Cerita ini hanya fiktif belaka, hasil kehaluan yang hakiki dari Author gabut. Silahkan tinggalkan jejak jempol setelah membaca dan kasih bintang lima biar karya ini melesat pesat. Percayalah Author tanpa Readers hanyalah butiran debu.
Siti dan Gandhi tetiba menjadi pasangan nikah dadakan, karena Siti menghindar perjodohan dari sang ayah yang akan di pindah tugas keluar Pulau.
Sebelumnya Siti sudah punya kekasih, tetapi belum siap untuk menikahinya. Jadilah Gandhi yang bersedia di bayar untuk menjadi suami pura-pura hingga Arka siap meminang Siti.
Isi rumah tangga Siti dan Gandhi tentu saja random, isi obrolan mereka hanya tentang kapan cerai di setiap harinya.
Mari kita simak bagaimana akhir rumah tangga Siti dan Gandhi yang sejak awal berniat bercerai. Apakah sungguh berpisah atau malah bucin akut?
Happy Reading All
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2 : LAMAR AKU DONG
“Yakin pak Kombes itu bakalan nerima aku yang hanya berpenghasilan dari ngeband di café? Bukannya anak Kombes mestinya jodohnya minimal dengan perwira ya …?” Arka sudah lama menjalin hubungan dengan Siti, dari awal semester perkuliahannya. Hingga kini Siti sudah di penghujung semester akhir jelang skripsi. Sejauh ini, keluarga Siti tampak welcome pada Arka. Walau kemana-mananya Siti memang selalu di jaga ketat oleh beberpa ajudan yang di siapkan sang ayah untuk menjaga Siti dalam jarak yang tidak dekat, cukup terpantau.
“Ada gitu keharusan anak Polisi wajib di nikahi Perwira?” Siti balik bertanya.
“Gak tertulis sih, hanya tersirat aja, Sayank.” Jawab Arka yang cukup tau diri akan profesinya sebagai seniman.
“Itu Cuma kebiasaan aja, dan gak 100% yank, aku cinta kamu banyak-banyak. Mau dong sehidup semati sama kamu.” Oh … Siti tipe cewek nyablak yak, gak pikir malu atau menjunjung adat ketimuran yang hakiki, di mana wanita harus pandai menyimpan perasannya dan menganut paham, wanita harus menunggu. Tidak berlaku bagi Siti Haurah, baginya Arka adalah lelaki tersempurna dalam hal memanjakannya, memperhatikannya, menyayanginya. Arka selalu mampu mengimbangi setiap emosi jiwanya yang meletup-letup. Bagi Siti, Arka adalah segalanya.
“Banyakan aku sayank. Ku besok ga tau, bisa hidup atau gak, kalo gak berhasil lamar anak Kombes.” Goda Arka dengan rayuan pulau kelapa tetangganya itu.
“Ih ayangku suit banget sih. Buruan lama raku dong.” Rengek Siti sudah kayak minta di beliin gorengan gak tuh.
“Iya, tapi gak besok juga ya Sweety.” Tolak Arka serius.
“Ayank gak cinta Siti?”
“Cinta, banget malah. Tapi ku belum mampu kasih makan kamu yang layak Yank.” Jawab Arka lagi.
“Emang kawin kerjaannya cuma makan? Kita usaha sama-sama Yank.” Cecar Siti sungguh tidak sabar menikah dengan Arka.
“Gak bisa gitu, kamu anak tunggal. Apa-apa terpenuhi dengan cukup bahkan lebih oleh kedua orang tuamu. Aku gak bakalan bisa kayak mereka dalam hal mencukupi kebutuhanmu.” Tolak Arka lagi.
“Jadi fix, aku di tolak nih?”
“Bukan gitu sweety. Aku gak percaya diri aja.”
“Kamu gak cinta aku, Ka.” Ujar Siti menutup sambungan telepon itu dengan perasaan makin dongkol. Tadinya ia ingin mencari ketenangan dari paksaan menikah dari ayahnya. Tetapi bukannya tenang, permintaannya pada Arka justru lebih memperburuk suasana hatinya.
Siti memilih akan keluar rumah saja malam itu. Dengan segala pikiran yang berkecambuk mungkin ia akan pergi ke kost Nira teman dekatnya.
“Siti, papa mau bicara.” Sontak Siti menghentikan langkahnya setelah mendengar suara bariton itu dengan tegas memberikan perintah.
“Iya Pa.” Jawabnya dengan nada takut.
“Duduk.” Perintah Pak Harso ayah Siti dan langsung di lakukannya. Mana berani Siti berkutik.
“Mama udah bilang soal perjodohanmu?” tanyanya dengan nada lembut.
“Iya sudah pa.”
“Kamu gimana?” tanyanya lagi.
“Ya, gak mau lah Pa. Kan Siti sudah lama sama Arka.” Jawab Siti memberanikan diri untuk bersuara,
“Sebenarnya gak harus juga Sit. Hanya Bulan depan Papa pindah tugas, papa di percayakan menjadi Kapolres di daerah Kalimantan. Jadi Papa butuh orang yang bisa papa percaya untuk melindungi kamu, sebab tidak mungkin kamu ikut pindah dengan kuliahmu yang hampir selesai.” Jelas Ayah Siti panjang.
“Siti sudah besar Pa, gak usah di jaga oleh suami juga.” Tolak Siti.
“Maaf Sit, Papa dan mama terlalu sayang kamu.” Mama Siti tiba-tiba muncul di antara Siti dan papanya di ruang tengah.
BERSAMBUNG …
Gimana?
Mau di triple?
Lempar mawar dong
Makasih
ujan ujan gitu, mknya cakit/Grin//Grin/
🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Keren kok alurnya