Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
keluarga Bagaskara akan melangsungkan malam malam, seluruh anggota keluarga sudah berkumpul dimeja makan yang kini sudah penuh dengan banyak sajian makanan yang menggugah selera.
Noah sudah pulang setelah mengantar Alezio kembali kerumah, mama Andin hari ini tidak datang ke kafe karena memang tidak ada pekerjaan yang penting, papa Kendra dan opa Tio pun sudah pulang dari perusahaan.
mereka menikmati makan malam dengan khidmat, Alezio dibantu sang mama mengisi piringnya dengan makanan yang dia sukai setelah sang mama memberi tahu menu apa saja yang ada dimeja makan malam ini.
"mama punya kabar baik buat kamu Al", ucap mam Andin setelah semua selesai dengan makanan mereka,
"apa?", tanya Al,
"besok malam key akan ikut makan malam bersama kita", ucap mama Andin antusias,
"benarkah itu ma?", bukan Al yang bertanya tapi papa Kendra,
"iya, pa, ya meskipun dengan sedikit alasan dari mama sih, mama meyakinkan key kalau dirumah ini semua menerima dia pa", kata mama Andin,
"pasti dia merasa canggung ndin apalagi dia tidak mengenal kita sama sekali", kata Oma Lusi,
"maka dari itu ma, Andin ngajak key makan malam sebagai ajang perkenalan biar key bisa mengenal kita dengan baik dulu, nanti kalau dia yakin kalau kita memang bisa menerima dia dengan baik disini pasti dia tidak akan keberatan untuk tinggal disini", jelas mama Andin,
"kita akan buat dia senyaman mungkin disini biar dia betah", sahut opa Tio.
"pasti pa, dia malaikat penolong Al yang bahkan tanpa pamrih sedikit pun, kalau orang lain pasti sudah meminta imbalan", kata papa Kendra.
"makasih ma", ucap singkat Alezio.
"cuma makasih doang nih Al, susah lho Al buat bujuk key", ucap mama Andin dengan nada kesal yang dibuat buat.
"terus?", tanya Al,
"mama mau tas keluaran terbaru", ucap mama Andin,
"kan ada papa ma, minta sama papa lha", kata Al jengah,
"mama minta imbalan donk, mama udah mau nurutin permintaan kamu lho Al, masa gak ada imbalan sih", sungut mama Andin kesal,
sedang yang lain terkekeh mendengar perdebatan ibu dan anak itu.
"ma, tadi papa dikantor disamperin sama Tante Tante garang lho, mama pasti gak tahu kan?", ucap Al yang membuat mama Andin melebarkan mata dan papa Kendra seketika tersedak air minum yang baru saja dia teguk.
sepertinya Al sedang mode julid, tatapan tajam bak silet sudah mama andin layangkan pada papa Kendra yang membuat papa kendara gelagapan.
"gak ada ma gak ada, jangan dengerin Al, heh Al kamu jangan bikin huru hara rumah tangga mama sama papa ya", ucap papa Kendra kesal sekaligus takut dengan tatapan sang istri yang menyorot tajam padanya.
"huru hura apaan, emang bener kok tadi Tante Tante garang itu Dateng pas Al sama Noah disana" Al semakin mengompori sang mama,
"PAPA...", desis sang mama dengan nada marah dan jangan lupakan tatapan mata yang seolah ingin mencabik cabik papa Kendra.
Pap Kendra yang ditatap seperti itu kesusahan menelan ludahnya sendiri, dia sudah gelagapan takut takut kalau kalau tiba tiba saja sebuah piring melayang padanya, kan gak lucu.
"kendra, jangan macam kamu, mama sunat lagi kalau sampai kamu macam macam", ucap Oma Lusi dengan tatapan tak kalah tajam,
Opa Tio sudah menahan tawa melihat ekspresi sang anak yang terlihat tertekan sedang Al dia tetap menampilkan wajah datarnya seolah tak peduli dengan huru hara yang terjadi saat ini.
"ma, ma dengerin papa dulu, yang dibilang Al tuh gak bener ma, yang datang ke kantor papa tadi siang itu si misca anaknya Burhan sahabat papa ma, dia datang mengantar berkas cuma itu", papa Kendra kesusahan untuk menjelaskan krena tatapan sang istri terus mengintimidasinya.
"misca, perempuan yang menor dan genit itu?", tanya Oma Lusi.
"iya ma, Al pasti kesel tu gara gara tadi si misca mepet mepet sama dia makanya dia ngadu dan malah memfitnah papa" ucap apapun Kendra kesal.
"lha kan bener papa disamperin Tante Tante garang, fitnahnya dimana?", ucap enteng Al tanpa dosa,
"buka Tante tante Al, misca masih seusia kamu", ucap papa Kendra jengah,
"dibelain nih ceritanya?", Al malah semakin memperkeruh suasana, papa Kendra rasanya ingin sekali melempar piring pada sang anak lucnutnya itu.
opa Tio dan Oma Lusi tidak bisa menahan tawa lagi, sikap julid Al yang membuat sang papa tertekan bahkan wajah papa Kendra sudah merah menahan amarah menjadi hiburan tersendiri buat mereka.
"apa dia sering datang kekantor papa?", tanya mama Andin penuh selidik,
"enggak ma, sumpah demi apapun dia cuma datang buat nganterin berkas aja dari papanya, kan memang papa sama Burhan ada kerja sama ma, dan si misca adalah asisten papanya makanya Burhan menyuruhnya untuk mengantar berkas keperusahaan papa", jelas papa Kendra.
"batalin", ucap enteng Al,
"hah,,, maksud kamu?",tanya papa Kendra,
"batalin, pasti mereka punya rencana dibalik kerja sama itu, gagal deketin Al nanti pasti papa yang dijebak dengan rayuan Tante garang itu", ucap singkat Al yang membuat opa Tio, Oma Lusi dan mama Andin berpikir sejenak.
"gak semudah itu Al, kita sudah tanda tangan kontrak kerja, kalau papa batalin gitu aja papa bisa kena biaya pinalti, dan bukan masalah besar biaya yang akan papa keluarkan tapi juga reputasi perusahaan akan jelek kalau membatalkan kerja sama begitu saja ", kata papa Kendra frustasi sendiri.
"kalau gitu tinggal minta agar bukan Tante garang itu yang datang nganterin berkas, minta laki laki saja dan kalau bisa hindari pertemuan dengan mereka", kata Al,
"benar kata Al, kamu harus sebisa mungkin menghindari pertemuan dengan orang tua dan anak itu Ken, karena pasti mereka punya rencana licik dibalik kerja sama kalian", sahut opa Tio,
"lagian kenapa pake mau sih diajak kerja sama ma tuh orang, udah tahu anaknya dari dulu ngebet banget sama Al, pake minta acara perjodohan segala emang dikira ini jaman Siti Jubaedah", ucap kesal mama Andin pada suaminya,
"Siti Nurbaya Andin", koreksi Oma Lusi,
"ah siapapun lah, yang jelas mama gak mau tahu ya pa kala sampai perempuan menor itu sampai datang lagi kekantor papa, mama akan pulang kerumah orang tua mama", ucap mama Andin mengancam,
"lho lho ma kok gitu sih ngancemnya, udah tua ma masa pake ngambek segala sih", bujuk papa Kendra,
"apa??, siapa yang papa bilang tua hah?", ucap mama Andin semakin kesal dan membuat papa kendara semakin gelagapan, ah... dia sudah mengucapkan kalimat keramat sepertinya.
"emmm. Emmmm. Bu... Bukan gitu maksudnya ma", ucap papa Kendra takut takut, percayalah kalau perempuan sudah marah laki laki yang biasanya sangat tegas dan sangat kejam dalam dunia bisnis pun akan takut juga.
"papa nyebelin", ucap mama Andin sambil meninggalkan meja makan.
"ALEZIO, kamu tuh ya Al", desis papa kendara ingin sekali memarahi anaknya,
tapi saat ini, membujuk mama Andin lebih penting, jangan sampai mama Andin beneran pulang kerumah orang tuanya, bisa bisa papa Kendra digorok sama papa mertuanya yang terkenal kejam dikalangan pengusaha dan pebisnis, apalagi mama Andin anak perempuan satu satunya dikeluarga WIJAYA, lawannya bukan hanya sang papa mertua tapi juga kedua kakak laki laki sang istri yang dari dulu selalu memanjakan mama Andin.
dulu bahkan perjuangan papa kendara untuk mendapatkan mama Andin tidak mudah, dia harus benar benar membuktikan keseriusannya didepan keluarga mama Andin, saat itu hanya sang mama mertua nyonya Widya yang mendukung hubungan mereka karena tahu kalau mama Andin juga mencintai papa Kendra.
sedang tuan Hadi Wijaya papanya mama Andin dan kedua kakaknya Dito Wijaya dan Hendra Wijaya saat itu masih meragukan papa Kendra, sebagai anak perempuan satu satunya ketiga laki laki itu tentunya tidak bisa percaya begitu saja kalau Kendra bisa membahagiakan sang tuan putri keluarga Wijaya, meskipun Kendra dari keluarga kaya raya bahkan kekayaannya melebihi keluarga Wijaya, tapi semua tidak akan menjamin kebahagiaan untuk sang tuan putri Wijaya itu kan.