Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 20 BARANG ANTIK
Vanesa dan Angel juga mulai saling memandang dan memperhatikan satu sama lain dalam diam. Tatapan mereka begitu tajam tapi mengedipkan mata satu kali pun.
"Siapa wanita ini, dia cantik sekali, kenapa dia terlihat begitu dekat dengan Adrian?" pikir Angel
"Wanita ini cantik sekali, dan dia seperti sudah lama sekali mengenal Adrian, apa dia yang meninggalkan bekas merah di leher Adrian?" pikir Vanesa.
Adrian mulai merasakan ada sesuatu yang salah dengan kedua wanita ini.
"Perkenalkan aku Vanesa teman dekat Adrian," ujar Vanesa tersenyum penuh arti sambil mengangkat tangannya hendak menyalami Angel.
Vanesa seolah ingin menyampaikan bahwa hubungannya dan Ardian sangat dekat. Angel juga mengerti maksud dari Vanesa yang hendak mengintimidasinya. Angel juga langsung mengetahui bahwa Vanesa menyukai Adrian.
"Aku Angel, pacarnya Adrian," balas Angel tidak mau kalah sambil menjabat tangan Vanesa.
"Angel, kita sudah berakhir, kamu tidak perlu berbicara seperti itu," sela Adrian tidak ingin sampai Vanesa jadi salah paham.
"Waktu itu adalah kesalahan ku, tapi aku yakin kita bisa bersama lagi," balas Angel ke Adrian.
Vanesa yang mendengarnya juga menjadi kesal. Ternyata wanita di depannya ini adalah mantan dari Adrian dan bahkan mereka pernah tidur bersama.
"Nona Angel, aku rasa seorang wanita harus sedikit memiliki harga diri di depan pria," ujar Vanesa mulai terprovokasi.
"Benarkah, tapi aku lihat nona Vanesa sepertinya juga suka terhadap Adrian, tapi jangan terlalu banyak berharap karena aku akan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku," balas Angel sambil mencengkram kuat tangan Vanesa.
"Kamu..." Vanesa juga mencengkram kuat tangan Angel.
Api perseteruan terlihat di mata Vanesa dan Angel. Seketika udara terasa menipis dan cuaca perlahan menjadi panas.
"Sudah!" Adrian melepaskan kedua tangan mereka.
Insting Adrian mengatakan jika dia tidak segera memisahkan mereka mungkin dirinya bisa tamat seketika.
"Angel karena kamu baik-baik saja, kalau begitu aku pergi dulu," ujar Adrian.
Adrian langsung berjalan pergi dari sana sambil menarik tangan Vanesa untuk mengikutinya.
"Adrian aku tidak akan melepaskan mu," ucap Angel melihat Adrian pergi.
Adrian mulai berjalan membawa Vanesa menuju ke mobilnya.
"Adrian tunggu!" panggil Vanesa dengan wajah masih kesal dan menghentikan langkahnya.
"Ada apa lagi?" tanya Adrian.
"Kamu tampaknya begitu menikmati memeluk wanita barusan," ujar Vanesa sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kamu tiba-tiba berbicara seperti itu, apa kamu cemburu," balas Adrian.
"Cemburu... kamu berpikir terlalu jauh," Vanesa membuang memalingkan wajahnya.
"Kamu jangan berpikir terlalu jauh, aku dan Angel tidak ada hubungan apapun, kami sudah berakhir," jelas Adrian.
Adrian mencoba menjelaskan tapi wajah Vanesa masih terlihat kesal.
"Tapi sepertinya dia masih menyukaimu?" ujar Vanesa.
"Biarkan saja, bagaimana jika siang nanti aku mengajakmu jalan-jalan lagi," ujar Adrian merayu Vanesa.
"Apa kamu sedang mengajakku berkencan?" tanya Vanesa.
"Itu jika kamu bersedia," jawab Adrian.
"Baiklah jika kamu memaksa," ujar Vanesa mulai tersenyum kembali.
"Tapi kamu jangan minum lagi, tubuhmu begitu berat, itu sangat merepotkan," ujar Adrian.
"Sialan, baiklah tenang saja," balas Vanesa.
Siang hari Adrian sedang mengendarai mobil bersama dengan Vanesa. Seperti janji Adrian sebelumnya untuk mengajak Vanesa jalan-jalan.
"Adrian mobilmu ini cukup bagus," ujar Vanesa.
"Ya aku membelinya dengan harga yang mahal," balas Adrian sambil menyetir.
Kemudian Adrian melihat kerumunan orang yang ramai di sebuah jalanan. Bahkan di dekat situ juga terparkir banyak sekali kendaraan motor maupun mobil.
"Sedang ada apa di jalan itu, kenapa ramai sekali?" tanya Adrian kenapa Vanesa.
Kemudian Vanesa mulai menyampaikan kepada Adrian bahwa di tempat itu adalah salah satu pusat penjualan barang-barang antik.
Banyak orang yang datang, termasuk para kolektor untuk berburu barang antik.
"Ada harga ada kualitas, tentu saja di sana juga banyak barang palsu, jika kita beruntung bisa membeli barang antik dengan harga murah dan begitupun sebaliknya, bisa saja mendapatkan barang palsu dengan harga yang mahal," jelas Vanesa.
Pada intinya Vanesa mengatakan bahwa barang antik juga hampir sama seperti judi batu. Jika mendapatkan barang antik dengan kualitas terbaik maka akan mendapatkan untung yang sangat besar dan begitu juga sebaliknya.
Adrian juga pernah mendengar tentang bisnis barang antik ini. Sehingga Adrian yang mendengarnya penjelasan dari Vanesa ini juga langsung tertarik. Apalagi mengetahui bahwa bisa menghasilkan keuntungan yang besar, tentu saja Ardian tidak boleh melewatkan kesempatan ini.
"Bagaimana jika kita turun dan melihat-lihat?" ujar Adrian.
"Apa kamu mengerti tentang barang antik?" tanya Vanesa.
"Hanya barang antik saja, siapa tahu aku bisa mendapatkan barang yang bagus," jawab Adrian.
"Aku memang tidak mengerti tentang barang antik, tapi mataku ini bisa melakukan segalanya," pikir Adrian sambil tersenyum.
"Selain judi batu, aku tidak menyangka bahwa kamu juga memiliki kemampuan untuk menilai barang antik," ujar Vanesa.
"Kalau begitu ayo kita kesana," sambung Vanesa.
Adrian dan Vanesa turun dari mobil dan menuju ke sana. Jalanan itu begitu ramai dengan orang-orang. Ada beberapa penjual barang antik yang sudah di kerumuni oleh banyak orang.
Adrian dan Vanesa mulai menyelinap ke arah kerumunan untuk melihat barang antik yang di jual. Terlihat seorang pria tua dengan berbagai barang antik dagangannya. Pria itu menjual berbagai jenis barang antik seperti guci, porselin, lukisan, pedang, pisau, dan masih banyak lagi.
"Coba di lihat porselin hijau dari dinasti Ming, lukisan pemandangan dari dinasti Song, semuanya di jual murah, membelinya pasti bisa untung," seru pria tua penjual barang antik.
Pria tua terus menyerukan barang dagangannya guna menarik perhatian dari orang-orang. Benar saja terlihat orang-orang semakin ramai mengerumuninya dan mulai menawarkan harga.
"Bos berapa harga pedang jaman peperangan ini?" tanya seorang pria sambil menunjuk ke arah sebuah pedang.
"1 juta saja, lihat sangat menguntungkan bukan," balas pria tua dengan senyum penuh arti.
Terlihat orang-orang begitu sangat antusias untuk membeli barang-barang antik dari pria tua itu. Sementara Vanesa juga hanya diam saja karena dirinya tidak begitu mengerti tentang barang antik.
Adrian mulai melihat barang-barang itu dan sekilas cahaya keemasan melintas di matanya. Dalam sekejap saja Adrian dapat melihat bahwa barang-barang di hadapannya ini adalah barang baru jaman modern dan bukanlah barang antik.
"Sialan, dia benar-benar menganggap kami orang idiot," pikir Adrian.
Adrian dapat mengetahui bahwa pria tua penjual barang antik ini adalah penipu. Di tambah lagi pria tua itu begitu sangat pintar merangkai kata-kata untuk mengelabuhi pembeli.
Tiba-tiba seorang pria berbadan tegap di ikuti beberapa pengawal di belakangnya datang ke tempat itu. Pria itu berumur 30 tahunan dan terlihat sangat berwibawa.
Kedatangan pria itu membuat semua orang langsung membukakan jalan dan saling berbisik-bisik.
"Vanesa siapa pria ini?" tanya Adrian melihat semua orang begitu sangat menghormatinya.
"Dia adalah raja bisnis kota ini, namanya Wiliam Saputra," jawab Vanesa juga terkejut dengan kehadirannya.
Angel juga melanjutkan bahwa Wiliam merupakan salah satu orang besar di kota ini. Perusahaan keluarga nya merupakan salah satu yang terbesar di kota yang bergerak di berbagai bidang.
Adrian juga langsung mengerti bahwa Wiliam ini adalah sosok orang yang sangat kaya. Wiliam sendiri usianya hanya terpaut 5 tahun dari Adrian.
"Tuan Wiliam, suatu kehormatan anda bisa datang ke tempat kami," sapa pria tua penjual barang antik dengan sangat hormat.
"Aku mendengar di sini ada yang menjual guci porselin hijau dari dinasti Ming, aku ingin melihatnya," ujar Wiliam.
Kakek dari Wiliam sangat menyukai barang antik terutama guci porselin. Sehingga Wiliam bersusah payah untuk mencari guci porselin terbaik untuk kakeknya. Konon guci porselin di jaman dinasti Ming adalah yang terbaik, namun sudah begitu lama dia mencari tapi masih belum bisa menemukannya.
Setelah mendapatkan informasi bahwa guci porselin dinasti Ming terdapat di tempat ini, Wiliam dengan segera pergi untuk mengeceknya.
"Tuan Wiliam, coba anda lihat dulu," ujar pria tua terlihat mulai gugup.