Catharine Briana Wilson dan Cathalina Andromeda Wilson adalah saudara kembar identik yang sengaja dipisahkan sejak bayi oleh sang ibu
Catharina yang tinggal bersama orang tuanya harus menghadapi kepahitan hidup setelah sang ibu meninggal dunia dan ayahnya menghadirkan ibu tiri untuknya
Memiliki ibu tiri yang jahat, adik tiri teratai putih dan ayah jenderal bajingan, Cathalina yang mengantikan posisi sang kakak yang dibunuh pada saat pernikahannya berniat membalas dendam
Menginjak-injak mereka dan menjadikan mainan! Mata dibalas dengan mata !
Memiliki suami yang lumpuh dan kejam,Cathalina akan membuatnya bertekuk lutut dan membayar semua penghinaan yang diberikan lelaki tersebut kepada sang kakak.
Putri yang luar biasa dengan berbagai macam keahlian yang akan menggemparkan kekaisaran Lunox.
Bahkan kaisar membutuhkannya untuk bertahan hidup dan mengamankan singhasananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KESEDIHAN CATHALINA
Dengan tubuh bergetar, Cathalina perlahan berjalan mendekat kearah ranjang dengan tatapan setajam elang.
Melihat wajah penuh luka dan bernanah membuat Cathalina tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya.
Menahan rasa marah dan kesedihan dalam hatinya melihat sang kakak yang terbujur kaku dalam kondisi mengenaskan.
“Biadab!”
“Tak akan kubiarkan mereka hidup dengan tenang setelah ini !”, gumannya penuh amarah.
Cathaline yang merasa suhu tubuh sang kakak masih terasa hangat berusaha melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan kesadarannya.
Melihat kondisi Cathalina yang kacau, Deon dan Lutfi mengalihkan pandangannya agar air mata yang sedari tadi mengenak di pelupuk tak menetes.
“Sudah Cat,ikhlaskan. Catharine sudah tenang disana”, ujar Lutfi senduh.
“Tidak! aku tak akan menyerah. Aku bisa menyembuhkan kak Catharine. Kata guru, aku murid yang sangat berbakat. Ya, aku murid yang sangat berbakat jadi kakak ku pasti bisa sembuh”, Cathalina terus berupaya menusukkan jarum akupuntur ke tubuh Catharine dan memberikannya pil anti racun dengan harapan sang kakak bisa tertolong.
Namun, bagaimanapun upaya yang dilakukan Cathalina semuanya menjadi sia-sia karena jiwa Catharine sudah pergi dari raganya.
Cathalina yang sadar jika segala upayanya sia-sia dan dia tak bisa mengubah kehendak Tuhan pun tubuhnya langsung luruh kelantai sambil terisak.
“Kakak, kenapa kamu meninggalkanku seperti ini. Bahkan kita belum sempat bertemu”, gumannya penuh penyesalan.
Cathalina menyesal karena sempat mengulur waktu untuk pergi ke ibukota sehingga tiba terlambat seperti ini.
Deon dan Lutfi yang melihat Cathalina begitu rapuh berjalan mendekat dan memeluknya dari belakang, menyalurkan kekuatan agar gadis itu bisa menerima cobaan hidup ini dengan baik.
Ketiganya sama sekali tak menyangka jika kedatangan mereka akan disambut oleh kematian Catharine.
Pada awalnya mereka hanya memprediksi, paling buruk mereka melihat Catharine disiksa oleh keluarganya, tapi nyatanya yang mereka temui lebih buruk dari itu.
Sambil mengusap air matanya dengan kasar, Cathalina berdiri dan pergi kekamar mandi, mengambil kain dan seember air kemudian membersihkan tubuh sang kakak.
“Kak, tolong carikan kereta kuda. Aku ingin kalian bawa kak Catharine ke desa dan tolong kuburkan jasad kak Catharine disamping makan ayah Adolf dan ibu Helena. Aku akan disini menggantikan kakak dan membalas semua perbuatan buruk mereka tanpa terkecuali”, ucapnya penuh dendam.
Deon dan Lutfi yang mendapatkan amanat tersebut hanya bisa mengangguk pasrah dan berjanji akan memakamkan Catharine dengan layak.
“Aku akan pergi cari kereta kuda dulu. Kamu disini temani Cathalina”, ujar Lutfi sebelum melesat keluar melalui jendela kamar dengan cepat.
Untungnya belum terlalu malam sehingga Lutfi tak terlalu kesulitan mencari kereta kuda yang akan mereka gunakan untuk membawa jenazah Catharina ke desa
Setelah mendapatkan kereta kuda, Lutfi pun kembali ke istana raja Dexter untuk menjemput Catrarine dan Deon.
Untungnya penjagaan malam ini tak terlalu ketat sehingga mereka dengan mudah keluar dari istana Raja Dexter tanpa menimbulkan kecurigaan.
Setelah melapisi bangku kereta dengan selimut tebal, Cathalina yang sudah mengganti pakaian serta menutupi wajah Catharina dengan cadar membantu Deon untuk membaringkan sang kakak dikereta.
“Terimakasih atas semua bantuan kalian dan aku pasti akan membalasnya nanti”, ujar Cathalina tulus.
“Jangan khawatir. Kami akan memberi pemakaman yang layak untuk Catharine”, ujar Deon.
“Hati-hati dan jangan gegabah. Jika ada sesuatu, cepat beri kabar”, ucap Lutfi yang dibalas anggukan oleh Cathalina singkat sebelum dia melesat pergi kembali ke istana raja Dexter untuk mengantikan posisi sang kakak.
Didalam kamar, Cathalina menatap gaun pengantin putih yang tergeletak diatas ranjang dengan penuh kebencian.
Dengan wajah datar dia memakai baju pengantin tersebut dan menggerai rambut merah kehitaman miliknya yang tergerai bebas setelah dia lepas dari ikatan.
“Aku akan menjadi dirimu kak dan membalaskan semua dendammu”, gumannya tajam.
Karena cukup lelah setelah melakukan perjalanan jauh dan terkuras emosinya akibat peristiwa tak terduga yang baru saja Cathalina dapatkan, gadis itupun langsung menutup mata begitu kepalanya menyentuh bantal.
Keesokan harinya, Cathalina dibangunkan oleh suara pintu dibuka dan muncullah sosok lelaki tua bersama tiga pelayan wanita sambil membawa pakaian dan perlengkapan mandi.
Cathalina yang terbangun oleh suara berisik tersebut menatap tajam dari balik cadar yang dikenakannya.
“Putri, apakah tidurmu cukup nyeyak?”, lelaki tua tersebut bertanya dengan nada penuh ejekan.
Sekilas, ketiga pelayan dibelakangnya tersenyum mengejek setelah kembali mengingat peristiwa besar semalam.
Bukan hanya dalam kediaman, bahkan seluruh ibukota sudah tahu jika Catharine ditinggalkan begitu saja di depan altar.
Bahkan malam pengantin yang seharusnya menjadi malam yang indah bagi pengantin harus dilaluinya sendiri karena Raja Dexter bermalam dengan sang selir yang juga dinikahinya kemarin, berbarengan dengan istri sahnya.
Melihat gadis dihadapannya tak merespon, lelaki tua yang merupakan kepala pelayan di istana Raja Dexter itupun kembali bersuara.
“Sebagai nyonya rumah, Raja Dexter memerintahkan agar anda segera turun dan membuatkan sarapan untuk Raja dan Selir Daysi pagi ini”, ujarnya dengan senyum sinis.
Dihadapan istri tak dianggap, kepala pelayan tersebut tak perlu memberikan sikap hormat karena baginya itu tak layak untuk dilakukannya.
begitu juga yang dilakukan oleh ketiga pelayan wanita yang ada dibelakangnya. Sikap mereka terlihat meremehkan keberadaan nyonya rumah yang tak dianggap tersebut.
Tampaknya, kehidupan Cathalina didalam istana Raja Dexter ke depannya tak akan mudah karena akan banyak orang yang membuat masalah dengannya akibat sikap yang diberikan oleh Raja Dexter terhadapanya.
Ekpresi Cathalina berubah melihat sikap tak hormat dan tatapan meremehkan yang diberikan oleh empat orang yang dia duga pelayan di kediaman ini.
Dia adalah nyonya rumah di kediaman ini yang mendapatkan dekrit pernikahan langsung dari kaisar harus menyediakan sarapan untuk seorang selir ? Omong kosong !
Jika saja Cathalina tak ingat misinya untuk membalas dendam atas penderitaan sang kaka sudah bisa dipastikan keempat orang yang ada dihadapannya ini menjadi menjadi mayat sekarang.
“Baiklah, letakkan perlengkapan mandi dan gaunku disini. Setelah selesai, aku akan segera turun”, ujarnya datar.
Para pelayan wanita segera meletakkan semua barang yang dibawahnya dengan tatapan mencibir dan berlalu pergi meninggalkan kamar bersama kepala pelayan, meninggalkan Cathalina yang berjalan acuh menuju kamar mandi.
Mereka sangat senang karena tak harus melayani nyonya rumah yang tak dianggap tersebut dan segera pergi dari vila bobrok yang Cathalina tempati dengan cepat.
Cathalina menatap pintu yang tertutup tersebut dengan penuh amarah, seolah tatapannya bisa membakar apa saja yang ada dihadapannya saat ini.
“Raja a****g ini benar-benar berusaha untuk terus mempermalukan aku. Baiklah\, aku akan ikuti permainannya dan lihat apa yang bisa aku lakukan kepadanya hari ini”\, guman Cathalina menyeringai sinis.
Untuk meredakan emosi dan memainkan perannya dengan baik, Cathalina pun segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin sambil menyusun langkah apa yang akan diambilnya sebentar lagi.
Terlintas ide licik dalam benaknya membuat Cathalina tersenyum lebar dan mempercepat ritual mandinya agak bisa segera mengeksekusi semua hal yang saat ini sedang bercokol dalam kepalanya.
Sementara itu di kediaman Marquess Betrand, Arin menikmati sarapan paginya dengan penuh kebahagiaan.
Dia sudah tak sabar untuk mendengar kabar kematian sang kakak yang tentunya akan kembali menjadi bahan perbincangan di ibukota.
Marquess Betran yang tak tahu mengenai perbuatan putri keduanya tersebut tampak santai menikmati sarapannya sebelum dia dan Lucas, yang merupakan putra satu-satunya akan pergi keistana untuk menghadap kaisar sebelum pewaris Marquess tersebut kembali ke barak militer.
“Kakakmu sudah menikah dengan raja Dexter dan sekarang kesempatanmu untuk menjadi jenderal muda terbuka lebar. Pergunakan itu dengan baik”, pesan Marquess setelah sarapan pagi mereka usai.
Meski Marquess Betran tahu jika niat kaisar menikahkan raja Dexter dengan putri tertuanya Catharine untuk membuat adik tirinya tersebut tak lagi memiliki wajah dimuka umum namun dia tetap mendukungnya karena Marquess Betran memiliki misi yang sama.
Dengan tersingkirnya Catharine, maka pewaris Marquess akan mendapatkan perhatian lebih dimata kaisar dan ini akan dipergunakan dengan baik oleh Marquess Betran untuk bisa mengambil alih sepenuhnya kekuasaan pasukan keluarga Wilson peninggalan ayah mertuanya.
Dengan pasukan milik keluarga Wilson berada ditangannya maka bisa dipastikan posisi jenderal besar yang dipegangnya akan tetap aman hingga nanti diwariskan kepada Lucas.