Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Clarisa dan Reva baru saja menyelesaikan jam kuliah mereka, dan sedang berjalan di koridor kampus, sambil membicarakan rencana liburan nanti.
"Oh ya, lo sudah punya rencana mau kemana nanti, Rev pas akhir semester?" tanya Clarisa
"Belum nih, masih bingung antara pulang ke rumah atau jalan-jalan sendirian" balas Reva yang merasa masih bingung tentang rencananya akhir semester nanti.
"Kalau gitu gimana lo ikut gue, kita ke pantai aja gimana, pasti seru!" ajak Clarisa.
"Emm, boleh juga ayuk lah" ucap Reva setuju.
Saat mereka masih asyik mengobrol, tiba-tiba ada seseorang yang mengejutkan mereka dari arah belakang.
Dorrr
"Aaaakhhh!!!" teriak Reva dan Clarisa.
"Haha, maaf ya, gue tidak bermaksud menakut-nakuti kalian" ucap orang itu.
Mereka berdua menoleh dan melihat bahwa orang yang mengejutkan mereka adalah Bayu, teman cowok mereka dari jurusan arsitektur.
"Elo ternyata Bay, ih bikin kaget aja" kesal Reva.
"Tau tuh suka banget bikin orang kaget" ucap Clarisa yang juga merasa sebel melihat satu teman cowoknya itu yang suka sekali membuat orang lain terkejut.
"Ya maaf" ucap Bayu tersenyum ramah sambil berjalan di samping mereka.
"Kalian sedang ngobrol apa sih? Boleh ikut gabung gak?" tanya Bayu.
"Oh, ini kita lagi sedang membicarakan rencana liburan nanti. Lo mau ikut juga?" tanya Clarisa.
"Emang mau kemana kalian nanti?" tanya Bayu.
"Rencananya sih ke pantai. Gimana lo mau ikut?" tanya Reva.
"Wah, makasih sudah diajak. Tapi gue sudah punya rencana sendiri nanti. Kita mungkin bisa berbagi cerita saja" ucap Bayu
"Oh gitu siap, Bay. Tapi kami belum tahu rencana lo nanti kemana?" tanya Clarisa.
"Emm, Rencana gue simpel kok, hanya ingin menikmati liburan di desa tempat nenek gue tinggal. Jauh dari hiruk pikuk kota" balas Bayu tersenyum.
"Ih pasti Itu menyenangkan. Menghabiskan waktu dengan keluarga di desa" ujar Clarisa.
Saat Clarisa, Reva, dan Bayu sedang asyik mengobrol di koridor kampus saat tiba-tiba mereka merasa suasana menjadi sangat sunyi.
Mereka merasa aneh karena biasanya koridor kampus selalu ramai dengan mahasiswa yang sedang beraktivitas.
Tanpa ada seorang pun mahasiswa lain di sekitar mereka, ketiganya merasa merinding. Ditambah lagi, mereka mendengar suara aneh yang terdengar seperti desisan angin yang menusuk tulang.
"Ini tiba-tiba banget ya, kayak di film horor?" ucap Reva yang merasa merinding melihat perubahan suasana
Clarisa menghela nafas "gue juga tidak tahu. Suasana di sini begitu aneh"
Bayu melirik ke sekeliling dengan wajah tegang "Kita harus segera keluar dari sini. Suasana ini tidak enak"
Tiba-tiba, Bayu teringat tentang cerita mistis yang sering dikisahkan di kampus tersebut.
Konon, ada mahasiswa yang meninggal secara misterius di koridor yang sama tempat mereka berada.
"Eh, tau gak cerita mistis yang sering diceritain di kampus ini?" tanya Bayu membuat Reva dan Clarisa menatap tajam ke arahnya.
"Apa sih Bay, jangan bikin suasana jadi mencekam dong" protes Reva.
"Tau tuh gak tau apa ni kampus sepi banget, cuma ada kita bertiga, jangan cerita macem-macem deh" ucap Clarisa merasa merinding.
"Eh tapi beneran, tadi pas lewat koridor itu tiba-tiba aja inget, katanya ada mahasiswa yang meninggal secara misterius di situ" ujar Bayu.
"Ah, nggak mungkin lah. Itu cuma cerita orang aja, kan banyak cerita mistis di setiap kampus" balas Clarisa
" Tapi katanya sih, sudah banyak yang mengaku merasakan hal-hal aneh di sekitar situ" ucap Bayu
"Aduh tolong, jangan gabungin gue sama cerita kayak gitu dong. Bikin merinding aja ih" sebal Reva.
" Ssst, denger sini. Katanya mahasiswa yang meninggal itu sekarang jadi penunggu koridor itu" ujar Bayu yang semakin menjadi-jadi membuat Reva dan Clarisa ingin menendang tuh anak ke planet mars. Udah tau jangan cerita lagi malah, di terusin.
"Hush, Bayu. Jangan serem-serem gitu dong, nanti malah kita semua jadi takut" protes Clarisa.
"Tapi jujur deh, pas lewat situ tadi, gue bener-bener merasa ada yang ngeliatin kita loh" ucap Bayu yang seperti ibu-ibu kos yang sedang bergosip ria.
"Duh, tolong Bay, stop ngomong tentang itu" kesal Reva
"Ya udah, daripada makin serem, mending kita cari tempat nyaman aja deh. Lagian udah malem, mending cepet pulang" saran Clarisa
Mereka pun beranjak dari koridor yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Namun, ketika mereka berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba lampu di koridor tersebut mati.
"Kok lampunya mati?" heran Bayu.
"Mungkin cuma ada masalah teknis aja. Yuk, kita balik" ucap Reva. Mereka terus berjalan dengan hati-hati menuju pintu keluar.
Namun, tiba-tiba mereka merasakan udara di sekitar mereka menjadi dingin dan angin berhembus kencang.
"Aduh, kenapa jadi makin serem ya?" ucap Reva yang semakin merinding
"Jangan takut, kita sebentar lagi sampai di pintu keluar" ujar Bayu mencoba menenangkan situasi
Saat mereka hampir sampai di pintu keluar, tiba-tiba sebuah suara mendesis terdengar di telinga mereka. Mereka semua merinding dan langsung berhenti berjalan.
"Itu suara apa?" tanya gemetar Reva.
"Jangan-jangan itu penunggu koridor yang gue ceritain tadi" ucap Bayu
Tiba-tiba ada sesuatu yang menepuk pundak Bayu hingga membuatnya menjerit.
"AAAAAAAAKKKHHHHHH!!!!" Teriak bayu membuat Reva dan Clarisa juga ikutan berteriak.
Mereka langsung lari berlari terbirit-birit tanpa melihat siapa yang ada di belakang mereka.
"Lah, tuh bocah ngapa ya?" tanya orang yang menepuk pundak Bayu, yang ternyata tukang kebun kampus bernama Samiun.
Ia ingin menghampiri mereka dan bertanya mengapa jam segini belum pulang. Tapi yang di tanya malah lari terbirit-birit seperti melihat hantu
******************
Faiz sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelah lembur di kantor. Hari sudah larut malam, dan jalanan mulai sepi.
Beberapa lampu jalanan mati, meninggalkan kegelapan di sekitar. Tapi, Faiz tidak terlalu khawatir. Ia sudah sering melewati jalan ini di malam hari.
Namun sepanjang perjalanan, ia merasa ada sesuatu yang mulai terasa aneh. Faiz melirik kaca spion, dan melihat mobilnya ternyata sudah dibututi oleh sekelompok pengendara motor misterius.
Bahkan ketika Faiz mencoba mengubah jalur atau kecepatan, mereka tetap mengikuti arah laju mobilnya.
"Siapa sebenarnya orang-orang itu? Apa yang mereka inginkan dari ku?" gumam Faiz merasa aneh.
Ketika Faiz memasuki jalanan sepi, tiba-tiba mobilnya langsung disalip, dan dihadang oleh para pengendara motor tersebut. Mereka mengenakan topeng di wajahnya, dan membawa senjata tumpul.
Mereka turun dari motornya, berlari cepat menuju ke arah mobil Faiz, dan dengan kasar, mereka merusak kaca pintu mobil Faiz.
Prang
"Arghh.." ringis Faiz menutup mata terkena serpihan kaca. Saat Faiz membuka kedua matanya, sekelompok pengendara yang menghadangnya tadi, tiba-tiba menghilang.
Faiz mencoba melihat sekeliling, namun sama sekali tidak ada tanda-tanda orang lain, kecuali dirinya sendiri.
Namun mata Faiz melihat ada selembar kertas yang menancap di kaca mobilnya yang telah rusak akibat ulah pengendara misterius tadi.
Faiz mengambil kertas itu, lalu terkejut ketika melihat isi kertas tersebut yang bertuliskan.....
3 hari lagi seseorang di Keluarga Narendra akan mati
gak bisa berkata kata banyak