NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat

Pewaris Terhebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:101.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: BRAXX

Datang sebagai menantu tanpa kekayaan dan kedudukan, Xander hanya dianggap sampah di keluarga istrinya. Hinaan dan perlakuan tidak menyenangkan senantiasa ia dapatkan sepanjang waktu. Selama tiga tahun lamanya ia bertahan di tengah status menantu tidak berguna yang diberikan padanya. Semua itu dilakukan karena Xander sangat mencintai istrinya, Evelyn. Namun, saat Evelyn meminta mengakhiri hubungan pernikahan mereka, ia tidak lagi memiliki alasan untuk tetap tinggal di keluarga Voss. Sebagai seorang pria yang tidak kaya dan juga tidak berkuasa dia terpaksa menuruti perkataan istrinya itu.

Xander dipandang rendah oleh semua orang... Siapa sangka, dia sebenarnya adalah miliarder terselubung...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 50 Juta

Suasana ruangan berubah menjadi hening setelah Selene mengucapkan hal tersebut. Napas tertahan, detak jam dinding terdengar lebih keras dari biasanya. Selene, dengan wajah penuh ketegangan, tetap menunduk. Kedua tangannya mencengkeram erat ujung gaunnya, mencoba menenangkan diri dari gemuruh batinnya. Sekalipun berat, ia tahu bahwa kata-kata Evelyn benar. Keluarga ini bisa hancur dalam sekejap jika membuat Govin dan Sophia merasa terhina

"Selene..."suara Declan pecah, pelan namun sarat dengan keterkejutan dan kekecewaan.

Keluarga Voss ikut menunduk di tengah keadaan yang semakin tegang. Mereka menerka-nerka apa yang akan dilakukan Govin dan Sophia setelah ini.

Di sisi lain, Xander berdiri dengan ekspresi puas. Bibirnya melengkung membentuk senyum tipis saat melihat wajah kekalahan, Raven, Victor, Noah, Alex dan sebagian besar anggota keluarga Voss. Terkhusus Declan, ia tersenyum lebar ketika mata mereka bertemu di satu titik. Xander begitu menikmati kekesalan yang ditunjukkan pemimpin keluarga Voss itu.

"Mereka hancur karena tindakan mereka sendiri," gumam Xander dengan senyum tipis, "jika setelah kejadian ini mereka tidak belajar dari kesalahan, maka mereka lebih bodoh dibandingkan meskipun dan hukuman yang akan mereka terima lebih berat dibandingkan hukuman yang akan mereka dapatkan sekarang."

Declan mengepalkan tangan kuat-kuat untuk mendorong amarahnya agar tidak tampak ke permukaan meski sebagai dampaknya ia merasakan dadanya sangat sesak dan napasnya tersengal-sengal.

Declan benar-benar mengumpat Xander dengan seluruh kosakata kasar dan kutukan yang dimilikinya di dalam hati. la benar-benar merasa terhina jika ia sampai kalah telak dari seorang sampah tak berguna seperti Xander, terlebih di depan Govin dan Sophia yang merupakan sosok penting di perusahaan Phoenix Vanguard.

Declan juga tidak sependapat dengan tindakan yang dilakukan Selene saat ini. Hanya saja, setelah memikirkan ulang beberapa kali, tindakan Selene setidaknya tidak membuat keluarganya lebih terhina di depan Govin dan Sophia. Dengan kata lain, menambah hukuman yang akan keluarga Voss terima.

Sementara itu, Selene, meskipun tampak goyah, mencoba mengangkat wajahnya dengan penuh keberanian. Dengan napas yang bergetar, ia berbicara lagi, "A-aku benar-benar terkejut ketika tabrakan itu terjadi. Bahkan perasaan itu masih terasa hingga saat ini. Aku sama sekali tidak bermaksud menuduh Xander melakukan tindakan pelecehan padaku."

Ia berhenti sejenak, mengatur napas, lalu melanjutkan. "Aku hanya syok... saat dia tiba-tiba menolongku agar aku tidak terjatuh. Jujur saja, hubunganku dengan Xander selama ini tidak terlalu baik, jadi aku merasa tidak nyaman ketika harus berdekatan secara fisik dengannya."

Govin dan Sophia tetap diam, menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Tuan Govin, Nona Sophia," suara Selene semakin terdengar rapuh, "ayahku dan sepupu-sepupuku mungkin sedikit emosi sehingga mereka bereaksi berlebihan. Tapi aku yakin, mereka tidak bermaksud menyudutkan Xander atau menyakitinya."

Declan tampak ingin memotong ucapan Selene, tetapi tatapan tajam Govin membuatnya kembali membisu.

"Dan terkait masalah CCTV yang dimanipulasi seperti penjelasan Robbins," lanjut Selene dengan nada ragu, "aku ingin percaya bahwa keluargaku tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

Kemudian, Selene membungkukkan badannya dalam-dalam. "Aku benar-benar meminta maaf karena sudah menjadi sumber kekacauan malam ini. Aku dan semua anggota keluargaku Voss berjanji, masalah seperti ini tidak akan terulang lagi di kemudian hari."

Ada perasaan lega yang Selene rasakan setelah mengatakan hal tersebut meski di saat yang sama ia merasa begitu bodoh. Ketika akan menegakkan tubuh kembali, ekor matanya tidak sengaja melihat Xander kembali memberi sebuah kedipan pada Govin.

Setidaknya aku sudah melakukan tindakan benar dengan meminta maaf jika pikiran gilaku mengenai Xander yang merupakan atasan Govin benar-benar kenyataan, batin Selene.

Melihat kesungguhan Selene, Declan merasa tersentuh. “Tuan Govin, Nona Sophia, sebagai pemimpin keluarga Voss izinkan saya meminta maaf dari hati yang paling dalam. Aku akan memastikan kejadian ini tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang."

Setelah itu, ia meraih Selene dan memposisikannya di sisinya, ia melanjutkan. "Putriku Selene sungguh memiliki hati yang sangat lapang. Dia bersedia mengakui kesalahan dan meminta maaf. Tidak banyak generasi muda yang memiliki kepribadian seperti yang dimiliki putriku saat ini. Sebagai orang tua, aku merasa bangga atas didikan yang telah aku berikan padanya."

Declan kemudian melangkah maju, ekspresi wajahnya berubah dingin. Ia melirik Xander sejenak sebelum melanjutkan dengan nada emosi. "Tuan Govin dan Nona Sophia, meskipun Selene telah menjelaskan bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman, aku tetap merasa apa yang dilakukan Xander adalah tindakan yang kurang pantas. Untuk itu, tolong tegur dia agar dia tidak melakukan hal serupa di kemudian hari."

Xander membalas tatapan tajam Declan. Kepalan tangannya mengeras bersamaan dengan senyuman tipis yang diberikan pemimpin keluarga Voss itu padanya, la merasa jika Declan benar-benar keras kepala dan tidak tahu malu. Di tengah keadaan yang tengah terpojok, Declan masih mencari celah untuk bertindak semena-mena padanya.

"Mari kita lihat bagaimana kau melewati masalah ini, Declan," lirih Xander seraya memberi tanda pada Govin untuk segera mengakhiri masalah ini secepatnya.

Govin segera menoleh pada Sophia. "Tuan Xander meminta kita untuk mengakhiri hal ini secepatnya. Lakukan dengan segera."

"Baik tuan." Sophia berdiri dengan anggun, tatapannya tertuju pada Selene. "Nona Selene, aku benar benar menghargai keberanianmu untuk berbicara jujur, meskipun sangat terlambat dan masalah ini sudah bergulir dalam waktu cukup lama. Secara pribadi, aku kecewa dengan acara malam ini, karena waktuku yang sangat berharga terbuang dengan percuma, padahal aku diutus oleh pemilik Phoenix Vanguard untuk menilai keluarga Voss secara langsung sebelum tawaran kerja sama diberikan."

Kalimat itu bagaikan palu godam yang menghantam keluarga Voss. Mereka saling melirik, wajah mereka memucat mendengar pengakuan Sophia.

Sophia melanjutkan dengan nada tegas. "Sangat disayangkan, berdasarkan apa yang terjadi malam ini, aku akan melaporkan kepada pemilik Phoenix Vanguard dan mengatakan bahwa keluarga Voss belum siap untuk menerima tawaran kerja sama."

Semua anggota keluarga Voss terperangah ketika mendengar hal itu. Raut penyesalan tampak di wajah mereka, terutama Declan pemimpin utama keluarga.

Declan segera berbicara, “Nona Sophia, ini semua bukan kesalahan kami. Kami melakukan ini semua hanya untuk membela Selene yang sudah dilecehkan oleh Xander.”

Sophia menatap Declan dengan dingin, seolah memotong setiap usaha pembelaannya. "Tuan Declan, putri Anda sendiri sudah mengakui bahwa ini hanya kesalahpahaman Hal itu juga sudah dibuktikan melalui tayangan video. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa Anda seperti ingin menyudutkan Xander dalam masalah ini, padahal Xander membantu Nona Selene dari kecelakaan yang bisa saja terjadi padanya. Sepertinya kebencian yang Anda miliki pada Xander sudah menutup pikiran dan logika Anda, padahal Anda adalah seorang pemimpin yang dilihat dan diikuti tindakannya serta mendengar kata-katanya. Sikapmu menambah daftar dari mengecewakanku malam ini."

Keluarga Voss seperti daun yang berbaring saat ini. Mereka menundukkan wajah dengan sesekali melirik satu sama lain. Tak ada gairah yang mengecewakan mereka.

Declan menggertakkan gigi, mengepal tangan kuat-kuat. Mendengar semua ocehan Sophia benar-benar membuat harga dirinya serasa diinjak-injak. Semua ini jelas bukan salahnya. Masalah ini datang karena si sampah Xander hadir di acara ini. Xander adalah satu-satunya orang yang paling bersalah malam ini.

"Sikapku hanya didorong oleh peranku sebagai seorang ayah yang ingin melindungi putrinya dari orang orang jahat. Aku terlalu terbawa emosi hingga bertindak di luar batas. Tolong maafkan kesalahanku, Nona Sophia. Aku berjanji hal seperti ini tidak akan terjadi lagi dikemudian hari."

Declan tiba-tiba membungkuk. "Sebagai pemimpin keluarga, saya yang akan menanggung semua perintah dan kesalahan ini, Nona. Anggota keluarga Voss sama sekali tidak berdosa dalam hal ini."

Govin, yang duduk di sisi Sophia, memberi isyarat dengan anggukan kecil. Ia berdiri, kemudian menggantikan Sophia untuk berbicara. "Angkat kepalamu, Tuan Declan," perintahnya.

Declan dengan cepat menegakkan tubuh, merauut wajah penuh penyesalan meski hatinya benar-benar dipenuhi amarah saat ini. Ketika mewujudkannya tak sengaja bertemu dengan Xander yang tengah tersenyum tipis, emosinya benar-benar hampir menguasai seluruh dirinya

"Tuan Declan," Govin melanjutkan dengan nada dingin, "seandainya keluarga Voss bukan keluarga dari Tuan Ethan, aku sudah memerintahkan karyawan ku untuk menutup akses kerja sama keluarga Voss dengan Phoenix Vanguard selamanya."

"Selamanya?" Declan mendadak pucat pasi. Tubuhnya oleng ke samping hingga hampir terjatuh jika tidak segera ditahan oleh Selene dan beberapa anggota keluarga Voss di belakang. Ia hancur dengan ekpektasinya malam ini.

Raven, Victor, Noah, Alex dan anggota keluarga Voss yang lain dibuat tercengang dengan hukuman tersebut meski sedikit bersyukur bahwa hal itu tidak terjadi.

"Aku sudah menduga hal ini akan terjadi," guman Evelyn.

"Sebagai hukuman atas kelalaian yang terjadi malam ini, keluarga Voss akan mendapatkan hukuman berupa penutupan akses kerja sama dengan Phoenix Vanguard dan seluruh anak perusahaannya dalam waktu satu tahun, kecuali jika pemilik Phoenix Vanguard memutuskan untuk menghentikannya," lanjut Govin.

Declan terpejam kuat, kembali mengutuk Xander di dalam hati dengan semua sumpah serapah yang dimilikinya. Sebuah kesempatan emas dan langka melayang begitu saja. Sungguh sial, padahal ia sudah menyiapkan berbagai rancangan terbaik.

"Kami akan menjadikan hal ini sebagai pembelajaran, Tuan." Declan kembali membungkuk dengan perasaan yang sudah hancur lebur. Dunianya terasa runtuh.

Anggota keluarga Voss juga ikut membungkuk.

"Aku rasa masalah ini sudah hampir selesai, kecuali satu hal." Govin menoleh pada Xander dengan anggukan kecil.

Xander tersenyum ketika waktunya sudah tiba.

Declan dan anggota keluarga Voss yang lain perlahan menegakkan tubuh. Mereka saling menoleh seakan bertanya mengenai hal apa yang belum selesai.

"Sesuai dengan peraturan yang berlaku, Phoenix Vanguard akan memberikan perlindungan hukum kepada semua pegawainya tanpa terkecuali. Dalam hal ini, Xander adalah sosok yang sudah sangat dirugikan karena nama baiknya tercemar. Xander memiliki hak untuk melaporkan beberapa anggota keluarga Voss ke penjara atau memaafkan dengan beberapa syarat yang diajukan."

Semua keluarga Voss seketika menoleh pada Xander. Declan, Selene, Raven, Victor, Noah dan Alex benar-benar dibuat mati kutu karena merekalah yang paling vokal dalam menghina dan menyudutkan Xander. Mereka mulai dilanda ketatukan jika Xander akan menendang mereka ke penjara, terlebih pria itu disokong oleh Phoenix Vanguard.

Di satu sisi, mereka tidak ingin diseret ke penjara, tetapi di sisi lain mereka juga tidak ingin sampai mengiba dan mengemis pada sosok sampah yang mereka sudah hina.

"Xander, apa yang akan kau lakukan pada anggota keluarga Voss yang sudah mencemarkan nama baikmu dengan tuduhan tak berdasar?" tanya Govin.

Xander kembali maju, mengamati Declan, Raven, Victor, Noah, Alex dan Selene. Wajah mereka yang penuh kesombongan beberapa waktu lalu berubah menjadi pucat pasi.

"Aku sudah memutuskan hal ini. Aku akan menyeret orang-orang yang sudah menghina dan memojokanku ke dalam penjara. Selain itu, keluarga Voss harus mengganti rugi sebanyak lima puluh juta dolar atas penghinaan yang aku dapatkan," ujar Xander dengan raut tenang.

1
Andi mappangile Amphal
up
Cahaya Merah
lanjut...lagi tegang2nya
Rahmat BK
mantap...makin menegangkan konflik klg
lily
up
Eko Stew
matap
Was pray
xander babat habis keluarga arshcoft yg bersekongkol dlm pembunuhan samuel
lily
lanjut 🥰
Budiarto Taman Roso
terlalu lambat
terlalu drama
terlalu naif
tak realistis
iq jongkok
out aja,.
lily
up
Ruby Adawiya
bukan crita mafia tp kok berlarut2 penembakan pengeboman pembuhan warga tak bersalah critanya mesle dr alur ahli waris
Glastor Roy
up
Was pray
waduh, xander dan govin jadi daging panggangkah?
Ruby Adawiya
MC sgt lemot sdh jd org kuat dr kluarga hebat berpikirnya lelet kyk ulat ltdk mencerminkan ketangkasan keberanian
Azril Parmen
Luar biasa
Glastor Roy
up
lily
lanjut 🥰
juju Banar
durasi pendek
Riki
ya
Riki
bagus dan menarik
Anonymous
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!