Setelah Mende berhasil merebut Prasetya dari istri nya yang bernama Fiona, wanita itu mengira hidup nya akan indah seperti impian nya.
Hidup bahagia dengan Prasetya yang pegawai kantoran dan tinggal dirumah megah dengan segala kemewahan yang dimiliki pria itu.
Namun dia lupa jika hukum tabur tuai itu ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Pagi yang cerah menyapa, cahaya matahari yang lembut masuk menembus jendela dapur dan memberikan kehangatan pada ruangan itu.
Fiona sudah sibuk sejak subuh menyiapkan sarapan untuk keluarga nya, seolah apa yang membuat nya menangis malam itu sudah terlupakan.
Wajan berisi tumis sayur mengeluarkan aroma harum yang mengundang selera.
Sementara itu di lantai, putra kecil nya Caraka duduk manis di atas baby walker, mata nya yang bulat mengamati setiap gerak gerik ibu nya dengan penuh rasa ingin tau.
Fiona tersenyum melihat tingkah lucu Caraka yang mengemaskan.
Sambil terus mengaduk sayur ia sesekali membungkuk mengambil mobil mainan nya yang terjatuh dari tangan putra nya.
"Raka, ini mainan nya sayang" ucap Fiona lembut sambil menyerahkan mobil itu kembali ke tangan mungil Caraka.
"Jangan di buang buang lagi ya, nanti mobil nya capek" ujar nya sambil tersenyum.
Setelah beberapa saat Fiona selesai memasak, dan mulai menata hidangan di atas meja, tak lupa ia juga menyiapkan makanan untuk ibu mertua nya.
Prasetya keluar dari kamar nya dengan pakaian sudah rapi dengan baju ala kantoran.
Pria itu berjalan menuju meja makan.
Pras duduk di kursi meja makan dan Fiona segera menyiapkan makan untuk suaminya itu.
"Ini mas sarapan nya" ujar Fiona.
Tanpak prasetya yang makan dengan sangat sedikit.
"Mas, kenapa gak di habis kan"? tegur Fiona.
" Coba lihat dirimu itu? bagaimana suami mu ini akan berselera makan kalau penampilan istrinya saja seperti ini" ucap nya tanpa memikirkan perasaan istrinya sama sekali.
"Kalau begitu, beri aku uang lebih. aku akan melakukan perawatan dan membeli baju yang bagus. aku masih ingat kapan terakhir mas membelikan baju untuk ku, sebelum Caraka lahir dan sejak aku melahirkan mas tidak pernah memberikan baju untuk ku lagi"
Pras tak bergemang, pria itu malah sibuk dengan ponsel nya sendiri.
"Jadi salah ku dimana mas"? ucap Fiona kembali.
Pria itu tak bergeming, ia justru beranjak dari tempat duduk nya.
Pras menyadari jika semenjak kehadiran putra nya ia memang sering mengabaikan Fiona, bahkan untuk uang bulanan juga ia potong.
Tapi entah lah, ego nya terlalu besar.
"Mau kemana mas? bukankah ini masih terlalu pagi untuk berangkat"? tanya Fiona dengan nada bergetar.
" Sudah lah Fiona, pagi pagi gak usah ngajak ribut" ujar nya.
Pria itu mengambil tas kerja nya kemudian pergi begitu saja.
Fiona duduk di meja makan itu, ia kembali mengingat pesan di ponsel suaminya dari seorang wanita.
"Ya Allah,, apa mungkin selama ini mas Pras sudah menghianati ku? apa wanita itu yang membuat nya berubah"? batin nya mulai berkecamuk.
" Fiona..... Fiona.... "
Teriak Soraya dari dalam kamar nya, membuat Fiona tersadar dari lamunannya.
Ia segera menghampiri ibu mertua nya itu, karena kalau tidak langsung dihampiri, seperti biasa wanita tua itu akan ngomel-ngomel.
"Ada apa bu"?
" Ini kenapa cuma makanan aja, mana buah nya" ujar Soraya dengan nada tinggi.
"Maaf Bu, stok buah nya habis. rencana nya Fiona mau beli setelah ini"
"Kenapa gak bilang sih? ya sudah sana beli" ketus nya.
Fiona meninggalkan wanita tua itu, ia memutuskan untuk pergi mandi, merias diri dengan ala kadarnya.
lalu kembali ke kamar ibu Soraya untuk ijin keluar bersama Caraka, tapi sebelum pergi Fiona sudah menyiapkan air minum dan beberapa cemilan untuk ibu mertua nya setelah itu barulah ia pergi.
Sebelum membeli buah Fiona memutuskan untuk mengajak Caraka main di taman sebentar.
Mereka berdua sangat menikmati udara yang sangat segar di taman itu.
Setelah puas fiona kembali mengendog putra nya, wanita itu beranjak meninggalkan taman dan berjalan ke Minimarket yang ada di sebrang jalan.
Sambil mengendog anak nya Fiona menyebrangi jalan yang tampak sepi hanya ada beberapa kendaraan yang lewat.
Setelah berhasil menyebrang Fiona segera menuju Ke minimarket.
Betapa hancur nya hati wanita itu saat hendak masuk ke minimarket ia melihat sang suami yang baru saja keluar dari Cafe sebelah minimarket itu bernama dengan seorang wanita, menggandeng nya dengan lembut menuju mobil dan membukakan pintu mobil untuk wanita itu.
Pria itu sedikit terkejut setelah menutup pintu mobil dia melihat istri dan anak nya tengah berdiri menatapnya dengan pandangan kecewa.
Pria itu gugup dia telah tertangkap basah oleh istrinya.
Fiona segera masuk ke supermarket, mengambil buah dan langsung membayarnya.
Setelah membayar Fiona langsung pulang dengan mengendari motor nya.
Malam ini Pras terbaring di sisi Mende, namun pikiran nya terus melayang pada Fiona.
Ia tidak tau bagaimana ia harus menjelaskan itu pada istrinya.
"Mende, aku harus pulang malam ini" ucap Pras.
Mende langsung membalikkan badanya menatap ke arah prasetya.
"Kenapa mas tiba-tiba pengen pulang, biasa nya mas paling betah tinggal disini"? tanya mende.
" Apa mas sekarang sudah bosan dengan mende"? tanya nya lagi.
Pras menunduk merasakan sesuatu yang sulit untuk diartikan.
"Bagaimana aku harus menjelaskan nya nanti, apa lagi kalau malam ini aku gak pulang lagi" gumam Pras dalam hati.
Mende menghela nafas panjang, lalu menatap Pras dengan tatapan tajam yang membuat pria itu merasa tak nyaman.
"Jadi mas lebih memilih istri mas itu? yang kata kamu jelek gendut dan jerawatan itu"??
Prasetya tergugup tak tau harus jawab apa, sebelum Pras sempat berkata apapun Mende melanjutkan ucapan nya dengan nada yang lebih tinggi.
" Kalau mas tetap memaksa pulang, aku akan bilang semuanya pada istri mas itu, aku akan kasih tau tentang hubungan kita selama ini. biar istri mas tau dan segera meminta cerai dari mas" ancam Mende.
Wajah Pras berubah pucat mendengar ancaman Mende.
"Jangan lakukan itu Mende"!
" Kenapa mas,,, kamu selalu bilang kalau istri kamu gendut, jelek dan ingin segera kamu cerai kan. tapi mana, sudah satu tahun kita bersama kamu tak juga menceraikan dia mas"!
"Sabar Mende, waktu itu mas gak bisa ceraikan dia karena anak ku masih kecil" jawab Pras beralasan.
Mende mendengus.
"Kalau begitu mas harus tetap disini, jangan tinggalkan aku sendirian"
Mende meraih tangan Pras dengan lembut, namun penuh penuntutan.
Pras menunduk pasrah, hati nya bergejolak.
Ia tak punya pilihan lain selain mengalah.
"Baiklah aku akan tetap disini" ujar nya pelan, meski hatinya menjerit ingin segera pulang.
Mende tersenyum puas lalu mengangguk.
"Terima kasih mas"!
Malam itu, Prasetya terbaring di sisi Mende. tapi pikiran nya terus melayang pada Fiona.
Pras merasa jika istrinya itu sudah tidak menarik lagi, tapi di dalam hati nya ia tak rela jika harus menceraikan nya.
m ibuy sdh ga punya apa²,,dan fitnah sukses sm kerjaany
.