Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3. TALAK
Tamara berlalu dari ruang kerja Alven, dengan membawa kesedihannya. Tapi tangannya terus menggenggam tangan mungil putrinya.
Air mata Tamara terus mengalir di wajahnya. membuat putrinya pun menghentikan langkahnya. "Ma jangan menangis, Cia tidak akan mencari cari Papa, agar Mama tidak menangis lagi. Maafkan Cia ya, Ma. Sudah membuat Mama menangis karena dia ingin bertemu dengan Papa."ucap Fitricia kepada sang mama.
Terlalu kecil, Cia memahami masalah yang terjadi antara Tamara dengan Alven suaminya. Tapi apa boleh buat, dia harus menyaksikan pertengkaran antara Tamara dengan Alven.
Padahal Tamara tidak menginginkan itu terjadi, penghianatan yang dilakukan oleh sang suami memang begitu menyakitkan hatinya.
Rasanya hatinya tercabik-cabik, entah apa yang akan dilakukan Tamara saat inj ada sedikit penyesalan di hati Tamara telah hengkang dari pekerjaannya. Sudah otomatis jika dirinya tidak akan mendapat pendapatan lagi, jika bercerai dengan suaminya.
Tapi Tamara sudah memiliki tekad yang bulat. dia ingin bercerai dengan suaminya, walaupun saat ini Dia tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Pengkhianatan yang tak bisa diterima oleh Tamara,karena sebuah perjanjian sebelum mereka menikah, sudah dilakukan Tamara dan Alven.
Tamara sudah mengatakan kepada suaminya, kalau dirinya tidak akan memaafkan yang namanya pengkhianatan.
Ternyata sang suami tak mengindahkan permohonan Tamara sebelum mereka menikah. Ia tidak ingin masalahnya berlarut-larut begitu saja.
Tamara berlalu meninggalkan kantor suaminya. Dengan menggunakan ojek online Ia pun berlalu dari sana.
Sepanjang perjalanan tangis Tamara tak henti-hentinya. Cia berusaha menenangkan Tamara. Bahkan dia juga berulang kali meminta maaf kepada Tamara. Karena ia merasa bersalah meminta kepada Tamara mencari keberadaan ayahnya.
Sementara di tempat lain, Tuan Aditama memberikan peringatan kepada Alven. Atas apa yang dilakukan Alven terhadap Tamara. Karena Tuan Aditama sangat mengetahui siapa sosok Tamara. Dia wanita yang baik, ulet dan teladan. Dia juga wanita yang penurut tetapi Mengapa Alven tega menghianatinya.
Tuan Aditama menghela nafas panjang. Setelah mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu karyawan nya. Padahal Tamara itu adalah salah satu karyawan teladan saat dirinya bekerja di ALC COMPANY. Tapi karena Tamara menurut kepada suaminya, sehingga ia pun mengundurkan diri.
"Alven, sebuah keberhasilan suami itu tidak luput dari doa-doa istrinya yang tulus yang sayang dan cinta kepada suaminya. Rezeki suami itu, akan semakin bertambah jika kita membahagiakan istri. Tapi kalau kita menyakiti hatinya, dan membuatnya menangis maka semakin jauh lah rezeki."ucap Tuan Aditama mencoba menasehati Alven.
Alven sama sekali tidak menjawab ia hanya diam saja.
"Aku berikan kamu kesempatan sekali lagi, perbaiki hubungan kamu dengan Tamara. Dia wanita yang baik, kamu akan menyesal Jika kamu meninggalkannya.
"Tapi saya tidak mencintainya lagi Pak."sahut Alven dengan santainya.
"Terserah kamu mau mengambil keputusan kamu apa. Tapi jangan sampai menyesal, karena penyesalan itu selalu datang terlambat.
"Sekarang, terserah sama kamu. Aku tidak dapat berbuat banyak, karena kamu yang menjalaninya." ucap Tuan Aditama mempersilahkan Alven keluar dari ruang kerjanya.
Sepeninggalan Alven, Tuan Aditama menggelengkan kepalanya. Teringat akan putranya Regen Aditama. Yang telah gagal membina rumah tangga dengan seorang wanita berprofesi sebagai designer.
Kini Regen Aditama sedang melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Ia melakukan itu, semua karena dia ingin melupakan masa lalunya bersama mantan istrinya, yang tega menghianati cintanya.
"Ya Tuhan, Mengapa Tamara wanita yang sangat baik dikhianati oleh Alven. Andai saja menantuku dulu seperti Tamara, pasti Regen akan sangat bahagia dan dia tidak sampai mengalami depresi. Tapi syukurlah, Regen dapat melewatinya. Walaupun sampai saat ini dia belum berniat untuk menjalin hubungan rumah tangga lagi dengan wanita lain."gumam Tuan Aditama.
Alven saat ini sudah melajukan mobil miliknya ke rumah yang selama ini ditempatinya dengan Tamara.
Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berharap ia cepat sampai di rumah. Ia ingin memberikan perhitungan kepada Tamara yang ia anggap telah mempermalukannya di kantor.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih tiga puluh menit membelah jalanan ibukota, kini Alven sudah tiba di rumah.
Saat ini Jam menunjukkan pukul satu siang.
Cia saat ini sedang tidur siang. Sementara Tamara terus menangis sesungguhkan. meratapi nasib cintanya yang sudah dikhianati sang suami. "Pantas saja Mas ALven jarang sekali pulang ke rumah. Tidak ada juga cuma mesra lagi diantara mereka. tangis Tamara semakin menjadi.
Matanya sudah terlihat sembab, Ia menangis tak henti-hentinya memikirkan nasib rumah tangganya yang saat ini diterpa badai.
Tamara!!!!
teriak Alvin dari ruang tamu, karena dirinya tidak melihat sosok Tamara di sana.
Tamara tidak menjawab Dia hanya terus menangis sesungguhkan di dalam kamar.
Tamara!!!
lagi lagi Alven berteriak Memanggil nama istrinya sampai Tamara terhenyak.
Tamara sama sekali tidak menjawab, hingga Alven pun membuka pintu kamar dengan kasar.
"Apa kamu sudah tuli?! teriak Alven. sudah dia yang salah tapi dia juga yang ngegas.
"Mas, kurangi suaramu tidak perlu membentakku seperti itu.
"Kamu sudah puas mempermalukan saya?"
"Apa?
"Mempermalukan?
"Apa Aku tidak salah dengar?
"Bukan aku yang mempermalukan kamu. Tapi kamu sendiri yang mempermalukan diri kamu sendiri, dengan cara kamu bercumbu mesra dengan wanita lain di ruang kerjamu!"
Kamu yang berbuat, kamu pula yang ngegas. Tidak perlu membentakku seperti itu. Jangan kamu kira karena aku hanya seorang ibu rumah tangga, kamu sesuka hati melakukan apapun di luar sana.
Ingat! Aku berhenti bekerja untuk menuruti kata-kata suamiku. Tapi apa yang dilakukan suamiku, kepadaku atas pengorbanan yang aku lakukan selama ini?" justru suamiku menghianatiku dengan bercumbu mesra di ruang kerjanya.
Apa kamu tidak malu? di mana akhlakmu? Di mana akal sehatmu? tidak perlu membentak-bentak seperti itu untuk menutupi kesalahan. Semua orang juga mengetahui kalau itu Alibi kamu.
"Tamara aku talak kamu!
kata-kata talak keluar dari mulut Alven dengan begitu saja
Tamara tersenyum sinis.
"Ya, aku sudah mengetahui itu akan kamu lakukan terhadapku,"
"Tapi kamu juga harus ingat, rumah ini beserta isinya Siapa yang beli? ini hasil keringat Ku. Sebelum kita menikah, rumah ini sudah ada. Jadi kamu tidak bisa menggugatnya sama sekali,"
"Oke, kita akan ketemu di pengadilan Agama. dan aku akan membawa semua saksi-saksi perselingkuhan yang kamu lakukan. Jangan kamu kira tidak ada orang yang mau membantuku untuk menjadi saksi perselingkuhan. Ingat! suatu saat nanti kamu akan menyesal atas apa yang kamu lakukan.
"Tidak akan ada lelaki yang mau menikah dengan wanita dekil seperti kamu." ucap Alven memandang rendah Tamara.
"Apa Mas?
"Wanita dekil seperti Aku?
"seharusnya Mas berkaca terlebih dahulu, aku dekil seperti ini, karena aku mengerjai semua di rumah ini dan aku sudah tidak memiliki waktu untuk perawatan,"
"Aku juga bisa mempercantik diri sendiri jika aku mau. Tapi aku berpikir mengeluarkan pengeluaran di rumah ini. Karena kalau tidak pandai-pandai mengatur keuangan, uang yang kamu kasih itu tidak akan cukup!"
Jika aku seperti wanitamu itu, pasti kamu akan hutang sana hutang sini. Kamu lupa ya, aku bagaimana saat bekerja dulu?"ucap Tamara sambil berusaha tegar tetapi di dalam hatinya remuk bagai tercabik-cabik.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK.
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂