NovelToon NovelToon
Gairah Cinta Adik Ipar

Gairah Cinta Adik Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Perjodohan / Cintamanis / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:42.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: DF_14

Ghea yang sudah menikah selama tiga tahun dengan suaminya, dia tidak pernah mendapatkan sentuhan lembut dari suaminya karena sang suami sibuk dengan kekasihnya, hingga akhirnya dia harus terlibat dengan seorang playboy yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.

Gairah keplayboyan Gibran seketika menghilang setelah bertemu Ghea, membuat dia ingin menjadikan Ghea sebagai miliknya.

Padahal sebelum menikah dengan Romi, Ghea lebih dulu dijodohkan dengan Gibran. Tapi Gibran menolak perjodohan itu tanpa ingin tau dulu siapa yang dijodohkan dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bidadari Rasa Malaikat Maut

[Mas, boleh gak aku minta 10 juta? Aku ingin beli dress tapi uangnya masih kurang]

Romi menghela nafas membaca pesan dari Dona itu, padahal dua hari yang lalu dia membelikan Dona perhiasan yang harganya dua kali lipat lebih mahal dari itu.

[Bukannya dua hari yang lalu aku sudah membelikanmu kalung?]

Dona merasa tidak enak ternyata Romi akhir-akhir ini perhitungan sekali. Padahal hari ini dia sedang shopping bersama teman-temannya.

"Jadi gak beli dress ini, Dona?" tanya temannya yang kebetulan dia juga lagi memilih-milih dress yang bermerk Adva itu di butik .

Merk Adva memang sudah terkenal di kalangan masyarakat, ada di bisang Fashion, sandal, sepatu, dan tas juga.

Dona membalas pesan Romi dengan perasaan kesal.

[Iya aku tau, kalung ini selalu aku pakai. Tapi aku ingin sekali dress itu, cantik sekali! Nanti dress nya aku pakai saat bertemu kamu nanti.]

Romi segera mentransfer uang sesuai yang dipinta oleh Dona lewat M-Banking, dia membalas chat kekasih gelapnya itu.

[Sudah aku transfer]

"Kenapa dia boros sekali!" Romi mengeluh.

Selama ini Ghea yang berstatus istrinya tidak pernah meminta apapun darinya, bahkan Ghea tidak suka membeli barang mewah kecuali kalau di beri oleh Bu Rosa. Romi segera mengerjakan tugasnya kembali sebagai Wakil Direktur.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk!"

Ternyata Ghea yang mengetuk pintu, dia membawakan sebuah coklat panas untuk Romi.

"Ini coklat panas kesukaan Mas Romi!"

Romi tersenyum simpul, "Terimakasih ya,"

Ghea mengangguk pelan, dia segera melangkahkan kaki ke luar dari ruangan itu, namun Romi mencegahnya.

"Ghea!"

Ghea segera menoleh, "Ada apa Mas?"

"Aku minta maaf tadi sudah marah-marah padamu,"

"Mmm... ya sudah tidak apa-apa, aku juga mengerti Mas Romi begitu karena panik."

"Pertama aku panik takut kehilangan klien, satu klien saja itu sudah berharga. Kedua aku takut ayah menyalahkanmu. Aku tidak bermaksud marah padamu tadi."

"Hmm iya Mas. Silahkan dilanjutkan lagi kerjanya!" Ghea memilih untuk tidak memperkeruh masalah itu.

Romi mengangguk, "Iya,"

Romi pun melanjutkan kerjanya kembali, sementara Ghea harus pergi ke ruangan Gibran untuk membahas tentang menyurvei lokasi yang akan di jadikan tempat syuting iklan nanti.

Tok! Tok! Tok!

Ghea sudah mengertok pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban, dia terpaksa masuk ke dalam ruang Dirut itu tanpa permisi.

Ternyata dia mendapati Gibran yang sedang tertidur di kursinya dengan sedikit menengadah dan mukanya di tutupi buku.

Ghea menghela nafas melihat kelakuan Direkturnya itu, dia menepak-nepak lengan Gibran "Gibran, bangun! Ada masalah penting yang harus kita bahas!"

Namun tubuh Gibran tak bergeming, sama sekali tidak mendengarnya mendengkur.

Ghea semakin mendekati Gibran, "Dia ini ini tidur apa mati?"

"Gibran!"

Tiba-tiba Gibran memegang tangan Ghea yang dari tadi menepak lengannya, dia membuka buku yang menutupi wajah tampannya itu, "Apa aku sedang bermimpi? Tiba-tiba aku melihat bidadari di kantor ini!"

Ghea membulatkan matanya "Iya kamu bermimpi, saat ini kamu bukan sedang bersama bidadari tapi malaikat maut!" Ghea melepaskan tangannya dari genggaman Gibran.

Gibran nyengir saat mendengar ucapan Ghea, dia masih terlihat ngantuk, "Beri aku waktu satu jam lagi, aku masih ngantuk!"

"Gak bisa! Pekerjaan aku masih banyak!"

Gibran mengeluh, "Hanya sebentar, setengah jam saja ya!"

Ghea tidak merespon ucapan Gibran, dia duduk di kursi yang bersebrangan dengan Gibran. Ghea membuka beberapa lembar berkas yang harus ditanda tangani Gibran.

"Tandatangani semua ini!"

"Hh... ternyata kamu lebih menakutkan dari malaikat maut." Gibran merasa kesal karena Ghea tidak mengizinkannya untuk melanjutkan tidurnya, dia segera menandatangani itu semua satu persatu.

"Besok jadwal menyurvei lokasi syuting untuk iklan nanti, jadi mereka meminta persetujuan darimu!"

"Tempatnya dimana?"

"Di Kota B, disana sudah biasa dijadikan tempat syuting, tempatnya dijamin aman. "

Gibran memanggut-manggut, "Hmmm ya sudah besok kita kesana.".

Ghea menghela nafas, " Kita tidak perlu ikut, itu sudah diatasi oleh karyawan yang sesuai dengan tugasnya,"

"Tapi aku bukan ceo yang seperti itu, bukan yang ingin duduk manis di ruang ber-AC, aku harus memastikan sendiri tempatnya aman dan menarik untuk syuting iklan nanti. "

Ghea merasa takjub dengan perkataan Gibran itu, tapi mau gak mau sebagai asisten harus mengikuti kemanapun bosnya pergi bertugas. Namun dia tidak nyaman harus berduaan di mobil bersama Gibran dalam perjalanan yang panjang nanti.

"Aku ingin temanku kerja disini, besok aku akan membawa temanku, jadi kamu tidak perlu khawatir kalau aku akan macam-macam padamu." Gibran mengatakan hal itu seakan dia tau apa yang sedang Ghea pikirkan.

Seketika wajah Ghea memerah mendengar ucapan Gibran, "Aku tidak berpikiran kesana,"

Gibran tersenyum geli, mencondongkan badannya, "Tapi akan lebih asik kita berduaan ya," Dia memang senang sekali menjahili kakak iparnya.

Buuuk...

Ghea memukulkan buku ke kepala Gibran dengan pelan sambil berdiri, "Besok pastikan temanmu itu harus ikut!"

Ghea segera pergi, dia tau selama ini sikap Gibran itu cuma ingin menjahilinya saja dan mengajaknya bercanda tapi cara bercanda Gibran itu malah membuat jantungnya selalu berdebar-debar.

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat! ...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya. ...

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya! ...

1
Erna Riyanti
Lumayan
Erna Riyanti
Biasa
Siti Mualifah
keren
Ariyati Kusuma Dewi
Kecewa
Ariyati Kusuma Dewi
Buruk
Ipehmom Rianrafa
mksih Thor 💪💪💪
aagnes
Luar biasa
Noerlina
Kecewa
Noerlina
Buruk
Merry Tunggal Dewi
Luar biasa
A&R
/Smile//Smile/
Griselda Nirbita
biasanya penyesalan dtg terlambat
Griselda Nirbita
pepet terus bang Gibran... jangan kasih celah yg lain utk dekat dengan Ghea... aku pendukung mu
Griselda Nirbita
pertemuan yg tidak di sengaja...
Griselda Nirbita
jederrr... terbongkar nya Romi korupsi uang perusahaan...
Griselda Nirbita
istrinya Gibran lagi minggat...
Griselda Nirbita
persahabatan bagai kepompong...
Griselda Nirbita
pilihan yang sulit...
Griselda Nirbita
akhirnya sedikit demi sedikit terungkap perselingkuhan Romi...
Griselda Nirbita
alur ceritanya mengalir apa adanya.. asyik banget...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!