
Aery_your: Selamat membaca kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!