NovelToon NovelToon
Perfect Ketos

Perfect Ketos

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Yasmin Dwi

Shani Aira Natio, gadis lemah lembut yang begitu di gemari oleh seluruh orang di sekolah berkat citra baiknya itu ia berhasil menjabat sebagai ketua osis di sekolah nya, Pelita Bangsa. selain itu Shani juga sangat pintar walaupun dia bisa belajar seperti orang orang umum nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

00

" Terimakasih atas traktiran nya mas," Shafira tersenyum begitu kepada laki laki di depannya bernama Pradipta yang merupakan kuasa hukum sekaligus bos nya di perusahaan tempatnya bekerja.

" Sama sama Fira, oh ya bagaimana dengan Shani? Apakah dia sudah tahu tentang perceraian mu?" saat ini Shafira dan Pradipta tengah menikmati makan malam mereka setelah sibuk dengan pekerjaannya tadi sore.

" Shani sudah tahu mas, dari awal memang Shani sendiri yang meminta saya untuk segera cerai," Pradipta mengangguk, " Oh ya bagaimana ponsel mu? sudah ada sinyal?" Shafira teringat tadi sore di tempat kerja ponselnya kehilangan sinyal jadi ia tidak fokus pada ponsel.

" sebentar ya mas," Shafira mengeluarkan ponselnya pada tas dan melihat riwayat telpon yang tak terjawab dari putrinya, Shafira menekan tombol telpon pada nomor sang putri tapi tak ada balasan.

Lalu Shafira membuka pesan masuk dari teman putrinya itu.

...Ara teman Shani...

[Picture]

bunda, Cici di pukuli ayahnya

sekarang lagi jadi Shaira

tubuhnya memar dan sekarang

aku bawa Cici ke rumah sakit

kalau bunda udah aktif tolong

respon ya Bun, soalnya udah

3 jam Cici ga balik masih Shaira

tangan nya bergetar melihat foto yang di kirim oleh Ara, putrinya begitu miris dengan luka lebam sekujur tubuh hingga sudut bibirnya pun mengeluarkan darah yang mulai mengering.

" Fir? Kenapa?" Pradipta khawatir melihat Shafira yang sudah ingin menangis dan tangan nya pun gemetaran, " kenapa?" Pradipta bangkit dari duduknya untuk mendekati si karyawannya.

" Shani mas," Shafira memberikan foto Shani, " Astaga tuhan," Pradipta sangat prihatin melihat kondisi Shani yang di bilang buruk itu, " Aku mau pulang mas, aku ga mau jauh dari anak aku," Shafira menangis lalu Pradipta memeluk Shafira berniat untuk menenangkan wanita itu.

Shafira menangis sejadi jadinya, dadanya begitu sakit melihat putri satu satunya harus terkapar dengan kondisi fisik yang begitu parah apalagi kata Ara, Shani sudah 3 jam tidak muncul.

Shafira begitu takut, ia takut jika kejadian buruk 1 tahun lalu terjadi kembali dimana Shani tidak muncul selama 1 bulan karena Shani belum bisa mengontrol dirinya dan keterpurukannya.

" Kita pulang ya, " Shafira mengangguk, Pradipta langsung membawa Shafira ke hotel tempat mereka menginap dan Shafira langsung mengemas barang barang bawaannya, Pradipta pun juga sama berhubung pekerjaan mereka sudah selesai disini.

habis berkemas Shafira dan Pradipta pun langsung ke Bandara untuk pulang, Shafira tak berhenti untuk mendoakan kondisi sang putri yang sedang berada di rumah sakit itu.

...ʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔ...

" Cici, cepat kembali ya," Ara menggenggam tangan Shani yang tengah tertidur itu, saat sampai di rumah sakit Shani langsung ditangani oleh tenaga medis.

Ara melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi, Ara tak bisa pulang sebelum Shani ada yang menemani.

Drittt...

Drittt...

Drittt...

Ara mengangkat telpon masuk pada ponselnya.

" Halo bunda,"

^^^" Halo Ara, kalian sekarang di^^^

^^^rumah sakit mana?"^^^

" Hermina Bun,"

^^^" Yaudah, bunda otw kesana ya,"^^^

" bunda udah pulang?"

^^^" iya, bunda baru landing, tunggu ya,"^^^

Tuttt...

Telpon terputus, Ara menghela nafas lega akhirnya ada yang menjaga Shani selain dirinya karena mau gimana pun Ara butuh istirahat tapi dia tidak bisa tidur karena kepikiran jika Shani terbangun nanti.

Ara menatap wajah teduh Shani yang begitu banyak memar, " Ci, ayah jahat banget ya sama kamu, kuat ya ci," Ara mengecup tangan Shani.

Dunia begitu berat untuk anak perempuan seperti Shani, ayahnya terlalu jahat untuk putrinya yang memiliki hati selembut sutra itu padahal Shani merupakan anak yang penurut dan tidak pernah membantah karena rasa tidak enak pada dirinya begitu besar.

Jika saja ayahnya tidak seperti itu mungkin saat ini Shani tumbuh sebagai gadis paling ceria dan tidak memiliki gangguan mental bahkan mengetahui siapa identitas aslinya tanpa memiliki kepribadian ganda.

Ara terus melihat jam yang berputar, ia berharap pagi segera tiba agar Shani bangun dan Ara akan memohon untuk Shani kembali karena hanya dengan cara itu lah untuk menarik Shani bangun dari tidur panjangnya di ruang hati sana.

Tokkk...

tokkk...

tokkk...

Ara berjalan ke arah pintu dan mengintip dari celah kecil di pintu untuk melihat siapa yang datang, " Bunda," Ara membuka pintu lalu memeluk Shafira yang baru saja sampai bareng Pradipta.

" bunda, Cici," Shafira mengangguk mengelus kepala Ara, Ara sudah di anggap anak nya oleh Shafira karena memang dari kelas 10 teman Shani yang suka main kerumah adalah Ara si anak manja yang butuh sosok kakak seperti Shani.

Shafira, Pradipta, dan Ara pun masuk baru melihat putrinya terbaring Shafira sudah mengeluarkan air matanya begitu deras dan saat mendekatinya melihat bagaimana lebam begitu banyak di wajah putrinya membuat Shafira gemetaran.

Shafira bersumpah, hatinya begitu sakit melihat anak anaknya terluka oleh pria yang tak pantas di sebut ayah itu, ia tidak akan melepaskan Hermansyah begitu saja nanti setelah perceraian.

Shafira tak masalah jika dirinya yang harus terluka tapi jangan putrinya, ia sudah kehilangan putra nya dan tidak akan pernah mau kehilangan putrinya.

......................

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!