NovelToon NovelToon
Alter Ego Si Lemah

Alter Ego Si Lemah

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti
Popularitas:579
Nilai: 5
Nama Author: Musoka

Apakah benar jika seorang gadis yang sangat cantik akan terus mendapatkan pujian dan disukai, dikagumi, serta disegani oleh banyak orang?

walaupun itu benar, apakah mungkin dia tidak memiliki satu pun orang yang membencinya?

Dan jika dia memiliki satu orang yang tidak suka dengan dirinya, apakah yang akan terjadi di masa depan nanti? apakah dia masih dapat tersenyum atau justru tidak dapat melakukan itu sama sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Novel

Happy reading guys :)

•••

Kamis, 2 Oktober 2025

“Selamat siang, Kak. Kakak mau ke mana?” sapa dan tanya seorang gadis, saat berpapasan dengan Angelina di koridor gedung kelas sepuluh.

“Siang juga,” balas Angelina, seraya mengukir sebuah senyum simpul, “Ini, gue mau ke perpustakaan. By the way perpustakaan buka, kan?”

Gadis itu mengangguk, membalas senyum simpul Angelina. “Buka, kok, Kak. Ini, aku juga baru selesai dari perpustakaan buat ngembaliin buku yang udah selesai aku baca.”

Mendengar perkataan gadis itu, membuat Angelina mengangkat kedua ibu jarinya, mengapresiasi sang adik kelas yang sudah berhasil menamatkan salah satu buku.

Angelina lalu berpamitan kepada adik kelasnya, melanjutkan perjalanan menuju perpustakaan. Ia menghentikan langkah kaki, melihat keadaan perpustakaan sebelum masuk ke dalam.

“Banyak banget yang berubah, padahal cuma beberapa bulan, gue gak ke sini,” gumam Angelina, berjalan menuju rak-rak buku yang letaknya sudah sangat berubah.

Angelina memegangi dagu, mengamati satu per satu buku yang tertata rapi di rak. Ia terus mengamati ribuan buku itu, mencari satu buku yang sudah dirinya incar sejak beberapa bulan lalu.

“Kok, gak ada, sih, bukunya,” gumam Angelina, mengembuskan napas panjang, sudah sangat lelah mengamati buku-buku yang ada di perpustakaan.

“Angel,” panggil seorang perempuan paruh baya, saat melihat Angelina sedang terlihat pusing dengan buku-buku di depannya.

Angelina sontak menoleh ke belakang. Ia tersenyum manis, mendapati seorang pustakawan yang sangat dirinya kenali sedang membawa beberapa buah novel di tangan.

“Ibu Noer, apa kabar?” Angelina berjalan mendekati Ibu Noer, lalu mencium tangan kanan perempuan paruh baya itu.

“Ibu baik, kok. Kamu sendiri gimana, udah sembuh total?” tanya Ibu Noer, mengamati Angelina dari atas hingga bawah.

Angelina mengangguk, mundur beberapa langkah, memutar-mutar tubuhnya agar Ibu Noer percaya bahwa dirinya sudah sembuh dengan total.

“Alhamdulillah.” Ibu Noer mengembuskan napas lega, melihat siswi kesayangannya sudah tidak lagi terbaring di ranjang rumah sakit. “Oh, iya, kamu tadi lagi nyari apa? Ibu liat-liat kamu sampai pusing gitu.”

Angelina berhenti memutar-mutar tubuhnya. “Ah, itu, Bu. Angel lagi cari novel Rivalry Or Revenge, tapi dari tadi gak dapat-dapat. Ibu tau gak, novel itu ada di mana?”

Ibu Noer memegang dagu, berusaha mengingat tentang novel yang dimaksud oleh Angelina. “Novel itu baru aja kemarin dipinjam, Ngel.”

“Dipinjam? Sama siapa, Bu?” tanya Angelina, penasaran dengan orang yang telah meminjam novel incarannya itu.

Ibu Noer berjalan menuju salah satu rak yang tadi sedang diamati oleh Angelina, lalu menaruh dan menyusun beberapa novel bawaannya di sana. “Dipinjam sama Vanessa, teman sekelas kamu.”

“Yah. Itu novel cuma ada satu, ya, Bu, di sekolah ini?” Angelina mendekati Ibu Noer, melihat beberapa novel yang telah ditata rapi oleh pustakawan itu.

“Sebenarnya dulu ada dua, tapi yang satunya hilang gak tau ke mana,” jawab Ibu Noer, masih sibuk menata novel.

“Gitu, ya.” Angelina mengambil salah satu novel yang telah disusun Ibu Noer, lalu membaca blurb dari novel tersebut. “Ibu, Angel mau pinjam novel ini aja, deh.”

Ibu Noer mengangguk, berjalan menuju meja pribadinya untuk mencatat novel yang ingin Angelina pinjam.

•••

“Vee, ini gue beliin makanan sama minuman,” ujar Karina, mendudukkan tubuhnya di samping Vanessa yang sedang membaca novel di bawah pohon beringin.

Vanessa menghentikan aktivitas membacanya, menoleh ke arah Karina, tersenyum manis, lalu mengambil dan meneguk air minum yang telah sang sahabat belikan.

“Thanks, ya, Kar,” kata Vanessa, menaruh botol air minum di samping makanan pembelian Karina.

“Iya.” Karina melihat novel yang berada di pangkuan Vanessa. “Novel tentang apa itu, Vee?”

“Tentang persahabatan sama percintaan, Kar.” Vanessa menyandarkan tubuhnya pada pohon beringin, kembali membaca novel yang baru saja dirinya pinjam.

Karina mengangguk paham, mengikuti Vanessa menyandarkan tubuh di pohon beringin. Ia melihat ke arah langit, menutup mata, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa tubuhnya.

“Vee, nanti kalo bel masuk bunyi, bangunin gue, ya,” pinta Karina, mencari posisi ternyaman untuk dirinya bersandar.

“Iya,” jawab Vanessa singkat, seraya membalik halaman novel.

Selama lima menit, Vanessa membaca novel dengan ditemani oleh Karina yang sudah tertidur. Hingga, ia mengangkat kepala saat mendengar suara Angelina memanggil namanya.

“Vanessa!” teriak Angelina, berlari menuju tempat Vanessa dan Karina berada dengan membawa sebuah novel di tangan kanan.

“Kenapa, Ngel?” tanya Vanessa, melihat Angelina membungkukkan badan dengan napas yang terengah-engah.

Angelina menghirup udara segar sebanyak yang dirinya bisa, lalu mengangkat kepala dan melihat ke arah Vanessa. “Lu sama Karin dari tadi gue cariin, ternyata ada di sini.”

Vanessa mengerutkan kening. “Kamu nyariin aku, ada apa?”

Angelina menggelengkan kepala, berjalan mendekati Vanessa, mendudukkan tubuhnya di samping kiri gadis itu. “Gak ada apa-apa, kok, cuma mau main sama kalian berdua aja, boleh, kan?”

Vanessa tersenyum simpul. “Boleh, kok, Ngel. Tapi, ini, kan, udah mau masuk kelas, kamu kenapa malah nyusulin aku sama Karin ke sini?”

Angelina bersandar di pohon beringin, membuka novel yang telah dirinya bawa. “Kan, udah gue bilang kalo mau main sama kalian, lagian juga habis istirahat ini, kita dikasih jam bebas. Jadi, gak usah masuk ke kelas juga gak papa.”

“Hmm … gitu, ya.” Vanessa melihat ke arah langit sejenak, lalu mengalihkan pandangan ke arah Angelina. “Eh, kamu juga suka baca novel, Ngel?”

Angelina mengangguk, mengangkat kepala untuk menatap wajah Vanessa. “Iya, lumayan suka. By the way, lu juga suka, kan?”

“Iya. Kok, kamu bisa tau?” tanya Vanessa penasaran.

Angelina menunjuk novel yang sedang berada di atas pangkuan Vanessa menggunakan dagunya. “Itu … novel Rivalry Or Revenge, kan? Tadi, gue nyari novel itu di perpus, tapi kata Ibu Noer udah lu pinjam. Jadi, gue simpulin aja, kalo lu juga suka baca novel.”

Vanessa mengambil novel ‘Rivalry Or Revenge’ dari atas pangkuannya. “Eh, iya, ini novel baru aja kemarin aku pinjam. Kamu mau baca novel ini juga? Maaf, ya, malah keduluan sama aku.”

Angelina tersenyum simpul, menaruh novel bacaannya di atas daun-daun pohon beringin yang telah berjatuhan. Ia menyatukan dan menekuk kedua lutut di depan dada, lalu memeluknya menggunakan kedua tangan.

“Iya, udah, gak papa, Van. Jangan merasa bersalah gitu,” kata Angelina, melihat raut wajah Vanessa yang merasa bersalah.

“Ngel, beneran? Ini gak papa? Kamu gak marah sama aku?” tanya Vanessa, menatap serius kedua mata Angelina.

Angelina mencubit pelan pipi kanan Vanessa. “Iya, Vanessa Veronica Mahesa. Gue gak papa, tapi nanti kalo lu udah selesai baca, pinjamin ke gue, ya? Soalnya gue udah pingin baca novel itu dari beberapa bulan yang lalu.”

“Sakit, Ngel.” Vanessa mengusap lembut pipi kanannya. “Dari pada nunggu aku selesai baca, kenapa gak kita baca bareng aja?”

Angelina menopang dagu di atas kedua lutut, sedikit mengerutkan kening saat mendengar ajakan Vanessa. “Baca bareng? Lu berarti harus baca ulang lagi, dong?”

“Iya, gak papa. Lagian aku juga baru baca dua bab. Jadi, gak ada masalah kalo harus diulang,” jelas Vanessa, seraya membalik ke halaman awal novel. “Ayo, sini.”

Angelina menyelonjorkan kedua kaki, bergeser mendekati Vanessa, menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu, lalu mulai membaca novel bersama-sama.

Selama membaca, kedua gadis itu sesekali mengobrol, berdiskusi tentang isi dari novel tersebut. Terkadang, salah satu dari mereka ada yang tidak setuju dengan beberapa adegan di dalam novel, dan memberikan sebuah opsi lain untuk adegan-adegan tersebut.

Karina menggeliat, perlahan-lahan mulai membuka mata, mendengar suara Vanessa dan Angelina membuat dirinya terpaksa terbangun dari dunia mimpi. Ia menoleh ke samping, mengerutkan kening, melihat kedua sahabatnya sedang membaca novel seraya mengobrol.

Karina menggeserkan tubuhnya mendekati Vanessa, menyandarkan kepala di bahu kanan gadis itu, dan kembali menutup mata. “Berisik banget, sih, kalian.”

Kedua mata Vanessa melebar, merasakan kepala seseorang sedang bersandar di bahu kanannya. Ia sontak berhenti membaca, menoleh ke arah kanan untuk melihat orang tersebut.

“Karin, bikin kaget aja,” ujar Vanessa, mengembuskan napas lega saat mengetahui bahwa Karina yang melakukan hal itu.

Karina mencari posisi ternyaman di bahu Vanessa, kedua tangannya bergerak memeluk tubuh gadis itu. “Jangan berisik, gue masih mau tidur.”

“Tumben lu manja banget, Kar, biasanya gak pernah kayak gini lu?” tanya Angelina, melihat tingkah sang sahabat yang sangat berbeda dari biasanya.

“Diem, gue masih ngantuk,” gumam Karina, “Vee, elusin kepala gue.”

Vanessa melihat sekilas ke arah Angelina, tersenyum manis, lalu mengelus lembut kepala Karina.

“Dia beberapa bulan ini emang kayak gini, Van?” tanya Angelina, masih tidak habis pikir dengan perubahan sifat sang sahabat.

Vanessa melihat ke arah langit, berusaha mengingat sifat Karina yang mulai sering manja ke dirinya. “Baru satu bulan ini, sih, Ngel. Emang kenapa?”

Angelina menggelengkan kepala. “Gak papa, kok. Gue cuma heran aja, gara-gara dia manja kayak gini.”

Karina menaruh tangan kanan di depan bibir dan berdesis. “Diem, gue mau tidur.”

Mendengar itu, membuat Vanessa dan Angelina saling pandang, tersenyum, lalu kembali membaca novel tanpa mengganggu Karina yang sudah mulai tertidur.

To be continued :)

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!