Kekasih Virtual

Pagi-pagi sekali Kirana sudah bangun dari tidurnya, ia ingat hari ini ia harus segera bersiap-siap pergi berkerja, agar tidak terlambat.

Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini karena lagi-lagi kemarin ia bolos dari kerja.

Selepas shalat subuh ia langsung mengenakan baju kerjanya kemudian memoleskan make up tipis di wajah yang sebenarnya sudah cantik alami dari sananya meskipun tanpa polesan make up sekalipun.

Kirana menatap pantulan dirinya sendiri di cermin

"Hmmmm ... sudah cantik." Gumamnya sambil tersenyum pada bayangannya sendiri di cermin.

Setelah selesai berdandan dia mengambil ponsel yang sejak semalam ia letakkan begitu saja di atas nakas samping tempat tidurnya, kemudian ia langsung melihat notifikasi di ponselnya.

Dilihatnya ada beberapa pesan dari Satya, Kirana menepuk pelan keningnya, dia baru sadar karena terlalu asyik berbalas puisi dengan orang yang tidak ia kenal semalam ia sampai mengabaikan pesan dari Satya, dan Kirana pun buru-buru membalas pesan dari kekasihnya itu.

Setelahnya ia tergoda untuk mengintip notifikasi di akun X atau twitter, di mana semalam di aplikasi tersebut ia menjelma menjadi penyair dadakan. Ada pesan pribadi yang masuk lewat kolom DM (direct message).

Kirana tidak bisa menahan rasa penasarannya, ingin segera tahu siapa yang mengirim DM padanya.

Setelah dibuka kirana mengernyitkan dahinya.

"Hmmms .. Bukankah ini akun yang semalem aku reply puisinya ya?" ucapnya dalam hati.

("Hai ... Maaf ya semalam aku menghilang begitu aja, semalem hapeku tiba-tiba mati, batre abis, niatnya mau bales lagi eh malah ketiduran.")

begitulah isi DM dari teman mutualnya itu.

Kirana tidak langsung membalas pesan DM tersebut, ia memilih untuk melanjutkan sarapan terlebih dahulu. DMnya bisa dibalas nanti-nanti saja pikirnya, toh tidak penting juga.

Setelah selesai sarapan Kirana berpamitan kepada ibunya untuk berangkat berkerja.

"Bu ... Aku berangkat kerja dulu ya," Sambil mencium tangan Ibunya.

"Iya ... hati-hati jangan ngebut-ngebut bawa motornya," pesan wanita berusia lima puluhan tersebut.

Kirana pun tersenyum sembari melangkahkan kakinya keluar.

Dipakainya helm hello kitty berwarna pink dan iapun lanjut menyalakan motor dan kemudian melajukan pelan motor scoopy kesayangannya.

Sesampainya di kantor ia langsung menyibukkan diri seperti biasa, menyelesaikan pekerjaan yang sempat menumpuk kemarin.

Kemudian di sela-sela pekerjaannya sesekali dia menyalakan ponselnya kembali, tentu saja banyak sekali pesan dari Satya seperti biasa, pesan yang penuh dengan kata-kata cinta dan perhatian, tapi entah kenapa hati Kirana tidak begitu tersentuh, ia malah menganggap itu hal biasa, kadang dia merasa bingung sendiri menanggapi sikap Satya tersebut, berpura-pura manis padahal tidak bukanlah sifatnya, tapi bersikap cuek juga membuatnya tidak enak hati, bukankah mereka sepasang kekasih, tapi di mana getar-getar cinta itu, kenapa bagi Kirana rasanya hambar sekali.

Kirana ingat kembali pada pesan DM dari teman mutualnya di aplikasi X (twitter) tersebut dan jujur dia lebih antusias ingin mengetahui isi pesan tersebut dibanding berbasa-basi dengan Satya, karena menurutnya itu semua adalah palsu.

Dia pun lantas membuka kembali akunnya dan langsung masuk ke kolom DM.

Dibalasnya pesan yang sudah dibacanya tadi pagi dari teman mutualnya itu.

("Hai juga, enggak apa-apa kok, santai saja.") Balas Kirana sambil menyematkan emoji senyum di akhir kalimatnya

Tak lama kemudian pemilik akun tersebut membalas.

("Tulisan kamu bagus, yang semalem.")

balasnya

("Padahal asal nulis saja, bagus dari mananya? maklum bukan penulis beneran sih.").

("Bagus kok ... Oh ya aku boleh kenalan gak sama kamu?")

("Boleh, tentu saja.")

("Nama kamu plisss ... kalo gak keberatan.")

("Kirana Putri, sama seperti yang tertulis di akunku, panggil aja Kirana, Kamu sendiri?")

("Rangga Pradipta, panggil aja Rangga.").

Itulah awal dari obrolan mereka berdua di kolom DM, entah kenapa Kirana dengan mudahnya menanggapi DM dari laki-laki bernama Rangga yang baru saja dikenalnya ini, padahal selama ini banyak DM yang masuk tapi selalu diabaikan begitu saja oleh Kirana.

Mungkin kirana merasa menemukan kecocokan dari si pemilik akun tersebut sehingga dari pandangannya laki-laki yang bernama Rangga tersebut berbeda dari yang lain, Rangga seolah memiliki sesuatu yang mampu menarik perhatian Kirana.

Kirana merasa ada sesuatu yang spesial dari Rangga. Mungkin karena cara Rangga berbicara yang santai dan tidak terlalu formal, atau mungkin karena Rangga memiliki selera dan ketertarikan yang sama dengannya perihal literasi.

Apapun itu, Kirana merasa bahwa ia ingin terus berbicara dengan Rangga. Ia ingin tahu lebih banyak hal tentang Rangga, tentang kehidupannya, tentang hobinya, bahkan tentang semua yang ada pada diri laki-laki tersebut.

Ia merasa bahwa ia telah menemukan seseorang yang memiliki minat dan passion yang sama dengan dirinya. Tapi kenapa jantungnya berdegup kencang jika cuma karena hal itu? Apakah ini karena suatu hal yang lain?