NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Duchess Pemberani

Reinkarnasi Duchess Pemberani

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:70.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jasmine D'Orland, seorang duchess yang terkenal dengan karakter jahat, dituduh berselingkuh dan dihukum mati di tempat pemenggalan di depan raja, ratu, putra mahkota, bangsawan, dan rakyat Kerajaan Velmord.

Suaminya, Louise, yang sangat membencinya, memenggal kepala Jasmine dengan pedang tajamnya.

Sebelum kematiannya, Jasmine mengutuk mereka yang menyakitinya. Keluarganya yang terlambat hanya bisa menangisi kematiannya, sementara sebagian bersorak lega.

Namun, enam bulan sebelum kematian itu, Jasmine terlahir kembali, diberi kesempatan kedua untuk mengubah nasibnya yang tragis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Yang di Tunggu-tunggu

Jasmine sedang duduk di dekat jendela besar kamarnya, menikmati secangkir teh yang harum bersama Lianne. Angin sepoi-sepoi menghembus lembut, membawa aroma bunga dari taman istana. Jasmine tampak tenang, meski pikirannya sudah membayangkan pesta debutante putri kerajaan Kingswell yang akan berlangsung malam ini.

Lianne menatap Jasmine dengan penuh perhatian. "Yang Mulia, apakah Anda tidak merasa gugup menghadiri pesta nanti? Banyak bangsawan yang akan hadir, termasuk mereka yang biasanya merendahkan Anda."

Jasmine menyesap tehnya dengan santai. "Tidak ada yang perlu digelisahkan. Justru pesta ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa aku sudah tidak sama seperti dulu. Mereka yang pernah meremehkanku akan menyesalinya."

Jasmine meletakkan cangkir tehnya di atas meja kecil. Flo, salah satu pelayannya, masuk ke dalam kamar dengan langkah hati-hati. Ia membungkuk sopan sebelum berbicara. "Yang Mulia, maaf mengganggu waktu Anda. Lady Delisa sudah tiba dan ingin bertemu dengan Anda. Ia membawa sesuatu yang penting."

Jasmine mengangguk ringan. "Suruh dia masuk. Aku ingin melihat apa yang dibawanya."

Flo keluar dari kamar untuk memanggil Lady Delisa. Tak lama kemudian, seorang wanita anggun dengan senyum penuh percaya diri memasuki kamar. Di belakangnya, seorang pekerja membawa sebuah kotak besar yang terbungkus kain halus. Lady Delisa membungkuk hormat. "Salam hormat, Yang Mulia Duchess. Semoga kemuliaan dan kejayaan selalu menyertai langkah Anda."

Jasmine mengangguk singkat, memberi isyarat agar Delisa mendekat. "Lady Delisa, aku berharap kau membawa sesuatu yang sesuai dengan ekspektasiku."

Lady Delisa tersenyum, lalu memberi isyarat pada pekerjanya untuk mendekatkan kotak tersebut. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya yakin Anda akan puas. Gaun ini dirancang khusus sesuai dengan permintaan Anda."

Pekerja itu membuka kotak perlahan, memperlihatkan sebuah gaun berwarna hitam yang tampak memukau meski hanya dalam pencahayaan kamar. Jasmine berdiri dari kursinya dan melangkah mendekat. Ia mengamati gaun itu dengan seksama, detail demi detail. Setiap jahitan, lipatan, dan permata kecil yang menghiasi gaun itu tampak sempurna.

Lianne yang berdiri di samping Jasmine ikut terpesona. "Yang Mulia, gaun ini benar-benar luar biasa. Lady Delisa, Anda memang seorang desainer terbaik yang aku tau."

Jasmine menyentuh kain gaun itu dengan lembut. Bahannya ringan namun tampak mewah. Detail di bagian pinggang dan leher sangat menarik. "Lady Delisa, kau telah melampaui ekspektasiku. Gaun ini sempurna."

Lady Delisa tersenyum bangga. "Terima kasih atas pujiannya, Yang Mulia. Pasti Anda nanti terlihat paling menonjol di pesta nanti malam."

Jasmine menatap Delisa dengan penuh arti. "Kau sudah melakukan pekerjaan yang baik. Aku akan mengenakan gaun ini di pesta debutante putri Kingswell nanti. Sekarang, Duduklah lady, kita minum teh dahulu. Pasti kamu haus di perjalanan bukan?" ucap Jasmine dan di angguki oleh Lady Delisa.

Jasmine duduk di kursinya yang empuk di ruang tamu kecil, memandang Lady Delisa yang tengah bersiap menjawab pertanyaan darinya. Teh hangat tersaji di meja kecil di antara mereka, sementara sinar matahari menerobos jendela, memberikan suasana hangat pada ruangan itu.

"Bagaimana pembukaan butikmu kemarin? Apakah semuanya berjalan lancar?" Jasmine memulai pembicaraan dengan nada santai tetapi penuh perhatian.

Lady Delisa tersenyum, duduk dengan anggun di kursi di hadapan Jasmine. "Sangat lancar, Yang Mulia. Semua tamu tampak antusias, dan banyak dari mereka langsung membeli gaun-gaun yang telah kami persiapkan untuk acara debutante nanti malam. Saya juga memastikan tidak ada yang memilih gaun yang sama dengan Yang Mulia. Saya sangat menjaga eksklusivitas gaun Anda."

Jasmine mengangguk puas. "Bagus. Aku tidak mau ada yang berani tampil dengan desain serupa. Itu akan merusak citra butikmu, dan tentu saja, citraku."

Delisa tersenyum, sedikit Gugup tetapi penuh rasa hormat. "Benar, Yang Mulia. Itu adalah salah satu prioritas utama saya."

Jasmine menyisip teh, matanya tetap tertuju pada Delisa. "Lalu, bagaimana dengan konsumen yang mungkin datang dengan permintaan khusus? Apakah kau akan menerima pesanan sesuai keinginan mereka?"

"Tentu saja, Yang Mulia. Jika mereka datang dengan desain yang spesifik atau meminta gaun yang berbeda dari koleksi kami, saya akan berusaha memenuhi permintaan mereka sejauh kemampuan kami memungkinkan." Delisa menjawab tanpa ragu.

"Bagus. Aku ingin butikmu menjadi butik yang terkenal karena fleksibilitas dan kemampuannya menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen. Kau harus siap menghadapi persaingan yang ketat." Jasmine menyandarkan punggungnya, memberikan pandangan serius kepada Delisa.

Delisa menegakkan punggungnya, menunjukkan keseriusannya. "Terima kasih atas arahan Anda, Yang Mulia. Saya akan memastikan butik ini memenuhi ekspektasi Anda."

Jasmine tersenyum tipis. "Tidak hanya ekspektasiku, Lady. Aku juga akan membantumu mempromosikan butikmu nanti malam di pesta debutante. Aku ingin semua orang tahu bahwa gaun yang kubeli berasal dari butikmu. Itu akan memberi dampak besar pada reputasimu."

Delisa tampak sangat terkejut sekaligus terharu. "Yang Mulia, itu terlalu baik. Saya benar-benar tidak tahu harus berkata apa."

Jasmine melambaikan tangannya dengan santai. "Tidak perlu berlebihan. Ini juga untuk kepentinganku. Jika butikmu sukses, itu berarti aku telah membuat investasi yang tepat. Lagipula, aku senang melihat kerja kerasmu membuahkan hasil."

Delisa menunduk hormat, matanya berkaca-kaca. "Terima kasih banyak, Yang Mulia. Saya tidak akan pernah melupakan dukungan Anda. Saya akan bekerja lebih keras lagi untuk membuktikan bahwa kepercayaan Anda tidak salah tempat."

Jasmine menyipitkan matanya sedikit, memberikan senyuman kecil yang penuh makna. "Pastikan kau melakukannya dengan baik, Lady."

"Tentu saja, Yang Mulia. Saya tidak akan mengecewakan Anda." Delisa menjawab dengan nada penuh keyakinan.

Setelah beberapa saat berbincang hangat, Jasmine memberi isyarat kepada Lianne untuk membawa satu kantong kecil berisi emas." Ini untukmu, Lady. Sebagai ucapan terima kasih karena telah membuat gaun yang sempurna untukku. Anggap saja ini sebagai bonus kecil."

Delisa terkejut, tetapi ia segera mengambil kantong itu dengan kedua tangannya dan membungkuk hormat. "Terima kasih, Yang Mulia. Saya benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi. Anda sangat murah hati."

Jasmine melambaikan tangannya dengan santai. "Tidak perlu berterima kasih berlebihan. Anggap saja ini bagian dari kerja sama kita."

Delisa berdiri setelah membungkuk sekali lagi. "Kalau begitu, saya pamit, Yang Mulia. Pekerja saya sudah menunggu di luar. Terima kasih sekali lagi atas semua yang telah Anda lakukan untuk butik ini."

Jasmine mengangguk ringan. "Pergilah. Jangan lupa untuk terus bekerja keras. Aku akan mengawasi perkembanganmu."

Delisa tersenyum sambil melangkah mundur, memberikan penghormatan terakhir sebelum pergi bersama pekerjanya. Lianne menutup pintu di belakang mereka, lalu kembali ke sisi Jasmine. "Yang Mulia, Anda benar-benar memberikan banyak dukungan untuk Lady Delisa. Itu pasti akan sangat membantu usahanya."

Jasmine menyandarkan tubuhnya dengan santai di kursi. "Aku punya alasan untuk melakukannya. Dia bisa menjadi salah satu pengusaha gaun terbaik di kerajaan ini. Itu juga akan menguntungkanku di masa depan."

Tak berselang lama, Flo datang kembali memberitahukan jika ada Tuan Bastian yang datang. Duchess Jasmine meminta nya untuk masuk.

Bastian masuk dengan penuh rasa hormat ke ruang tamu pribadi Duchess Jasmine, diikuti oleh seorang pekerja yang membawa kotak berukuran sedang dengan hati-hati. Jasmine sedang duduk dengan anggun di kursinya, ditemani Lianne yang berdiri di belakangnya. Begitu Bastian tiba, ia membungkuk hormat. "Salam hormat, Yang Mulia Duchess. Semoga kemuliaan dan kejayaan selalu menyertai langkah Anda."

Jasmine mengangguk ringan, memberikan isyarat agar Bastian mendekat. "Apa yang kau bawa untukku, paman Bastian? Apakah perhiasan kepala itu sudah selesai?"

Bastian tersenyum penuh keyakinan. "Ya, Yang Mulia. Saya yakin Anda akan sangat puas. Kami telah mengerjakannya dengan sepenuh hati. Silakan lihat sendiri." Bastian memberi isyarat kepada pekerjanya, yang segera membuka kotak itu dengan hati-hati. Di dalamnya terdapat perhiasan kepala yang sangat indah, dihiasi permata garnet merah yang bersinar dalam pencahayaan ruangan.

Jasmine berdiri dan mendekat untuk melihat lebih jelas. Ia mengamati setiap detail dengan cermat. "Perhiasan ini sangat cantik. Desainnya sederhana, tetapi memancarkan keanggunan yang luar biasa. Kau telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, Paman Bastian."

Bastian terlihat lega dan senang mendengar pujian itu. "Terima kasih, Yang Mulia. Saya senang Anda menyukainya."

Jasmine mengangguk, lalu kembali duduk. Namun, sebelum Bastian pergi, ia memberikan isyarat kepada pekerjanya untuk menyerahkan satu kotak lagi. "Yang Mulia, ini hadiah kecil dari kami. Batu garnet merah yang Anda bawa ternyata cukup untuk membuat satu set perhiasan tambahan. Jadi, kami memutuskan untuk membuatkan kalung, anting, dan cincin yang sederhana tetapi tetap elegan. Silakan lihat."

Jasmine membuka kotak itu perlahan, dan matanya membesar saat melihat isinya. Set perhiasan itu benar-benar memukau, dengan desain yang simpel tetapi sangat menarik. "Kau bahkan membuatkan satu set tambahan? Aku tidak menyangka batu itu cukup untuk semuanya. Ini benar-benar indah."

Bastian membungkuk dengan rasa hormat. "Kami hanya ingin menunjukkan apresiasi kami atas kepercayaan Anda kepada pabrik kecil kami, Yang Mulia. Garnet merah yang Anda bawa adalah salah satu bahan terbaik yang pernah kami kerjakan. Kami merasa terhormat mendapat kesempatan ini."

Jasmine tersenyum tipis, lalu menoleh ke arah Lianne. "Bawa dua kantong emas yang sudah kusiapkan sebelumnya. Yang satu kecil, dan yang satu lagi besar."

Lianne segera meninggalkan ruangan dan kembali beberapa saat kemudian dengan dua kantong emas yang diminta. Jasmine mengambil kantong kecil itu terlebih dahulu dan menyerahkannya kepada Bastian. "Ini untuk membayar perhiasan yang paman buat. Aku sangat puas dengan hasilnya."

Bastian menerima kantong kecil itu dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Yang Mulia. Pembayaran ini lebih dari cukup. Kami sangat menghargainya."

Namun, Jasmine belum selesai. Ia mengambil kantong emas yang lebih besar dan menyerahkannya kepada Bastian. "Ini adalah investasi awal dariku untuk pabrikmu. Aku ingin kau menggunakan uang ini untuk memperluas pabrikmu, membeli alat yang lebih baik, dan meningkatkan kualitas produksimu. Aku percaya kau mampu mengelola ini dengan baik."

Bastian terkejut, matanya membulat saat melihat kantong emas yang besar itu. "Yang Mulia, ini... saya tidak tahu harus berkata apa. Ini terlalu besar. Saya bahkan tidak pernah membayangkan menerima investasi sebesar ini."

Jasmine menatapnya dengan tegas tetapi tenang. "Aku tidak memberikan ini tanpa alasan. Aku melihat potensi besar dalam pabrikmu, paman. Aku ingin pabrik ini menjadi terkenal di seluruh kerajaan. Tapi ingat, paman Bastian, aku tidak hanya mengharapkan hasil. Aku juga akan memantau perkembanganmu. Jangan membuatku kecewa."

Bastian mengangguk berulang kali, suaranya bergetar karena emosi. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya berjanji akan bekerja keras untuk memenuhi harapan Anda. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini."

Jasmine melanjutkan, suaranya lebih lembut. "Ada satu hal lagi yang ingin kukatakan. Aku akan menyediakan pasokan garnet merah untuk pabrikmu dengan harga yang jauh di bawah pasaran. Ini untuk membantumu menghasilkan perhiasan yang lebih terjangkau tetapi tetap berkualitas tinggi."

Bastian menatap Jasmine dengan penuh kekaguman. "Garnet merah? Yang Mulia, dari mana Anda akan mendapatkan pasokan sebanyak itu? Bukankah garnet merah sangat langka?"

Jasmine tersenyum tipis, tatapannya penuh rahasia. Itu bukan urusanmu untuk saat ini. "Yang perlu paman tahu adalah bahwa pasokan itu akan tiba tepat waktu. Aku akan mengirimkannya seminggu lagi. Pastikan paman siap menerimanya."

Bastian tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya, tetapi ia tidak berani bertanya lebih jauh. "Tentu, Yang Mulia. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi kami."

Jasmine mengangguk dengan puas. "Baiklah, kalau begitu. paman boleh pergi sekarang dan persiapkan pabrikmu. Ingat, paman Bastian, aku ingin melihat pabrik ini tumbuh menjadi sesuatu yang lebih besar."

Bastian membungkuk dalam-dalam sebelum meninggalkan ruangan. "Terima kasih, Yang Mulia. Saya tidak akan mengecewakan Anda. Semoga kemuliaan dan kejayaan selalu menyertai langkah Anda."

Jasmine menyesap teh terakhirnya, Jasmine tersenyum tipis, Ini hanya salah satu bagian dari rencananya untuk membuat namanya tinggi dan di kenal banyak orang. Bukan sebagai Duchess Clair. Tapi sebagai pribadi Jasmine.

1
Narti Narti
selalu mengesankan thor lanjut
Narti Narti
AQ hadir thor, semoga sehat selalu
Rossy Annabelle
rasanya tuh pengen nonjok q😬
Moh Rifti
next.../Determined//Determined//Kiss//Kiss//Kiss/
Ayu Septiani
good job Jasmine..... lawan terus argumen dari louise. egonya terlalu tinggi
Ayu Septiani
louise memang bodoh. matahatinya buta tidak bisa melihat kebenaran
ika yanti naibaho
terima kasih up nya/Smile/
ika yanti naibaho
next ya kak terima kasih up nya
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Chen Nadari
wahh ketemu karya baru mu Thor... sukses sll/Kiss/
Grey
lanjuttt kak, semangat
Dinda Siti
geram sekali aku thor bacanya, bikin si louise menyesal thor, jangan sampai si jasmine luluh sama dia thor/Angry//Angry//Angry//Angry/
Poniti
lanjuuuuttttyy
DC
Masih bodoh ternyata Louise
Wulan Bahrain
,manrap jasmin
Etty Rohaeti
lanjut
kaylla salsabella
sabar ya ..sabar Duke i
Wahyuningsih
Mantap thor d tnggu upnya kmbli jgn lma2 upnya yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu sellu 💪💪💪💪❤️❤️❤️
Siji Bae11
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!