NovelToon NovelToon
Suamiku Arogan

Suamiku Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Perjodohan / Mafia / Balas Dendam / Penyesalan Suami
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rima Andriyani

Cahaya Airin, istri yang tak diinginkan oleh suaminya. Rasa sakit hati kala sang suami terus menghinanya membuat air matanya terus berjatuhan.

Hingga suatu hari gadis yang biasa di panggil Aya itu mencoba merubah penampilannya untuk mendapatkan hati suaminya.

Apakah Aya akan berhasil membuat suaminya mencintainya?


Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Adrian tersenyum kala melihat jam tangannya. Ya, saat ini tiba jam pulang kantor. Adrian segera membereskan meja kerjanya dan berniat untuk menghampiri Aya.

Sedangkan disisi lain, saat ini Aya juga sudah siap untuk pulang. Ia tidak ingin Adrian mengantarnya pulang. Ia tidak ingin Fany tiba-tiba datang dan menghinanya lagi.

Aya tahu dirinya tidak secantik teman-temannya di kantor. Dan Ia juga tidak ingin mendapatkan masalah baru lagi.

Aya berjalan cepat menuju parkiran. Ia segera memasuki taksi yang Ia pesan tadi.

Dalam taksi tersebut, Aya menoleh kearah belakang melihat apakah Adrian melihatnya atau tidak. Aya pun menghembuskan nafas lega karena tidak melihat Adrian di sana.

"Untunglah," ucapnya mengelus dada.

"Maafkan aku Iyan, Kau tidak pantas berteman denganku. Kau pria yang sempurna, sedangkan Aku hanyalah seorang Upik abu yang tidak pantas berteman dengan siapapun." Gumam Aya dengan air matanya yang mulai menetes.

Namun Aya pun segera mengusap air matanya. Ia tidak ingin saat dirinya pulang nanti matanya malah terlihat sembab.

Aya tidak ingin sang ayah tahu tentang semua masalah tentang dirinya. Aya selalu berbohong kepada ayahnya bahwa dirinya memiliki banyak teman.

Tapi kenyataannya itu hanya untuk menutupi agar sang ayah tidak terlalu mencemaskan dirinya.

Taksi itu pun kini tengah sampai di halaman rumah Aya. Sebuah halaman yang tidak terlalu luas namun masih bisa untuk memarkirkan dua mobil saja.

"Terimakasih pak, saya sudah membayarnya ke aplikasi ya pak," ucap Aya kepada supir taksi itu.

"Iya neng terimakasih." Ucap supir taksi itu dan langsung pergi dari sana.

Aya mengerutkan keningnya saat melihat sebuah mobil mewah yang terparkir di halamannya.

"Apa ayah ada tamu?, Tapi siapa?. Setahuku ayah tidak pernah punya teman yang mempunyai sebuah mobil." Gumamnya pada dirinya sendiri.

Aya pun segera menapakkan kakinya menuju rumahnya yang sederhana itu.

"Assalamu'alaikum ayah, Aya pulang," ucapnya seperti biasa setiap Aya pulang bekerja.

"Waalaikumsalam," jawab sang ayah bersamaan dengan suara yang lain.

Aya melihat di ruang tamu ada seseorang yang begitu tidak asing dalam pandangannya. Ia seorang pria paruh baya. Pria paruh baya itu juga tersenyum menatap Aya yang mematung di tempatnya.

Sang ayah yang melihat putrinya malah terbengong pun akhirnya menghampirinya.

"Nak, Kau baik-baik saja?," Tanya Sang ayah yang kini sudah berada di sampingnya.

Seketika Aya pun tersadar, lalu ia tersenyum menatap sang ayah dan mencium tangannya.

"Jadi ini putrimu yang Kau ceritakan itu Hendra?."

Suara pria paruh baya itu membuat Aya dan ayah Hendra menoleh ke arahnya.

Hendra nampak menghembuskan nafasnya panjang. Lalu Ia mulai mengenalkan Aya dengan pria paruh baya tersebut.

"Ya, dia putri saya Tuan," ucap Hendra.

"Aya, kenalkan dia adalah Tuan Bagaskara, pemilik perusahaan tempat ayah bekerja," ucap Hendra kemudian.

Aya tahu pria paruh baya itu adalah tuan Bagaskara. Pemilik perusahaan terbesar di Asia. Karena foto Tuan Bagaskara berada di halaman depan majalah bisnis.

Namun yang membuat Aya bingung adalah, kenapa Tuan Bagaskara mau repot-repot datang ke rumah sederhananya.

Aya tersenyum, kemudian ia pun menyalami Tuan Bagaskara.

"Selamat sore Tuan," ucap Aya tersenyum ramah.

"Sore Aya. Kau pasti bertanya-tanya kenapa saya bisa datang kemari kan?. Duduklah, saya akan menjelaskannya padamu," ucap Tuan Bagaskara.

Tiba-tiba saja Aya merasa ada yang janggal saat melihat sang ayah yang nampak begitu sendu.

Aya pun mendudukkan dirinya di samping sang Ayah.

"Saya tidak ingin bertele-tele kepada kalian. Aya, apa kau tahu bahwa ayahmu memiliki hutang yang sangat banyak kepada perusahaan saya beberapa tahun silam?," Tanya Bagaskara.

Aya sungguh terkejut mengetahui hal yang tidak pernah Ia ketahui.

"Ma-maksud Anda hutang apa Tuan," ucap Aya sangat terkejut. Pasalnya sang ayah tidak pernah mengatakan apapun tentang hutang yang dikatakan oleh Tuan Bagaskara.

"Kau bisa bertanya langsung kepada ayah mu."

Aya pun menoleh ke arah sang ayah yang nampak tertunduk. Sesekali Hendra mengusap wajahnya.

"Benarkah yang di katakan oleh Tuan Bagaskara yah?," Tanya Aya berusaha mencari jawaban dari ayahnya.

Hendra memejamkan matanya dan terdiam sejenak, lalu Ia menganggukkan kepalanya pertanda membenarkan ucapan Tuan Bagaskara.

Aya menitihkan air matanya, namun Ia segera mengusapnya. Di tatapnya kembali Tuan Bagaskara.

"Berapa hutang ayah saya Tuan?, Saya akan membayarnya," ucap Aya.

"Apa Kau yakin bisa membayar semua hutang-hutang yang ayahmu pinjam Aya?."

"Kalaupun uang yang saya miliki tidak mencukupi, tapi saya akan membayarnya dengan cara mencicilnya Tuan."

"Baiklah, hutang ayahmu pada perusahaan saya senilai tujuh ratus juta, Apa Kau sanggup untuk membayarnya?."

Aya terkejut mengetahui jumlah pinjaman sang ayah pada perusahaan Tuan Bagaskara. Uang tabungannya pun hanya ada seratus juta. Lalu kemana Ia harus mencari kekurangannya?.

"Saya akan membayarnya seratus juta dahulu Tuan, sisanya saya akan mencicilnya," ucap Aya mencoba menawar.

"Maaf Aya, tapi saya ingin Kau membayarnya seluruhnya. Karena perusahaan saya bukanlah perusahaan simpan pinjam." Ucap Bagaskara.

Kini Aya sungguh merasa bingung untuk mencari kekurangan yang sangat banyak itu.

Melihat raut kebingungan Aya Bagaskara tersenyum menyeringai. Kini saatnya Ia akan membuat kesepakatan dengan Aya.

"Saya punya solusi agar semua hutang ayahmu kepada perusahaan saya terhapuskan Aya," ucap Bagaskara membuat Aya langsung menoleh ke arah tuan Bagaskara.

"Maksud Anda Tuan?."

"Menikahlah dengan putra saya, maka saya akan melunaskan semua hutang-hutang ayahmu," ucap Bagaskara.

Aya membeliak mendengar ucapan Tuan Bagaskara yang Ia pikir adalah sebuah gurauan saja.

"Tuan, Anda tidak bersungguh-sungguh kan?. Mana mungkin Anda menyuruh saya untuk menikah dengan putra Anda. Yang ada seharusnya Anda menyuruh saya untuk bekerja di perusahaan anda tanpa di gaji." Ucap Aya yang tidak percaya.

"Saya tidak bercanda Aya. Sekarang Kau harus memilih. Menikah dengan putraku, atau Kau melihat ayahmu di penjara?!," Ancam tuan Bagaskara.

Aya terkejut,kini Tuan Bagaskara malah mengancam dan memojokkannya.

"Tapi Tuan, apa Anda tidak salah menjadikan saya sebagai menantu Anda?. Sementara saya juga tidak mengenal siapa putra Anda."

"Tidak, dan Kau harus menikah dengan putra saya!. Saya beri waktu Kau untuk memikirkannya Aya. Tapi saya tetap tidak menerima penolakan!."

"Bagaimana ini, Apa yang harus kulakukan?!. Aku tidak ingin menikah dengan putranya. Aku tidak mengenalnya dan juga tidak mencintainya," ucap Aya dalam hati. Sungguh Ia merasakan bimbang saat ini.

Disatu sisi Ia tidak ingin menikah, tapi di sisi lain Ia juga tidak ingin ayahnya di penjara karena hutang-hutangnya.

"Kau pikirkan baik-baik Aya. Saya memberi mu waktu satu Minggu. Kalau begitu saya permisi Aya, pak Hendra," ucap Tuan Bagaskara yang mulai beranjak dari sana.

***

Beberapa hari berlalu, namun Aya masih belum memutuskan untuk menerima lamaran dari Tuan Bagaskara untuk menikah dengan putranya.

Hingga saat ini Ia melamun di meja makan sederhana miliknya.

Sang ayah yang juga menuju ke meja makan mematung melihat putrinya yang terlihat sedang melamun. Hendra sangat merasa bersalah kepada putrinya karena harus menikah dengan putra dari Tuan Bagaskara.

Kemarin setelah kepergian Tuan Bagaskara, Hendra menceritakan kenapa dirinya bisa berhutang banyak kepada perusahaan Tuan Bagaskara.

"Nak," panggil sang ayah hingga membuat lamunan Aya buyar seketika.

"Iya yah," sahutnya tersenyum menatap sang ayah dan menutupi lara hatinya.

Hendra duduk di samping Aya dan mengusap kepala putrinya.

"Ayah tahu kau tidak menginginkan pernikahan ini nak.

Kau tidak harus menikah dengan putra Tuan Bagaskara, biarkan saja ayah di penjara nak. Ayah tidak ingin melihatmu bersedih," ucap Hendra menitihkan air matanya.

Aya menggelengkan kepalanya pertanda tidak menyetujui ucapan sang ayah.

"Tidak yah, Aya lebih bersedih lagi bila melihat ayah harus di penjara."

Namun tiba-tiba saja Hendra merasa dadanya begitu sesak dan merasakan nyeri yang begitu dahsyat. Iapun memegangi dadanya, sedetik kemudian tubuhnya limbung ke lantai.

Dan itu sontak membuat Aya terkejut dan panik seketika.

"Ayah... ayah kenapa?... Bangun yah..." Ucapnya sambil menggoyangkan tubuh sang ayah. Aya pun segera berlari keluar untuk mencari bantuan dari tetangganya.

Dan beruntung para tetangganya orang-orang yang baik dan segera membawa tubuh ayahnya menuju ke rumah sakit.

***

Dokter keluar setelah memeriksa Hendra. Aya yang melihatnya pun segera berdiri dan bertanya tentang keadaan ayahnya. Air matanya terus saja mengalir.

"Bagaimana ayah saya Dok?," Tanya Aya.

"Nona, ayah anda harus segera di operasi. Kalau tidak bisa membahayakan nyawanya. Silahkan anda tanda tangani surat persetujuannya dan membayar administrasinya." Ucap sang dokter dan segera pergi dari sana.

Aya mematung, ia harus cepat menyelamatkan nyawa sang ayah. Karena hanya ayahnya lah yang ia miliki saat ini.

Aya bingung harus mencari biaya kemana. Karena pastinya biayanya akan sangat banyak. Dan di saat itu yang terlintas di benaknya hanyalah Tuan Bagaskara.

Aya segera meninggalkan rumah sakit menuju ke perusahaan milik Tuan Bagaskara.

***

Tanpa ragu Aya menandatangani surat perjanjian yang Tuan Bagaskara berikan padanya.

Dalam surat perjanjian itu, Aya harus menikah dengan putranya Minggu depan. Dan satu hal lagi yang harus dilakukan oleh Aya. Yaitu Ia harus merubah penampilannya.

"Baiklah Aku akan membiayai seluruh biaya operasi ayahmu. Tapi mulai dari sekarang Kau harus tinggal di apartemen yang sudah ku siapkan untukmu.

"Tapi, bagaimana dengan ayah saya Tuan?, Saya harus merawat ayah saya." Protes Aya.

"Kau tidak perlu khawatir, karena Aku akan membayar perawat khusus untuk merawat dan menjaga ayahmu. Dan Kau harus menuruti perintahku nantinya!."

Mau tidak mau Aya harus menuruti perintah Tuan Bagaskara, karena dia sudah menandatangani kesepakatan itu.

"Baiklah Tuan," ucap Aya menunduk.

"Mulai sekarang jangan memanggilku Tuan. Panggil Aku Papa, karena sebentar lagi Kau akan menjadi menantu ku," ucap Tuan Bagaskara tiba-tiba melembut.

Aya pun terkejut dan menatap Tuan Bagaskara yang tengah tersenyum kepadanya.

"Katakan!"

"Ba-baiklah Papa," ucap Aya terbata.

"Gadis pintar, mulai sekarang Kau harus merubah takdirmu sendiri nak. Dan Aku akan membantumu," ucap Tuan Bagaskara mantap.

***

Aya mematut dirinya di depan cermin, sungguh Ia tidak percaya bahwa gadis dalam pantulan cermin itu adalah dirinya.

Tuan Bagaskara yang melihatnya pun tersenyum puas.

"Kau gadis yang sangat cantik Aya, dan Kau pantas menjadi menantu ku. Istri dari Bryan Askara," ucap Bagaskara membuat Aya membelalakkan matanya.

"Apa?, jadi calon suamiku nanti adalah Bryan Askara, pria yang begitu sangat ku benci?," ucap Aya dalam hati.

Tangannya mulai mengepal mengingat tentang penghinaan yang dilakukan oleh Bryan waktu itu. Aya bersumpah akan membalas dendam kepada orang-orang yang telah menghinanya dulu, terutama Bryan calon suaminya.

1
FUZEIN
Buat pengemar novel....saya syirkan....cepat2 baca cerita ni...amazing...ceritanta sangat melarutkan perasaan dan jalan cerita yg sangat menarik...seyipa wataknya sangat bagus
FUZEIN
Terima kasih thorrrrrrrr... Karyamu sungguh hebat dan sangat memuaskan hati....muahhbbh
FUZEIN
Aku cuba merayu TUHANku...
FUZEIN
Gila harta ke...kerja oiiiiii...harta orang nak dbawa ke mana tu...
FUZEIN
Thorrr...cerita mu hrbat...setiap watak yg dlantunkan...punya kekuatan masing...tidak lemah...suka2 suka suka
FUZEIN
Walau oelat but so cute
FUZEIN: Oelat -pelat
total 1 replies
FUZEIN
Dia datang lewat...nak gak potong line orang...aku sumpit bawah tu..baru tahu rasa
FUZEIN
Jengggggg g...jengggggg..jenngh
FUZEIN
Mana nak datang nya getaran jiwa sedunia...kalau zzz pun terpisah ni
FUZEIN
Kalau tak reno...deyokkk kan
FUZEIN
Hebat arya.........
FUZEIN
Yang ke2...ni baca
mimi bundane rani
aq suka jalan ceritanya... nggak berbelit-belit
mimi bundane rani
aq suka jalan ceritanya... nggak berbelit-belit
ian machmud
suka banget ceritanya ngga monoton di drama rumah tangga dan percintaan...
Susana Dewi
good
Luluk Luk
Brian kok namanya jadi Adrian tor?suaminya Aya kan Brian,salah ketik ya tor?
Luluk Luk
JD bucin sekarang si bryan
Luluk Luk
JD bucin sekarang si bryan
Herta Siahaan
wah untung Lisa nggak salah pilih ternyata oh ternyata Dimas dah menikah..... dia jg berbohong Lisa....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!