Ketika cinta hanya sebatas saling menguntungkan, apa masih bisa di sebut sebuah cinta?
Yulita, terpaksa menerima pernikahan dimana dia menjadi wanita kedua bagi suaminya, pernikahan yang hanya berlangsung hingga dia bisa memberikan keturunan untuk pasangan Chirs dan Corline.
Ingin menolak, tapi dia seolah di jual oleh Ayahnya sendiri. Ketika dengan suka rela sang Ayah menyerahkannya pada seorang pria beristri untuk menjadi wanita kedua.
Pernikahan tidak akan berjalan begitu sulit, jika saja Yulita tidak menyimpan harapan terlalu besar pada suaminya. Dia yang berharap bisa mendapatkan sedikit saja rasa peduli dan cinta dari suaminya.
Namun, pada akhirnya semuanya hanya angan semu yang tak akan pernah bisa terwujud. Selamanya dia hanya wanita kedua.
"Aku rela mengandung dan melahirkan anakmu, tapi apa tidak bisa sedikit saja kau peduli padaku?" -Yulita-
"Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu!" -Chris-
Dan ternyata, mencintai tetap menjadi luka bagi Yulita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal Satu Rumah
Hanya sebuah pernikahan sederhana yang terjadi di halaman belakang Mansion keluarga Demitri ini. Hanya ada beberapa orang yang hadir, itu adalah orang-orang dekat saja. Dari pihak Yulita, hanya Ayah yang datang. Jangan tanyakan dimana Ibunya? Karena Yulita juga sudah lama tidak bertemu Ibu setelah orang tuanya berpisah.
Sebuah ikrar janji suci terucap lantang dari keduanya. Disaksikan istri pertama dari Chris. Bahkan, Yulita belum berbicara apapun dengan pria yang menjadi suaminya sekarang. Air mata Yulita menetes saat dia sadar, sekarang sudah masuk ke dalam perangkap keluarga kaya ini.
Ketika mereka berbalik dan saling berhadapan, Yulita baru melihat ekspresi jelas pria yang menjadi suaminya. Chris membuka kain tipis yang menutup wajah Yulita, tatapan tajam dari mata birunya membuat Yulita menciut.
Ketika tangan besarnya memegang bagian tengkuk lehernya, Yulita hanya bisa diam dengan tegang. Chris mendekatkan wajahnya pada Yulita, dan ini adalah adegan ciuman yang seharusnya menjadi adegan penuh kebahagiaan bagi pasangan pengantin baru. Tapi, tidak bagi Yulita. Dia malah merasa tegang dengan jantung yang berdegup kencang, tubuhnya membeku, kedua tangan mengepal erat di sisi tubuhnya.
Cup ... Apa ini? Ciuman itu tidak sampai ke bibirnya, Yulita langsung membuka mata dengan terkejut. Ternyata saat Chris memegang pipinya, dia gunakan Ibu jari untuk menjadi penghalang bertemunya bibir mereka.
Semua orang bertepuk tangan, kecuali seorang wanita cantik yang menatap tidak suka pada pasangan pengantin baru ini. Ya, dia adalah Corline, istri pertama dari Tuan Chris.
"Saya menyerahkan anak saya pada kalian, saya yakin dia akan menjadi menantu yang baik"
Yulita hanya diam saja melihat Ayahnya yang terlihat bahagia sekali dengan pernikahan ini. Karena dia yang sudah mendapatkan banyak uang dari keluarga kaya ini.
"Tuan Chris, saya permisi dulu. Tolong di bimbing anak saya biar bisa menjadi istri yang diharapkan"
Yulita menoleh pada pria tinggi yang berada disampingnya, sama sekali tidak menunjukan ekspresi apapun. Padahal setidaknya dia sedang berbicara dengan mertuanya, tapi dari sini Yulita bisa melihat jika sebenarnya Chris memang tidak akan pernah menganggapnya istri yang sesungguhnya.
"Dasar penjilat" Setelah Ayah pergi, Chris berkata dengan sinis, dia berbalik dan pergi meninggalkan Yulita yang masih kebingungan.
"Kau ikuti suami kamu, bukan hanya diam disini" ucap Tuan Daniel.
"Ah, baik"
Yulita berlari menyusul Chris yang sudah keluar dari Mansion ini. Langkah kaki Yulita terhenti saat melihat pemandangan di depannya sekarang, pria yang menjadi suaminya sedang berciuman dengan istri pertamanya.
Yulita tidak mencintainya, tapi dadanya sesak melihat adegan itu. Bukan karena cemburu, tapi karena dia merasa tidak dihargai sama sekali. Dunianya akan seperti apa setelah memasuki pernikahan ini?
Dia hanya wanita kedua yang tidak akan pernah mendapatkan posisi pertama dalam hal apapun.
"Chris sudah, lihat itu ada istri keduamu" ucap Corline yang mendorong tubuh suaminya. Menghentikan ciuman mereka. "Aku tidak mau membuatnya terluka juga"
Chris langsung menangkup wajah istri cantiknya. Mencium keningnya dengan lembut. "Kau tidak akan pernah bisa tergantikan, Honey. Aku hanya akan mencintaimu. Dan aku tidak peduli pada perasaan siapapun selain kau, dan aku melakukan pernikahan ini, hanya untuk menghentikan Papa yang terus meminta kau untuk segera hamil, jadi aku tidak mau kau terluka"
Corline mengelus lengan suaminya yang masih memegang wajahnya. "Terima kasih"
Dan semua adegan itu terlihat jelas oleh perempuan yang baru saja masuk dalam pernikahan diantara dua orang yang begitu besar saling mencintai. Dan saat itu, Corline melirik ke arahnya dengan senyuman penuh kemenangan.
Corline berjalan ke arahnya, menatap Yulita dengan senyuman sinis. Lalu menggandeng tangannya. "Ayo ikut dengan kami, kita akan tinggal satu rumah"
Satu rumah? Tidak! Ini tidak benar. Bagaimana bisa mereka tinggal satu rumah. Diantara istri pertama dan istri kedua tinggal satu rumah, adalah hal yang mustahil.
"Maaf Nona, tapi ak-aku bisa tinggal di Apartemen saja"
"Ah, tidak boleh dong Yulita. Kamu harus tinggal bersama kami"
Dan Yulita benar tidak bisa membantah lagi, dia melirik Chris yang hanya diam dengan wajah datar. Sama sekali tidak menunjukan keramahan pada Yulita.
"Tidak perlu membukakan pintu untuknya, Corline. Dia bukan Nona Muda di keluarga kita. Dia hanya wanita kedua!" tekan Chris saat dia melihat istri pertamanya membukakan pintu mobil untuk Yulita.
"Chris, tidak boleh seperti itu. Dia sekarang sudah menjadi bagian dari kita. Ayo masuk Yulita, jangan dengarkan ucapan Chris ya"
"Terima kasih Nona"
Corline menutup pintu mobil setelah Yulita duduk dengan nyaman, lalu dia menghampiri suaminya yang berdiri bersandar di pintu mobil. Chris masih terlihat dingin.
"Chris, tidak perlu marah. Aku hanya memperlakukan dia dengan baik, agar dia betah dengan kita. Jangan sampai nanti dia hamil anak kamu, dan dia malah kabur membawa anak itu"
Chris menghela nafas, dia mengecup kening istrinya dengan lembut. "Kau terlalu baik Sayang, dia hanya wanita kedua yang selamanya tidak akan pernah menggantikanmu sebagai yang pertama dalam segala hal dalam hidupku"
Corline hanya tersenyum saja, dia memeluk Chris dan menatap ke arah dalam mobil karena dia yakin Yulita pasti sedang melihat adegan ini. Corline tersenyum penuh kemenangan lagi sekarang.
Di dalam mobil, Yulita hanya bisa menghembuskan nafas berat. Melihat bagaimana Chris yang begitu mencintai Corline, sudah pasti dia tidak akan mudah menjalani kehidupan pernikahan dimana dia hanya menjadi wanita kedua.
Ketika pasangan suami istri itu masuk ke dalam mobil, Yulita langsung menegakkan tubuhnya. Hanya diam tanpa mengatakan apapun. Tiba-tiba saja tubuhnya berubah tegang saat mobil mulai melaju.
Ya Tuhan, bagaimana nanti? Kenapa aku harus tinggal bersama mereka? Kenapa aku tidak tinggal terpisah saja, aku hanya akan melayaninya sampai aku hamil. Setelah itu, tugasku hanya melahirkan anaknya dan pergi. Tidak perlu tinggal satu rumah seharusnya.
Ketika mobil sampai di pekarangan rumah mewah bergaya Eropa ini, jantung Yulita sudah berdebar kencang. Rasanya terlalu takut untuk dia melangkah keluar mobil dan masuk ke dalam rumah ini.
Corline kembali membukakan pintu mobil untuk Yulita, meski mendapatkan bantahan keras dari suaminya agar tidak melakukan hal itu. Dia menggandeng tangan Yulita dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Disini ada satu kepala pelayan bernama Pak Gun, dan dua pelayan lainnya. Nanti aku kenalkan ya. Kamu bisa meminta bantuan mereka jika butuh sesuatu. Ada juga satu orang sopir"
Yulita hanya mengangguk saja, mereka sampai di depan sebuah kamar di lantai bawah. "Ini kamar kamu, dan sekarang kalian nikmati malam pertama kalian. Yuli, tolong berikan harapan untuk kami ya. Segeralah mengandung dan lahirkan anak untuk kami, aku janji akan merawatnya seperti anakku sendiri"
Seperti ada bongkahan besar yang menghimpit dadanya sekarang, terasa begitu sesak. Yulita tidak bisa membayangkan akan hari itu. Apa dia akan bisa baik-baik saja?
Yulita masuk ke dalam kamar, dan sebelum dia menutup pintu dia mendengar sedikit perdebatan diantara dua orang ini.
"Ayolah Chris, cepat lakukan dan setelah itu kamu bisa kembali padaku. Jangan merajuk seperti ini"
"Tapi Corline, aku tidak mau menyentuhnya"
"Demi anak kita, demi permintaan Papa dan Mama kamu"
Dan Yulita menutup pintu, tidak ingin mendengar perdebatan itu lagi yang hanya menyakitinya.
"Dia tidak ingin menyetuhku, seolah aku adalah perempuan yang membuatnya jijik. Ya Tuhan, apa harus seperti ini kehidupan yang aku lewati?"
Bersambung
Siap dengan kisahnya? Ayo bantu ramaikan.
Kudu yak Yulita manggil sayang , sementara perasaan yng ada blm terungkap kan eeeaaaa 🤭🤭
Mungkin juga perasaan mu bersambut