Aku Dan Teman Kamarku

"Makasih ya An, buat selama ini. Aku nggak menyangka kamu mau sama aku?"ucap Rama secara tiba-tiba yang membuat Ana benar-benar keheranan.

" Eh? Sayang? Kok ngomong kayak gitu? Kenapa?"balas Ana nampak mulai takut atas ucapan Rama barusan.

"Jujur saja. Sejak awal aku memang cuma mengincar badan kamu aja."ucap Rama dengan wajah tak bersalahnya.

Ucapan Rama yang barusan itu benar-benar mengiris dan menusuk tepat di hati Ana. Sama persis yang perkataan Andika sebelumnya kalau Rama itu memang benar bukan cowok baik-baik.

"Lagian wanita sewaan mana ada yang secantik kamu An? Udah gitu cuma modal nasi goreng cumi 20 ribuan pula biar bisa main sama kamu."lanjut Rama tertawa puas.

" Sa... Sayang? Kok..... Kamu ngomong gitu? Ka... Kamu beneran....?"balas Ana yang nampak terlihat berkaca-kaca di matanya.

"Ya emang, dari awal aku cuma niat pengen badan kamu aja sih. Tapi aku benar-benar nggak menyangka, selain badan kamu yang bagus, wajah kamu yang cantik, kamu juga baik banget sama aku sampai rela nurutin semua nafsu aku. Tapi maaf ya, An? Soalnya kamu dapat cowok brengsek kayak aku ini."balas Rama.

'Ckleeeek...... Ckleeeeek..... '

Tiba-tiba pintu kamar kos Ana terbuka. Memperlihatkan beberapa laki-laki di balik pintu itu. Ternyata beberapa laki-laki itu adalah teman-teman Rama. Rama dengan sengaja sudah merancang rencana ini, yaitu menjual Ana kepada teman-temannya itu.

Rama yang datang ke kamar kos Ana saat masuk tadi berpura-pura mengunci pintu kamarnya. Padahal kenyataan, ia sengaja membiarkan pintu itu tertutup tanpa terkunci. Semua itu demi saat ini...

Dimana dengan teganya Rama menjual Ana kepada teman-temannya itu.

Sementara itu disisi lain.....

Tepatnya pada pukul 20.59....

Atau sekitar 2 jam setelah Rama meninggalkan Ana di kamar kosnya bersama tiga laki-laki teman Rama itu....

Disisi Andika saat ini...

"Dik, kayaknya aku salah buka usaha bisnis. Bagaimana kalau sekarang kita buka bisnis reparasi komputer dan laptop? Bakal mantap pasti keuntungannya kan? Ucap pak Joko kepada Andika.

Melihat keahlian Andika dalam memperbaiki barang bekas atau barang rusak itu membuat pak Joko berfikiran untuk ganti bisnis reparasi.

"Suppliernya pak. Kita kalau mau buka jasa itu perlu supplier yang lengkap. Kalau cuma modal barang bekas kayak gini ya mau gimana?" balas Andika sambil tertawa ringan.

"Bisa kamu cari supplier? Hm, tapi modalnya.... Bulan depan deh Dik. Bulan depan tugas kamu naik pangkat mesti bikin bisnis sampingan, reparasi komputer dan laptop di sini. Bisa lah ya?" balas pak Joko dengan tawa yang keras.

"Yah, bakal aku usahain deh pak." ucap Andika singkat.

"Bzzzzzt....... '

" Bzzzzzt...... '

Di atas meja ponsel Andika nampak bergetar ada panggilan dari seseorang.

Pak Joko yang melihatnya langsung mengambil ponsel android Andika sambil membaca nama pemanggilnya.

"Ana..... Pacar kamu telefon nih Dik."ucap pak Joko sedikit bercanda do situasi ini.

" Oh.... Biarin aja pak. Nggak kenal aku?"balas Andika singkat saat mengetahui bahwa yang Ana yang meneleponnya. Apalagi pada malam hari seperti ini.

"Kasihan lah, Dik. Nih aku angkat-in."balas pak Joko menerima panggilan itu untuk candaan, sekaligus mengaktifkan mode loudspeaker di ponsel Andika itu.

Namun sungguh tak di sangka, apa yang mereka dengar.......

" AAAAHHHH!! Dik!! TOLONG!! DI KOS!! AAARRRGHH!!

"Beep.. '

Hanya teriakan singkat itu saja yang mereka berdua dengar. Sebelum panggilan itu terhenti magi begitu saja.

Meskipun Andika masih marah dengan Ana atas kelakuannya sebelumnya, yang terus-menerus mengusir dirinya dari kamarnya sendiri, tentu saja Andika tidak bisa tinggal diam begitu saja mendengar teriakan yang dipenuhi rasa kesakitan itu dari bibir Ana.

Sama seperti halnya Andika, pak Joko yang tidak mengenal sama sekali dengan gadis yang bernama Ana itu, ia tak bisa berdiam diri saja.

Dengan cepat pak Joko, segera meraih kunci motor gede miliknya. Lalu meninggalkan ruang staff ini.

Begitu pula dengan Andika, yang juga langsung meninggalkan pekerjaannya begitu saja di lantai, lalu berlari sekuat tenaga setelah meraih ponselnya.

"Dik, arahnya!!" teriak pak Joko setelah menyalakan motor gedenya. Suara keras terdengar sangat menggelegar dari motor gede itu.

Andika sendiri tanpa ragu langsung melompat ke atas motor gede itu. Duduk di belakang pak Joko sambil menekan tombol 110 untuk menelepon polisi.

"Lurus terus pak!! Nanti aku bilang kalau mau belok!!" balas Andika.

"Eh.. Helmnya pak!!" imbuh Andika singkat.

"Bodo amat sama helm.... " ucap pak Joko.

'BRRROOOOOOMMMMMM!!

'BRRROOOOOOMMMMMM!!

Dengan tarikan gas penuh, pak Joko segera membawa mereka berdua melewati malam hari di kota Bandung ini.

Berusaha secepat mungkin untuk datang dan membantu gadis yang bernama Ana itu.

................

Sementara itu di jalanan kota Bandung...

"Terus kemana Dik!!" teriak pak Joko yang mengendarai motor gedenya itu dengan sangat kencang.

"Kanan pak!! Nanti ada belokan di depan ambil kiri!!" balas Andika.

Setelah melaporkan kejadian ini kepada polisi, keduanya tak berniat berdiam diri dan menunggu saja. Mereka berdua langsung meluncur ke lokasi kejadian secepat mungkin.

Karena kedua tak tahu, kejadian hal buruk apa yang tengah menimpa gadis malang itu.

'BROOOOOMMMMM!!

"Woi!! Kalian gila ya!!" teriak salah seorang pengendara mobil yang hampir tertabrak motor pak Joko.

Layaknya raja jalanan, pak Joko terus mendahului banyak kendaraan tanpa peduli atas keselamatannya sendiri dan juga keselamatan orang lain.

Meski begitu, tak ada satupun kendaraan yang tersenggol oleh motor gedenya. Hanya 'HAMPIR' tersenggol saja.

Akhirnya setelah mengebut selam kurang lebih 15 menit, mereka berdua tiba di tempat kos Ana.

"Dimana Dik?" tanya pak Joko setelah memarkirkannya dengan cepat.

"Lantai dua!! Kamar no. 12 !! Yang paling ujung!!"balas Andika singkat.

Keduanya langsung berlari secepat mungkin menaiki tangga itu. Setibanya di depan kamar Ana, Andika dan pak Joko berusaha membukanya.

Talo tentu saja kamar itu terkunci sangat rapat. Dan dengan segera Andika langsung mendobrak pintu itu. Dengan berlari sambil menabrakkan bahu kanannya ke arah pintu itu.

'Braaaaakkkk...... '

Meskipun telah di dobrak dengan sangat keras pintu itu masih bisa belum terbuka. Sebelum Andika sempat mencoba untuk yang kedua kalinya....

"MINGGIR!!" teriak pak Joko sedikit mendorong Andika ke samping, sebelum akhirnya pintu kamar kos itu menggunakan kaki kanannya dengan sekuat tenaga.

'BRAAAAAKKKK...... '

Dengan fisik pak Joko yang sangat kekar, tentu saja mendobrak pintu ini sangat lah mudah baginya. Dan hanya dengan satu tendangan saja pintu itu langsung terbuka.

Bahkan sampai salah satu engsel pintu itu sampai terlepas akibat tendangan pak Joko barusan.

Cahaya rembulan yang remang-remang, di tambah dengan lampu di koridor ini nampak memperlihatkan apa yang sedang terjadi di dalam ruangan itu......

Bersambung.......