~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️
Tisya masih berbaring di atas ranjang sebab ia masih merasa sedikit nyeri di perutnya.
Sebenarnya ia sudah kuat bangun namun Dimas melayang. Ia menyuruh Tisya untuk istirahat total sampai benar-benar sembuh.
"Sayang kalau pakai baju ini bagusnya pakai dasi apa?" Dimas menunjukkan kemeja merah yang baru saja ia keluarkan dari lemari.
"Emmm hitam garis-garis bagus kayaknya kak" Jawab Tisya.
Dimas mengambil dasi yang dimaksud Tisya kemudian memakainya sendiri.
"Humhhh biasanya kalau pagi ada yang ngelayani, sekarang apa-apa sendiri." Ucap Dimas sembari membenarkan dasinya di depan cermin.
"Ya udah sini" Ucap Tisya
"Ga usah udah selesai kok" Jawab Dimas.
Tisya memutar matanya ke atas.
Dimas mengambil sisir kemudian merapikan rambutnya.
"Kakak berangkat dulu ya sayang" Ucap Dimas.
Dimas menghampiri istrinya kemudian mendaratkan ciuman pada seluruh wajah istrinya.
"Emm udah kak" Ucap Tisya.
"Hehe"
"Kakak udah pesenin makanan nanti diantar ke sini" Ucap Dimas.
"Pesen siapa?" Tanya Tisya.
"Bu Heri, kasian yang kemarin kemalingan." Ucap Dimas
"Hah Bu Heri kemalingan?"
"Iya yang padahal kan itu siang-siang loh" Ucap Dimas.
"Gimana ceritanya kak?" Tanya Tisya.
Dimas menceritakan kronologi pencurian di rumah Pak Heri berdasarkan informasi yang ia dapat dari bapak-bapak kemarin.
"Kasian banget mas." Ucap Tisya.
"Iya yang makanya kamu hati-hati ya di rumah. Walaupun kamu di dalam tapi semua pintu harus di kunci. CCTV harus menyala 24 jam" Pesan Dimas.
"Siap bos" Jawab Tisya dengan posisi hormat
Dimas menoleh ke arah jam yang menempel di dinding.
"Astaghfirullah yang kakak kan mau berangkat ke kantor ngapain malah kamu ajak ngobrol sih" Ucap Dimas.
"Mulai deh mulai nyalahin aku terus." Ucap Tisya.
"Hehe kakak berangkat dulu sayang" Ucap Dimas.
Dimas keluar dari kamar kemudian berangkat ke kantor.
Sebelum tiba di kantor Dimas mampir di swalayan membeli roti dan susu untuk mengganjal perut.
Setibanya di kantor ia langsung masuk ke ruanganan meeting dan memulai meeting rutin tiap bulan.
Semua karyawan ikut terlibat dalam meeting tersebut sehingga meeting tersebut membutuhkan waktu yang lama.
.
.
Setelah suaminya berangkat Tisya langsung bangun dan mulai membereskan rumahnya.
"Kalau gue tidur-tiduran terus emangnya pekerjaan rumah bisa selesai sendiri" Ucap Tisya.
Tisya melepas seprei dan sarung bantal kemudian memasukkan ke dalam tas laundry.
Setelah itu ia mengambil sprei baru dan memasangnya
Bersih-bersih kamar sudah selesai. Tiba-tiba terdengar suara bel di depan.
Tisya membuka pintu rumahnya dan melihat Bu Heri berdiri di depan pagar rumah.
"Bu ini pesanan Pak Dimas ya" Ucap Bu Heri.
"Oh iya Bu terimakasih." Ucap Tisya.
"Sama-sama bu" Jawab Bu Heri.
Pesanan Dimas sudah berada di tangan Tisya namun Bu Heri belum juga beranjak pergi.
"Emmmm totalnya seratus dua puluh lima ribu buk" Ucap Bu Heri.
Ternyata Dimas belum membayarnya.
"Oh suami saya belum bayar ya buk?" Tanya Tisya.
"Belum buk." Jawab Bu Heri.
Tisya kemudian mengajak Bu Heri masuk.
"Sebentar ya buk saya ambil uang dulu" Ucap Tisya.
"Iya buk" Jawab Bu Heri.
Tisya segera masuk ke dalam kamar dan mengambil dompetnya.
Ia membuka dompetnya dan ternyata hanya ada satu lembar uang seratus ribu dan satu lembar uang dua puluh ribuan.
"Hah kurang lima ribu lagi." Ucap Tisya.
Uang tunai Tisya habis sebab diminta Dimas kemarin untuk beli bakso dan bensin.
"Oh iya di jaket yang semalam gue pakai kan ada uang kembalian bakso." Ucap Tisya.
Tisya membuka kembali tas laundrynya dan mengeluarkan semua isinya.
Ketika sudah bertemu dengan jaketnya ia segera merogoh kantongnya dan menemukan uang lima puluh ribuan.
Tisya keluar dari kamar dan memberikan uang seratus lima puluh ribu pada Bu Heri.
"Waduh saya ga bawa kembalian buk" Ucap Bu Heri.
"Udah ibu bawa aja" Ucap Tisya.
Setelah itu Bu Heri berpamitan lalu pergi dari rumah Tisya.
"Bikin sebel aja Kak Dimas" Ucap Tisya.
Tisya membawa makanannya ke dapur lalu memindahkan ke mangkok.
"Wihhh ada sayur asem" Ucap Tisya.
Berhubung isi perutnya sudah demo minta diisi, Tisya langsung mengambil piring kemudian mengisinya dengan satu porsi makanan. Ia mengambil lauk ayam goreng kremes beserta sambalnya.
Satu suapan masuk ke dalam mulut Tisya. Ketika mengunyahnya ia langsung melepeh makanan itu sebab ayamnya terasa begitu asin.
"Asin banget" Ucap Tisya.
Tisya tidak jadi memakan ayam, ia mengambil mangkok kecil kemudian mengisinya dengan sayur asem.
"Seger banget nih kelihatannya" Ucap Tisya
Tisya memasukan satu sendok kuah sayur itu kemudian ia segera menelan dan meneguk segelas air.
"Iyuhhhh makanan apa ini" Ucap Tisya.
Sayur asamnya terasa sangat asam. Tidak seperti sayur asam pada umumnya.
Untung saja Dimas tidak memesan banyak. Tisya membawa semua makanan itu ke dapur lalu mengolahnya kembali
Ia memindahkan sayur asamnya ke dalam panci kemudian menambahkan beberapa mili madu lalu memasaknya di atas kompor.
Setelah rasa sayur asam sudah normal ia mematikan kompornya.
"Untung aja gue pinter haha" puji Tisya pada dirinya sendiri.
Setelah itu ia mengisi baskom kecil dengan air bersih kemudian memasukkan ayam gorengnya ke dalam wadah berisi air tersebut. Setelah beberapa menit kemudian Tisya mengambil ayamnya lalu mencuil sedikit untuk mengincipi rasanya.
"Sudah tidak seasin tadi" Ucap Tisya.
Tisya menggoreng kembali ayam tersebut hingga kering.
Setelah semua makanannya sudah dirasa enak Tisya kembali ke meja makan dan memulai sarapannya kembali
.
.
Waktu menunjukkan pukul setengah dua belas, semua karyawan yang mengikuti meeting berhamburan keluar dari ruangan tersebut karena sudah memasuki jam istirahat.
Dimas keluar lewat pintu khusus kemudian ia masuk ke ruangannya.
Setibanya di ruangannya ia membuka ponselnya dan membaca chat yang dikirimkan oleh Tisya.
Dimas senyum-senyum sendiri membaca pesan dari istrinya, ia yakin setibanya di rumah nanti pasti Tisya akan marah-marah padanya.
'Tok tok tok'
"Masuk" Ucap Dimas.
Juan membuka pintu ruangan Dimas sambil membawa kantong berisi makanan.
"Pesanan anda pak" Ucap Juan.
"Iya" Jawab Dimas.
Juan meletakkan makanan itu di atas meja kemudian pamit keluar.
Setelah itu Dimas membuka makanannya lalu mengambil foto dan mengirimkannya kepada istrinya.
"Jangan lupa makan siang sayang xixi"
Setelah mengirim pesan tersebut Dimas langsung menyimpan ponselnya dan mulai melahap makanannya.
TBC
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
Eh itu yang bakal jadi ulet bulu kok banyak ya... Stefi dan Jesica.
lama gak up