Obsession

Malam pertunangan pun tiba, di salah satu meja Harry dengan santai duduk bersama tantenya Cristy dan juga Jimms asisten pribadinya"Aku tidak menyangka kau setuju untuk bertunangan dengan Jenna, seperti ada yang mencurigakan" ucap Cristy menelisik.

Harry menyeringai tanpa berbicara. "Tuh kan ekspresimu sangat aneh" kata Cristy.

"Dari pada kau mencurigai ku, lihat lah dia betapa senangnya dia menyambut para koleganya dia sangat sibuk malam ini ketimbang aku"

"Kau benar, aku jadi merasa bersalah padamu"

Jonas datang menghampiri "Hai, apa aku terlambat?" katanya tersenyum.

"Tidak, kau datang tepat waktu" ucap Harry.

"Benarkah?, syukurlah aku kira aku terlambat" ucap Jonas tertawa.

Cristy berdiri "Kalau begitu kalian mengobrol lah dulu, aku akan mendatangi Ayah".

"Ada apa dengannya, aku baru datang dia langsung pergi" ucap Jonas heran.

Jonas menepuk pundak Harry "Apa kau bahagia malam ini kalian akan bertunangan"

Harry menatap Jonas "Apa aku terlihat bahagia menurutmu?"

Jonas menahan napas "Eem~ Sepertinya aku tidak tau" kata Jonas terkekeh.

***

"Ayah kau tidak lelah sebaiknya Ayah beristirahat dulu." ucap Cristy.

Robert mulai panik "Dimana mereka kenapa belum juga datang, sebaiknya kau hubungi mereka!"

"Baik Ayah".

Cristy beberapa kali menghubungi Mike atau pun Jenna tapi tidak bisa "Ayah!" Cristy datang menghampiri dan berbisik "Keduanya tidak bisa di hubungi sama sekali"

"Kau tidak bohong?"

"Untuk apa aku berbohong ayah".

Dari kejauhan Harry sedang melihat kecemasan yang terjadi antara Kakek dan tantenya. Harry beralih melihat Jonas "Apa yang kau lakukan?" tanya Harry kepada Jonas yang sedang sibuk menikmati minumannya.

"Malam ini malam pertunangan mu jadi aku akan merayakannya dengan minuman-minuman ini"

"Berhenti atau tidak kau akan mabuk" ucap Harry kesal.

"Kenapa? Apa salahnya aku mabuk"

"Kau masih punya tugas dan aku ingin kau tidak mabuk, kau ini kan dokter untuk apa mabuk-mabuk"

Jonas menepuk-nepuk dadanya "Malam ini ku putuskan untuk tidak menyandang sebagai dokter, Aku akan merayakan kebahagiaanmu" ucap Jonas tertawa.

Harry terkekeh "Sadarlah!"

***

"Ayah~ lihatlah!" dari kejauhan akhirnya Mike pun datang, namun ia datang seorang diri tanpa istri dan Jenna.

Melihat kedatangan Mike, Robert sangat bahagia. Mike menghampiri dengan wajah tertunduk lesu "Akhirnya kau datang, tapi dimana anak dan istrimu?" ucap Robert heran.

"Eem, Maaf pak Robert"

"Ada apa Mike?"

"Mereka tidak akan datang pak?"

"Maksudmu apa?"

"Aku membatalkan pertunangan ini pak" ucap Mike tertunduk.

Robert terdiam mencoba mencerna apa yang di dengarnya, Tiba-tiba ia memegang dadanya. "Ayah kau kenapa?" tanya Cristy panik.

Harry memukul Jonas "Hei sadarlah!" lalu ia berlari menghampiri Kakeknya. Robert langsung tidak sadarkan diri. "Ayah!~" teriak Cristy menangis.

Robert secepatnya di larikan kerumah sakit setelah beberapa menit di tangani oleh Jonas, Robert akhirnya di bawa ke ruangan rawat inap VVIP.

Harry masuk terlihat Cristy sedang menangis di samping Ayahnya. "Sudahlah jangan menangis lagi" ucap Harry mencoba menenangkan Cristy.

Cristy melihat Harry "Aku tau ini pasti ulahmu kan?".

Harry menghela napas "Baiklah, ini semua ulahku"

"Kau tidak lihat dampak dari perbuatanmu itu".

"Tapi sekarang dia baik-baik saja kan?" ucap Harry kesal lalu beranjak pergi.

Jimms menghampiri "Bagaimana keadaan pak Robert pak?"

"dia baik-baik saja, Jimms?"

"Iya pak"

"Kau di sini temani tante Cristy aku akan pergi".

"Anda akan kemana pak?"

"Aku ingin keluar sebentar" Harry pergi meninggalkan Jimms.

"Hati-hati pak" ucap Jimms menunduk.

-

-

-

To be continued...