Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Apakah Ini Karma
Ternyata waktu begitu cepat bergulir, 6 tahun sudah berlalu. Setelah perceraiannya dengan Sita, Dani langsung mendaftarkan pernikahannya ke KUA. Mauren begitu senang karena cita-citanya menjadi nyonya Dani Atmaja akhirnya terkabul dan menyingkirkan Sita juga terlaksana.
Mauren begitu posesif terhadap Dani semenjak menikah walau pernikahan mereka masih siri saat itu. Bahkan mauren sama sekali tidak mengijinkan Dani melihat anaknya saat Sita melahirkan. Dan entah kenapa Dani begitu patuh dengan setiap permintaan mauren.
Selama 6 tahun menikah dengan Mauren Dani tidak pernah merasakan kebahagiaan. Setiap hari hanya diisi dengan pertengkaran. Mauren selalu posesif dan cemburu yang berlebihan.
Setiap Dani meeting dengan klien perempuan Mauren pasti curiga, itu membuat Dani jengah. Dulu Sita tidak seperti itu, itu yang selalu dalam pikiran Dani.
Mauren juga tidak pernah melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Untuk sekedar menyiapkan pakaian ganti saja Mauren tidak mau, apalagi memasak ia sama sekali tidak mau.
"Ren, bisakah kau membuatkan aku kopi. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku butuh kopi agar mataku tetap segar." Pinta Dani kepada Mauren.
"Minta sama Susi aja. Biasanya juga susi yang membuatkanmu kopi. Aku tidak bisa." Jawab Mauren sambil memoles kukunya.
"Ya sudah bisakah kau buatkan aku camilan?" Dani kembali meminta Mauren untuk melakukan sesuatu untuknya.
"Minta sama susi aja sekalian, kan bisa. Biasanya juga dia kok." Mauren masih enggan bahkan tidak menatap suaminya sama sekali.
"Ren… sebenarnya istriku itu kamu apa Susi. Kenapa semua-mua kebutuhanku Susi yang menyiapkannya!!"
"Dan.. Kamu tau aku tidak bisa melakukan itu. Lagian aku istrimu bukan babu mu. Terus untuk apa Susi di gaji kalau untuk tidak melakukan pekerjaannya."
"Ya Allaah Mauren, kita menikah sudah 6 tahun ren, 6 tahun dan alasan mu selalu sama. Tidak bisa melakukannya. Apakah kamu ini keledai yang tidak bisa belajar."
"Sudah Dan cukup.. nggak usah sok-sok an nyebut kamu...Itu… Selalu itu saja yang kau ributkan. Ada pembantu juga kenapa aku harus repot."
"Ren… Dulu Sita meskipun ada pembantu dia tetap memasak untukku, menyiapkan semua keperluanku. Tidak sepertimu ini tidak ada perhatian-perhatiannya dengan suami."
"Sita… Sita… Sita… Selalu dia yang kamu sebut. Kamu selalu membandingkan aku dengan nya. Dan aku jauh lebih baik dan cantik daripada dia. Dia bisa melakukan semua itu karena memang jiwa nya jiwa babu."
"Cukup… asal kamu tau ren, kamu tidak lebih baik daripada Sita dan kamu tidak bisa dibandingkan dengannya. Tidak sedikitpun!!!!"
Dani kesal sampai ke ubun-ubun, ia pun kemudian pergi keluar. Sungguh ia sangat tidak betah berada di rumah. Dani berharap pernikahannya dengan Mauren akan menjadi pernikahan yang membahagiakan, tapi ternyata semua itu hanya sebatas khayalannya. Mauren berubah saat mereka mendapatkan buku nikah. Saat belum resmi secara negara mauren selalu bersikap lembut, mengantar dan menyapa Dani saat berangkat dan pulang kerja, selalu menunggu Dani saat makan malam, bahkan ia akan memijat Dani jika Dani mengeluh lelah. Namun semuanya hilang setelah mereka menikah resmi secara negara. Mauren mulai memperlihatkan wujud aslinya. Dia gemar berbelanja bahkan mempunyai genk sosialita, tidak peduli tentang keperluan Dani. Mauren akan makan malam lebih dulu jika Dani pulang telat sedikit saja. Dia pun selalu tidur lebih dulu dan bangun siang sehingga tidak pernah menyiapkan baju kerja Dani. Dan yang paling membuat jengah yakni Mauren selalu cemburu dengan rekan kerja Dani yang perempuan.
"An… kamu tolong ke sini. Aku di Star Club." Dani menelpon sang asisten, Anton.
"Ya Tuan. Saya akan segera ke sana."
Anton yang baru saja akan mengganti bajunya dengan piyama pu urung. Ia meletakkan kembali piyamanya ke atas kasur lalu menyambar jaket dan kunci mobil kemudian dengan cepat melesat ke Star Club. "Heh… pasti ribut lagi. Dan selalu aku yang kena getahnya. Apes…" Ucap Anton sambil mengemudi.
Sampai di Star Club Anton melihat Dani udah banyak minum gelas b*r. Tampak beberapa wanita mendekatinya tapi semuanya ditepis oleh Dani bahkan ia memaki-maki wanita itu.
"Pergi … ngapain kesini. Dasar jalang… murahan…"
Anton yang melihat pemandangan itu sudah tidak terkejut, selama 2 tahun terakhir ini Dani sering pergi ke club. Hal itu biasanya dilakukan setelah bertengkar dengan Mauren.
Anton mendekati tuannya dan duduk di samping tuannya itu.
"Eh… kau sudah datang An, sini temani aku minum."
"Tidak Tuan, terimakasih saya nanti harus mengemudi."
"Hah…. Apakah ini karma buatku ya An karena dulu nyelingkuhin Sita, sekarang istriku itu nggak ada bakti-baktinya sama suami. Kerjanya cuma dandan, belanja, terus kumpul-kumpul sama gengnya. Diminta buat punya anak katanya belum siap, takut badannya jelek… Hadeewh emang aku nikahin model. Kalo model mah pantes ngomong gitu karirrrrr lha ini ibu rumah tangga kok."
Anton diam saja mendengar keluh kesah Dani, pasalnya bukan hanya sekali dua kali saja dia seperti itu tapi setiap kali minum pasti begitu jadi Anton sudah hafal.
"An… anton…"
"Ya tuan…"
"Kamu kok diem aja. Nggak asik tauuuk. Eh iya An, gimna aya kabar Sita dan anakku hahahaha apakah aku berhak memanggilnya dengan sebutan anakku sedangkan aku nggak pernah sekalipun menanyakan keadaannya. Bahkan dia lahir aja aku nggak tau. Anakku laki atau perempuan ya An. Kalau perempuan pasti cantik seperti Sita dan kalau laki aku harap dia juga seperti Sita."
Anton lagi-lagi hanya mendengarkan saja, ia sama sekali tidak ada niat untuk menanggapi ucapan tuannya itu. Namun Anton mendengus melihat tuannya yang bicara panjang lebar hanya saat dia mabuk saja. Melihat Dani sudah ambruk di meja, Anton pun membayar dna menggendong Dani untuk mengantarkan pulang. Tapi kali ini dia akan mengantarkan Dani ke rumah orang tuanya.
Setelah berkendara satu jam Anton pun sampai di rumah orang tua Dani. Ia mengeluarkan Dani dari mobil dan memapahnya.
"Tok… tok… tok…"
Anton mengetuk pintu rumah Wira. Beruntung Wira tadi terbangun jadi langsung membukakan pintu.
"Anton… Dani…!!!" Wira terkejut melihat kondisi putranya itu
"Sebenarnya ada An…"
"Begini Tuan Besar…...tuan Dani selama 2 tahun terakhir ini sering pergi ke club jika habis bertengkar dengan nyonya mauren. Selama ini saya selalu membawa ke rumah lama jika Tuan Dani mabuk. Tapi kali ini saya lancang membawa pulang ke rumah Tuan Besar, saya rasa Tuan Besar harus tau kondisi Tuan Dani yang sebenarnya."
"Baik… terimakasih An, sudah menjaga Dani. Pulanglah istirahat. Besok biar kutanya sendiri kepada Dani."
"Baik tuan saya permisi."
Wira Pun mengangguk lalu pandangannya beralih ke putra semata wayangnya iyu... Mungkin ini balasan dari Allaah untukmu Dan, ucap Wira lirih. Ia pun menaikkan kaki Dani ke sifa agar lebih nyaman tidurnya, ia juga memberikan Dani Selimut tapi Wira tidak memindahkan ke kamar, biar disofa saja, pikirnya.
TBC
Hay readers… happy reading ya, jangan lupa like nya.
Terimakasih
Matursuwun