NovelToon NovelToon
Jejak Naga Langit

Jejak Naga Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:648
Nilai: 5
Nama Author: HaiiStory

"Ada rahasia yang lebih dalam dari kegelapan malam, dan ada kisah yang lebih tua dari waktu itu sendiri."

Jejak Naga Langit adalah kisah tentang pencarian identitas yang dijalin dengan benang-benang mistisisme Tiongkok kuno, di mana batas antara mimpi dan kenyataan menjadi sehalus embun pagi. Sebuah cerita yang mengundang pembaca untuk menyesap setiap detail dengan perlahan, seperti secangkir teh yang kompleks - pahit di awal, manis di akhir, dengan lapisan-lapisan rasa di antaranya yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang cukup sabar untuk menikmatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaiiStory, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin yang Berbisik

Kata-kata Liu Shan tentang cermin dan naga menggantung di udara seperti kabut pagi yang enggan pergi. Mei menatap pemuda itu lekat-lekat, mencari tanda-tanda kebohongan atau kebingungan di wajahnya. Yang dia temukan hanyalah ketakutan murni dan kebingungan yang tulus.

"Duduklah," Mei menunjuk ke kursi di dekat jendela. Di luar, langit senja telah sepenuhnya berganti menjadi malam, dan bulan perlahan-lahan mulai bersembunyi di balik awan-awan gelap. "Ceritakan semuanya dari awal."

Liu Shan duduk dengan gugup, tangannya yang gemetar memainkan ujung lengan bajunya yang mulai lepas jahitannya. "Setelah meminum teh tadi pagi, saya pulang seperti biasa untuk mengantar susu. Tapi di tengah jalan, semuanya mulai terasa... berbeda. Bayangan-bayangan tampak lebih dalam, suara-suara terdengar lebih jernih. Dan kemudian, saat saya melewati cermin tua di toko Nyonya Wu..."

"Cermin apa?" Mei menahan napas. Sesuatu dalam nada suara Liu Shan membuat bulu kuduknya meremang.

"Cermin perunggu tua yang selalu ada di sana. Yang katanya dibawa dari ibu kota lama ratusan tahun lalu." Liu Shan menelan ludah. "Saya sudah melewatinya ribuan kali, tapi hari ini... hari ini pantulannya berbeda."

"Berbeda bagaimana?"

"Bayangan saya... bukan saya. Maksud saya, itu masih saya, tapi saya yang... berbeda. Saya memakai pakaian kuno, seperti yang ada dalam lukisan-lukisan tua. Dan di belakang saya..." Liu Shan berhenti sejenak, matanya terpejam seolah mencoba mengingat sesuatu yang sangat sulit untuk diingat. "Di belakang saya berdiri seseorang yang sangat mirip dengan tuan Wei An, tapi dia juga memakai pakaian kuno. Dan matanya..."

"Seperti mata naga," Mei menyelesaikan kalimatnya.

Liu Shan mengangguk perlahan. "Tapi bukan hanya itu. Dalam pantulan itu, saya melihat ruangan ini—kedai teh ini. Tapi bukan seperti sekarang. Dindingnya dipenuhi tulisan-tulisan kuno yang bersinar, dan di tempat lukisan naga itu..." dia menunjuk ke dinding, "ada sebuah cermin besar yang menampilkan pemandangan yang tidak ada di dunia ini."

Mei merasakan tanda di pergelangan tangannya berdenyut pelan. Dia berjalan ke arah lukisan naga dan mengamatinya lebih dekat. Dalam keremangan cahaya lilin, dia bisa melihat bahwa cat yang membentuk sisik-sisik naga itu memiliki tekstur yang aneh—seperti logam yang ditempah dengan sangat halus.

"Shan," Mei berkata perlahan, "apa yang kau ketahui tentang Kuil Naga Tidur?"

"Hanya cerita-cerita tua yang diceritakan para tetua. Katanya, ratusan tahun lalu, kuil itu adalah tempat para pendeta naga melakukan ritual mereka. Tapi suatu malam, semua pendeta menghilang tanpa jejak, meninggalkan kuil dalam keadaan terkunci rapat." Liu Shan terdiam sejenak. "Tapi dalam mimpi saya tadi... saya melihat kuil itu masih utuh dan aktif. Dan di dalamnya..."

Sebelum Liu Shan bisa menyelesaikan kalimatnya, suara lonceng dari kuil kembali terdengar—kali ini lebih keras dan lebih jelas dari sebelumnya. Bersamaan dengan itu, lukisan naga di dinding bergetar pelan, dan untuk sesaat, Mei yakin dia melihat sisik-sisik dalam lukisan itu bergerak seperti air yang mengalir.

"Amplop itu," Liu Shan tiba-tiba berkata, matanya terfokus pada laci tempat Mei menyimpan amplop dari Wei An. "Dalam mimpi saya, Anda membukanya saat bulan sepenuhnya tertutup awan, dan ketika Anda melakukannya..."

"Apa yang terjadi?" Mei bertanya, meski sebagian dari dirinya tidak yakin ingin mendengar jawabannya.

"Dunia berubah," Liu Shan berbisik. "Atau mungkin... kita yang melihat dunia yang sebenarnya."

Mei berjalan ke laci dan mengeluarkan amplop itu. Dalam cahaya lilin yang bergoyang, segel lilinnya tampak berkilau dengan cara yang tidak natural. Dia mengangkatnya ke arah cahaya, mencoba melihat isinya, tapi yang terlihat hanyalah bayangan-bayangan yang tampak bergerak dengan sendirinya.

"Ada yang aneh dengan teh yang Anda berikan pada saya tadi pagi," Liu Shan melanjutkan. "Bukan hanya mimpi itu... tapi sejak meminumnya, saya mulai melihat hal-hal yang seharusnya tidak ada. Seperti tulisan-tulisan kuno yang muncul di dinding-dinding tua, atau bayangan-bayangan yang bergerak melawan arah cahaya."

"Dan air yang mengalir ke atas?" Mei bertanya pelan, mengingat apa yang dia lihat di sumur belakang.

Liu Shan tersentak. "Bagaimana Anda tahu?"

Sebelum Mei bisa menjawab, sesuatu yang aneh terjadi dengan buku catatan resep teh di atas meja. Halaman-halamannya mulai membalik dengan sendirinya, berhenti di sebuah halaman yang Mei yakin tidak pernah ada sebelumnya. Di sana, tertulis dalam tulisan tangan yang sangat mirip dengan tulisan ibunya:

"Lima cermin untuk lima naga Lima kunci untuk lima gerbang Saat bulan bersembunyi dalam kegelapan Rahasia yang tertidur akan terbangun kembali"

"Itu tulisan ibu saya," Mei berbisik, tangannya gemetar saat menyentuh halaman itu. "Tapi ini tidak mungkin. Ibu meninggal saat saya masih kecil, sebelum dia sempat menulis apapun dalam buku ini."

Liu Shan bangkit dan berjalan ke arah jendela, matanya terfokus pada kuil di kejauhan. "Nona Mei," dia berkata dengan suara yang berubah serius, "saya rasa kita perlu membicarakan tentang apa yang sebenarnya terjadi lima ratus tahun lalu di Kuil Naga Tidur."

"Apa maksudmu?"

"Dalam mimpi itu, saya tidak hanya melihat masa lalu atau masa depan. Saya melihat kebenaran." Liu Shan berbalik menghadap Mei, dan dalam cahaya lilin yang redup, matanya tampak lebih tua dan lebih bijak dari yang seharusnya. "Tentang mengapa para pendeta naga menghilang. Tentang mengapa air di sumur belakang berbeda. Dan tentang siapa sebenarnya Wei An."

Tepat saat itu, angin kencang bertiup masuk melalui jendela yang tertutup, memadamkan semua lilin dalam sekejap. Dalam kegelapan total yang mengikuti, Mei bisa mendengar suara-suara bisikan dalam bahasa kuno yang tidak dia kenal, tapi entah bagaimana bisa dia pahami:

"Penjaga telah kembali. Segel akan segera pecah. Lima cermin harus dipersatukan sebelum bulan ketiga bersembunyi, atau keseimbangan akan selamanya terganggu."

Ketika lilin-lilin akhirnya berhasil dinyalakan kembali, Liu Shan telah menghilang. Di tempat dia berdiri tadi, hanya tersisa selembar kertas tua dengan gambar sebuah cermin kuno, dan di bawahnya tertulis dalam huruf-huruf yang tampak bergerak-gerak:

"Cermin pertama tersembunyi di tempat di mana air mengalir melawan gravitasi. Temukan dia sebelum fajar, atau kehilangan dia untuk selamanya."

Mei menatap amplop di tangannya, lalu ke arah bulan yang kini hampir sepenuhnya tertutup awan. Dia tahu dia harus membuat keputusan—membuka amplop itu sekarang dan mungkin mengubah segalanya, atau menunggu dan mungkin kehilangan kesempatan untuk mengetahui kebenaran selamanya.

Di pergelangan tangannya, tanda sisik naga itu kini bersinar lebih terang dari sebelumnya, membentuk pola yang tampak seperti peta menuju suatu tempat yang tersembunyi di bawah Kuil Naga Tidur. Dan dari kejauhan, suara lonceng kuil kembali terdengar—kali ini seperti panggilan yang tidak bisa diabaikan

1
muhammad haryadi
Makasih kak
Pisces gemini
semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!