Dunia Sakura atau kerap dipanggil Rara, hancur seketika saat video dia yang digerebek sedang tidur dengan bos nya tersebar. Tagar sleeping with my boss, langsung viral di dunia Maya.
Rara tak tahu kenapa malam itu dia bisa mabuk, padahal seingatnya tidak minum alkohol. Mungkinkah ada seseorang yang sengaja menjebaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Seketika, tercipta kecanggungan di dalam kamar itu. Rara salah tingkah sendiri karena keputusannya untuk memakai lingeri. Sumpah, rasanya dia pengen menenggelamkan diri ke dasar laut saja saking malunya. Mana lingerinya sangat tipis, ditambah lagi tak pakai dalaman. Astaga, kalau seperti ini, apa bedanya dia dengan tak pakai baju.
Saat masuk ke kamar mandi tadi, sebenarnya dia bawa 2 baju, lingeri dan piyama celana panjang karena bingung mau pakai yang mana. Awalnya dia sudah memutuskan untuk memakai piyama, namun saat hendak keluar, dia malah mendengar suara Jovan yang sedang bicara dengan Dista. Karena mereka video call, dia jadi tahu siapa lawan bicara Jovan di telepon.
Jakun Jovan terlihat naik turun, buru-buru dia mengalihkan pandangan ka arah lain. Badannya mendadak panas dingin. Mana mulus banget wanita yang ada di depannya itu. Sebenarnya tidak masalah juga mereka bercinta, tapi hubungannya dengan Rara masih terasa canggung saat ini.
"I-ini hadiah dari se-sepupuku," Rara malu untuk mengakui jika itu dia ambil dari almari mamanya tadi pagi. "Gak, gak cocok ya. Aku ganti baju dulu."
"Ga_" Sebenarnya Jovan mau bilang gak usah, tapi Rara sudah terlanjur masuk ke dalam kamar mandi untuk ganti baju.
Rara bernafas lega setelah mengunci kamar mandi. Berduaan dengan suami yang vibe nya kayak atasan, rasanya tuh canggung banget. Setiap tatapan Jovan, terasa seperti mengintimidasi, mungkin itu hanya perasaannya.
Beberapa saat kemudian, Rara keluar menggunakan piyama celana panjang. Melihat Jovan sedang membuka kemejanya, langsung saja dia dekati dan membantu membuka kancingnya.
"A-aku bisa sendiri," Jovan gugup sekali diperlakukan seperti ini.
"Aku sedang nyari pahala," Rara mendongak, menatap Jovan yang lebih tinggi darinya sambil tersenyum.
Jovan memperhatikan wajah Rara. Hidung mancung, bulu mata lentik, dan bibir yang seksi. Sungguh sebuah pesona yang tak terbantahkan.
Selesai membuka semua kancing, Rara membantu Jovan melepas kemejanya. "Perlu bantuan lagi?" tanyanya saat Jovan hanya bergeming.
"Hah!" Jovan malah gelagapan. Astaga, bisa-bisanya dia gak sadar jika udah selesai dan malah bengong.
"Yang bawah mau a_"
"Gak usah," tolak Jovan cepat lalu berjalan masuk ke kamar mandi.
Rara tersenyum melihat tingkah malu-malu suaminya. Dia tak tahu apakah Jovan dan Dista sudah biasa melakukan hubungan suami istri atau tidak, karena Dista tak pernah cerita soal itu. Tapi kalau keseharian saat dia masih menjadi sekretaris, Jovan adalah pria yang sopan. Selian sangat profesional dalam bekerja, dia tak pernah mencoba merayunya atau mencari keuntungan darinya.
Dia beberapa kali mendengar cerita teman-temannya yang mendapatkan pelecehan fisik ataupun verbal dari sang bos saat menjadi sekretaris. Tapi untungnya, 2 tahun kerja dengan Jovan, pria itu sama sekali tak pernah berlaku buruk padanya.
Suara getaran ponsel yang ada di atas nakas, membuat Rara bergerak untuk melihat. Di layar ponsel milik Jovan itu, terlihat tulisan My Love memanggil. "Kenapa Dis, kepanasan ya kamu sekarang?" gumam Rara. Siapa lagi my love kalau bukan Dista. Dia merejeck panggilan dari Dista agar wanita itu makin meradang. Tapi tak berselang lama, Dista kembali telepon. "Terus saja, Dis. Aku pastikan malam ini, kamu gak bisa tidur."
Rara mengambil ponselnya sendiri, mengirim pesan pada Dista.
[ Jangan ganggu suamiku! ]
Di kamarnya, Dista meradang karena Rara menyebut Jovan suaminya.
[ Dia juga calon suamiku ] Balas Dista.
[ Masih calonkan, belum jadi istri? Dasar pelakor! Gangguin suami orang yang mau malam pertama. Jangan harap teleponmu akan diangkat, karena suamiku lebih memilih terbang ke langit ke tujuh bersamaku daripada menanggapi teleponmu. Tidurlah dengan nyenyak. Besok pagi akan aku kirim foto tubuhku yang penuh dengan bekas percintaan kami ]
"Rara!" teriak Dista yang geram. Ingin bebas memaki Rara, dia memilih menelepon dari pada chating, tapi panggilannya direject oleh Rara. Namun sesaat kemudian, ada pesan masuk.
[ Yang punya HP lagi sibuk, otw bercinta dengan suaminya ]
"Ra.. " teriak Jovan dari kamar mandi. Buru-buru Rara menonaktifkan ponselnya lalu memasukkan ke dalam laci nakas.
Gara-gara gugup dan tergesa-gesa, Jovan lupa bawa baju ganti. Mana pas nyantolin celana tadi, pakai jatuh lagi, jadi basah. Ada handuk sih, tapi bukan punya dia, jadi dia tak mau memakainya.
"Iya, Bang," Rara mendekat ke pintu kamar mandi. "Ada yang bisa aku bantu? Butuh bantuan lepas celana ya?"
"Ra, aku gak sedang becanda," sahut Jovan dari dalam. "Ambilin baju aku di koper. Celana pendek sama kaos. Sama.... "
"Sama apa, Bang?"
"Sama... "
"Pakai an dalam kan?" Rara menahan tawa. "Aku udah ngerti." Dia berjalan ke tempat koper Jovan, mengambil apa yang diperintahkan suaminya tersebut lalu mengantarkan ke depan kamar mandi. "Bang.. "
Jovan membuka pintu sedikit lalu tanganya meraih baju tersebut.
"Malu-malu banget kayak perjaka," ledek Rara.
"Aku masih perja_. Heisss," dia berdecak kesal. Dia hampir lupa jika sudah mau punya anak.
Meski tak sampai lengkap saat bicara, Rara bisa mengerti. Sepertinya, Jovan memang belum pernah bercinta dengan Dista, dan dirinyalah wanita pertama bagi pria itu. "Astaga, kenapa aku jadi senyum-senyum sendiri seperti ini," Rara segera mencari kesibukan dari pada mendadak kayak orang stress.
sana sini udah kek WC umum istri tersayang Jovan...
nikmati hasil jebakanmu Dista...
goyang gih sampe gempor 🤣🤣🤣🤣
astaghfirullah, rasain lu. malu banget dah kalau tubuh jg sdh dikonsumsi publik
kpok dista..
ganyian yg masuk perangkap fino..
kalo mau ngelayani pasti ngancam nyebarin video dista dan bastian..
bahaya punya koleksi video syur pribadi..
kalo kecopetan atau kerampokan kan bisa disebarin orang lain..