Setelah menjatuhkan talak pada Amira, Reifan menyesalinya. Reifan ingin merujuk Amira, setelah dia tahu kalau perceraian mereka terjadi hanya karena kesalahpahaman. Selama ini Amira hanya di fitnah oleh ibu mertuanya. Dan setelah Reifan mengetahui hal itu, Reifan menyesal dan ingin menebus kesalahannya dengan merujuk Amira. Namun tanpa sadar Reifan telah mentalak Amira sebanyak tiga kali, sehingga tidak bisa membuat mereka rujuk lagi kecuali Amira menikah lagi dengan lelaki lain dan bercerai dengan lelaki itu.
Apa yang akan Reifan lakukan untuk bisa kembali dengan Amira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keributan di cafe
"Aku sudah siap Mas."
Amira menatap sekeliling.
"Mana Kayla?" tanya Amira.
"Kayla sudah masuk ke kamarnya sama Bik Atun. Aku suruh dia istirahat."
"Oh. Ayo Mas kita berangkat."
Reifan dan Amira kemudian keluar dari rumah untuk pergi makan malam. Baru kali ini Reifan dan Amira punya waktu untuk makan malam berdua. Tampaknya sudah tidak ada kesalahpahaman lagi diantara mereka.
Sesampainya di cafe, Amira dan Reifan turun dari mobilnya. Setelah itu Amira dan Reifan masuk ke dalam cafe dan memilih tempat duduk.
"Kita duduk di sana Mir!" tunjuk Reifan.
"Iya Mas."
Reifan dan Amira kemudian duduk. Setelah itu mereka memesan makanan untuk makan malam mereka.
"Gimana Mir rumah barunya? apa kamu betah tinggal di sana?
"Kenapa kamu harus membelikan rumah semewah itu sama aku? pasti rumah itu harganya mahal kan?"
"Mulai sekarang, kamu nggak perlu khawatir Mir. Sekarang aku bisa memberikan apapun yang kamu mau. Kamu tidak perlu lagi berebut dengan ibu dan Desti. Kamu itu kan, ibu dari anak aku. Sudah sepantasnya kamu mendapatkan rumah bagus, mobil bagus, dan aku tidak akan membiarkan hidup kamu dan Kayla menderita lagi."
"Menurut aku, ini sudah berlebihan Mas."
"Rumah itu nggak ada apa-apanya buat aku Mir. Itu cuma beberapa persen saja dari harta kekayaan aku. Dan aku punya Kayla. Dia yang akan menjadi ahli waris aku. Seandainya kita bisa menikah lagi, aku ingin Kayla punya adik."
Amira tidak tahu, mungkinkah dia bisa bersatu lagi dengan Reifan. Karena ibu dan adik Reifan selalu membencinya. Seandainya mereka tahu Reifan dekat lagi dengan Amira, mereka pasti akan berusaha untuk menyingkirkan Amira dari kehidupan Reifan.
Setelah lama Reifan dan Amira menunggu, akhirnya seorang pelayan membawa pesanan mereka. Pelayan itu menyajikan makanan dan minuman itu di atas meja.
"Makasih ya Mbak," ucap Reifan.
"Iya. Sama-sama Pak."
Pelayan itu kemudian pergi meninggalkan Reifan dan Amira.
"Ayo makan Mir."
"Iya Mas."
Amira dan Reifan kemudian makan bersama.
"Tadi aku ke rumah sakit," ucap Reifan di sela-sela kunyahannya.
"Terus kamu ketemu sama Aditya?"
"Iya. Ternyata ibunya Aditya patah tulang dan harus melakukan operasi."
"Terus?"
"Aku sudah membantu Aditya. Aku sudah membiayai operasi ibu Aditya dan aku yang akan menanggung biaya rumah sakit ibu Aditya."
"Aku senang Mas, kamu mau membantu karyawan kamu."
"Yah, itu bukan sekedar membantu. Semua yang aku lakukan harus ada timbal baliknya."
Amira mengernyitkan alisnya bingung.
"Timbal balik apa?"
"Aku minta Aditya untuk nikahin kamu."
Amira terkejut saat mendengar ucapan Reifan.
"Apa! kamu nyuruh Aditya untuk nikahin aku."
"Iya. Dan Aditya sudah setuju untuk nikahin kamu. Tinggal kamu saja sekarang, apa kamu setuju dengan rencana aku? kamu menikah dengan Aditya. Setelah itu, kamu cerai sama dia dan nanti kita bisa rujuk."
Amira menghela nafas dalam. Amira tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dari dulu, Reifan memang egois. Seandainya dia menginginkan sesuatu, dia pasti akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Dan sekarang, Reifan menginginkan rujuk dengan Amira. Segala cara pasti akan Reifan lakukan walau dia harus merelakan Amira menikah dengan lelaki lain.
"Amira, bagaimana Amira?"
"Mas, kenapa sih kamu nyuruh aku menikah dengan Aditya."
"Ya karena aku pengin rujuk sama kamu Amira."
"Kalau ibu kamu tahu soal ini, dia pasti akan marah besar sama kamu. Nanti aku lagi yang disalahin."
"Mama nggak akan tahu soal ini Amira. Sekarang saja Mama belum tahu kalau aku dekat sama kamu lagi."
"Kalua dia tahu, kita dekat lagi bagaimana? apakah dia tidak akan menyakiti aku dan Kayla lagi?"
"Ngga akan Amira. Kamu tenang saja. Mama nggak akan tahu keberadaan kamu."
"Aku akan fikirkan lagi Mas soal ini. Aku benar-benar bingung. Sebenarnya aku belum siap menikah lagi. Aku masih ingin sendiri. "
"Amira, ingat Amira. Kayla itu ingin kita bersama-sama lagi. Dia itu sekarang sedang sakit. Kita harus selalu berikan dia dukungan untuk melawan penyakitnya. Dan satu-satunya yang bisa membuat Kayla bahagia adalah kita bersama lagi."
"Iya. Aku tau itu Mas. Tapi nggak harus menikah dengan Aditya juga kali Mas."
"Kalau bukan Aditya yang menjadi muhalil, terus siapa lagi Amira. Siapa lagi yang mau. Aku cuma percaya sama Aditya. Aku nggak percaya sama orang lain."
Di sela-sela Amira dan Reifan mengobrol , tiba-tiba Bu Rianti menghampiri Reifan dan Amira.
"Reifan apa yang kamu lakukan di sini smaa wanita ini!" ucap Bu Rianti dengan nada tinggi.
Semua orang yang ada di cafe menatap ke arah Bu Rianti.
"Kamu kan sudah janji sama Mama, kalau kamu tidak akan berhubungan lagi dengan wanita ini. Kenapa sekarang kamu malah di sini sama wanita ini."
Reifan dan Amira terkejut saat melihat Bu Rianti. Reifan tidak menyangka kalau ibunya ternyata juga berada di cafe yang sama dengannya.
"Mama, mama nggak lihat kalau aku lagi makan malam sama Amira," ucap Reifan.
"Kamu itu kan sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan Amira. Kenapa kamu harus makan malam berdua dengan Amira. Seharusnya kamu makan malam dengan Hana, bukan dengan Amira. Karena Hana itu calon istri kamu. Dan wanita ini, dia itu kan sudah jadi masa lalu kamu. Untuk apa kamu masih berhubungan lagi dengan dia."
Amira terkejut saat mendengar ucapan Bu Rianti.
"Calon istri? jadi kamu suda punya calon istri Mas? kalau kamu sudah punya calon istri kenapa kamu masih ngejar-ngejar aku."
"Amira, jangan percaya sama Mama Amira. Aku nggak pernah punya hubungan apa-apa dengan wanita lain. Apalagi calon istri. Aku cuma cinta sama kamu dan aku cuma ingin hidup sama kamu."
Amira bangkit dari duduknya. Dia merasa tidak nyaman dengan kedatangan Bu Rianti. Amira juga malu, saat dia menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di cafe itu.
"Hei Amira. Kamu itu sudah ditalak oleh Reifan. Kenapa kamu masih saja dekatin Reifan. Saya tahu, kamu dekatin anak saya karena kamu mengincar hartanya. Saya tidak akan membiarkan kamu mendekati Reifan lagi. Kamu itu nggak pantas menjadi istrinya Reifan. Kamu itu cuma wanita yang nggak tahu asal-usulnya. Dan kamu sama sekali tidak layak menjadi menantuku."
"Ma, mama bisa nggak sih, nggak usah marah-marah di sini. Aku dan Amira cuma makan malam biasa Ma. Mama nggak perlu marah-marah dan memaki-maki Amira seperti ini. Kasihan Amira Ma. Kenapa sih, mama selalu saja memfitnah Amira. Apa salah Amira sama Mama. Selama ini Amira sudah berlaku baik sama Mama. Tapi kenapa Mama masih belum bisa menerima kebaikan Amira. Mama selalu saja membenci Amira."
"Sudahlah Mas. Berhenti berdebat. Aku capek, aku mau pulang. Kamu urus ibu kamu dulu."
Amira mengambil tasnya. Setelah itu dia pun pergi meninggalkan cafe. Amira suda tidak sanggup menghadapi kemarahan Bu Rianti. Bu Rianti bermulut tajam. Dia bisa mengeluarkan kata-kata kasar saat dia marah. Dan Amira paling malas menghadapi mantan ibu mertuanya.
"Amira. Amira tunggu Amira...!"
Reifan berusaha mengejar Amira. Namun Bu Rianti langsung mencekal tangannya.
"Kamu mau ke mana? biarkan saja dia pergi. Kamu jangan membuat Mama kecewa. Lihatlah, di sana ada Hana. Kamu kenapa bisa sama Amira. Malu-maluin Mama saja sih kamu Rei."
"Ma, aku yang mengajak Amira ke sini. Dan aku harus mengantarkannya pulang. Kenapa sih, Mama selalu saja seperti ini."
Reifan buru-buru pergi meninggalkan ibunya untuk mengejar Amira. Setelah keluar dari cafe, Reifan melihat Amira sudah masuk ke dalam taksi dan pergi meninggalkan cafe.
"Amira, maafkan aku Amira. Aku tidak tahu kalau Mama aku juga ada di cafe ini. Semoga kamu mau memaafkan kesalahan aku malam ini," ucap Reifan tampak kecewa dengan keributan di dalam cafe tadi.
"Kak," ucap Desti.
Reifan menoleh ke arah Desti.
"Ada apa Des?"
"Di tunggu Mama Kak, di dalam. Katanya Kak Hana mau bertemu sama kakak."
"Ah, urus sendiri sana Mama kamu. Malas aku ribut sama Mama. Lebih baik aku pulang saja."
Reifan melangkah ke arah mobilnya. Setelah itu dia pun meluncur pergi meninggalkan cafe.
Di sela-sela menyetirnya, Reifan mencoba untuk menelpon Amira. Namun Amira tidak mengangkat panggilan dari Reifan. Sepertinya Amira marah dengan kejadian tadi di cafe.
"Maafkan aku Amira. Kalau aku tahu kejadiannya akan seperti ini, aku tidak akan mengajak kamu makan di cafe," gumam Reifan.
***