Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Ini bayaran mu, Cal."
Mata Calista berbinar saat melihat koin-koin emas yang di berikan oleh Aisyah. Seumur hidup, ia baru kali ini melihat koin emas yang legendaris itu.
Jika saat ini ia bisa mendapatkan koin emas sebanyak ini, ia jadi berpikir. Berapa jumlah koin emas nya Aisyah. Mengapa dengan mudah nya ia memberikan koin-koin itu.
Satu koin emas bisa di hargai dengan harga lima ratus juta rupiah. Kali kan saja jika koin-koin itu satu koper.
Untuk koin perak, hanya seratus juta saja. Koin emas di dapatkan oleh para agen jika bisa menyelesaikan misi penting.
"Al, sebanyak apa sih koin emas milik mu?"
"Untuk apa kau tahu?"
"Ya aku penasaran aja. Kok bisa semudah ini kau memberikan aku koin emas sebanyak ini."
"Apa kau baru mengenal ku hari ini?"
"Hmm,, aku tahu. Kamu baik dan royal. Hanya saja, ini koin emas loh, Al."
"Aku punya banyak. Jadi, tidak akan mempengaruhi jumlah koin milik ku."
"Pantas saja banyak musuh mu."
"Kau mengejek ku?"
"Bukan. Maksud ku, pasti banyak yang sudah kau lakukan hingga kau mendapatkan banyak koin emas."
"Ya sudah kalau begitu. Aku pamit dulu."
"Terima kasih, Al. Dengan koin ini aku bisa memperbesar toko ku." Ucap Calista sambil menghayal.
"Jangan lupa, aku adalah tamu VIP. Kapan pun aku butuh, kau harus siap!"
"Siap, Nyonya Aisyah."
Setelah itu, Aisyah pun pergi dengan menggunakan sepeda motor nya. Ia tidak berani gegabah untuk kali ini.
Tanpa di sadari oleh Aisyah, ada yang mengikuti nya dari belakang. Ia masih tetap melajukan sepeda motor nya dengan tenang.
Tadi pagi, Alin minta di antar dengan menggunakan sepeda motor, jadi lah mereka sembunyi-sembunyi lewat pintu belakang. Untung saja tidak ketahuan Aslan.
Sepeda motor itu melaju pelan menuju ke tempat selanjut nya. Aisyah ingin membeli peralatan berkebun untuk Aslan. Agar ia lebih bahagia menghabiskan hidup nya di rumah.
Cittt....
Suara ban mobil yang tiba-tiba berhenti membuat Aisyah cepat-cepat mengerem sepeda motor nya itu. Ia pun langsung membelokkan sepeda motor milik nya ke samping agar tidak tertabrak.
Untung saja saat itu tidak ada kendaraan dari arah yang berlawanan.
Aisyah tidak langsung turun dari sepeda motor nya. Feeling seorang agen langsung main saat itu juga.
Ia yakin, jika yang ada di hadapan nya saat ini, pasti sedang mengincar diri nya. Dan benar saja, dari mobil itu turun beberapa Pria berbaju gelap.
Saat Aisyah akan tancap gas, dari arah belakang muncul sepeda motor dan juga mobil yang sudah mengepung nya.
"Menyerah lah, Bu Aisyah. Anda telah terkepung."
"Apa mau kalian?" Ucap Aisyah belum membuka helm nya.
Ia sengaja masih memakai helm itu untuk jaga-jaga dari benda tumpul yang meresahkan. Helm yang ia pakai pun bukan sembarangan helm.
Helm itu salah satu buatan teman nya. Helm anti badai. Helm yang mampu menahan serangan apapun saat melintas di jalan raya.
"Ikut lah dengan kami. Maka anda akan baik-baik saja."
"Apa begini, cara kalian memperlakukan wanita lemah dan gendut seperti ku?"
"Maka dari itu, jangan melawan. Tubuh anda yang besar itu, tidak akan mampu untuk bergerak."
"Siapa yang menyuruh kalian?"
"Mengapa anda tidak ikut saja dengan kami, jika anda penasaran."
"Baiklah. Lalu, harus aku apakan sepeda motor ini?"
"Sembunyikan saja, di dalam semak itu."
Aisyah pun menyembunyikan sepeda motor beserta helm di dalam semak. Tidak lupa, sebelum ia pergi tadi, ia telah menghidupkan sensor di helm milik nya.
Sensor itu, bisa merekam semua kejadian yang ada di hadapan nya. Dan juga, teman-teman nya pun akan tahu jika Aisyah sedang berada dalam bahaya.
"Ayo pergi. Oh ya, aku lapar. Apa kalian memiliki cemilan?"
"Bu Aisyah tenang saja. Nanti Ibu bisa makan sepuasnya di rumah Tuan kami."
"Baiklah." Ucap Aisyah deng senyum di sudut bibir nya.
Mereka semua pun pergi membawa Aisyah ke suatu tempat. Aisyah sangat tertantang kali ini. Karena ia, belum tahu maksud dan tujuan dari kepergian nya saat ini.
Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya mereka tiba di sebuah mansion mewah yang berada jauh dari kota.
Mansion yang halaman nya begitu luas. Sepertinya bisa untuk bermain bola dan berlari-lari. Belum lagi air terjun buatan yang ada di sisi kiri bangunan tersebut.
Rumput-rumput mahal tumbuh subur. Pohon-pohon buah pun banyak yang sedang berbunga.
"Selamat datang, Bu Aisyah." Ucap seorang Pria paruh baya yang ada di hadapan nya saat ini.
Aisyah benar-benar tidak mengenal nya sama sekali. Namun, ia seperti pernah bertemu dengan Pria Paruh Baya ini. Akan tetapi, la lupa dimana.
"Mengapa anda menculik saya? Apa selera anda wanita gendut dan lemah seperti saya?"
Hahahhahahah
"Kau sangat lucu, Bu Aisyah. Kalau gendut, aku akui. Tapi lemah, aku masih mempertimbangkan nya."
"Lalu?"
"Aku hanya penasaran, dengan wanita yang sudah menghancurkan bisnis Jarwo dalam semalam."
"Apa hubungan nya kau dengan Pria itu?"
"Jarwo adalah anak didik ku. Bersusah payah aku mendidik nya hingga sukses. Dan ketika ia sukses, kau malah menghancurkan diri nya dengan sekali tebasan."
"Oh ya?"
"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Pria itu penasaran.
"Aku,, memang nya kenapa? Apa kau ingin mengenal ku lebih dekat? Maaf, aku sudah memiliki suami."
"Suami?"
Hahahhahahahahhahahah
"Iya. Aku sudah menikah dengan Aslan."
"Aslan? Ya. Apa kabar nya Aslan? Apa kah ia terlihat normal di mata mu? Pasti tidak, bukan. Tidak mungkin Pria tampan seperti nya mau dengan wanita gendut dan buruk rupa seperti mu."
"Jadi, kau menculik ku, hanya untuk menghina fisik ku?"
"Oh, bukan itu. Aku punya sedikit kejutan untuk mu. Mungkin, kau akan sedikit terkejut saat tahu siapa Pria yang kau nikahi."
"Apa mau mu?"
"Aku mau kau melihat ini."
Pria itu langsung melempar foto-foto Aslan dengan seorang wanita. Foto-foto itu membuat tangan Aisyah bergetar hebat.
"Kau terkejut bukan? Suami mu itu penipu. Ia bahkan sudah menikah dengan wanita lain."
"Berapa kali ia menikah?" Tanya Aisyah dengan suara yang bergetar.
"Aku tidak tahu pasti. Tapi itu, adalah istri pertama nya. Sampai saat ini, mereka masih berhubungan. Dan kau tahu, Aslan tidak senormal itu."
Lagi-lagi Pria itu melempar foto-foto Aslan saat ia menjadi Agen khusus di organisasi yang bernama Evil Dead. Sebuah organisasi yang mengharuskan setiap dari mereka, memakan anggota tu-buh milik musuh nya ketika mereka ma-ti di tangan mereka.
Jantung Aisyah tidak baik-baik saja. Tubuh nya bergetar hebat. Informasi yang ia dapatkan saat ini membuat ia linglung.
Kepala nya sakit, dan ia rasa nya hampir pingsan. Namun, ia memaksakan diri nya untuk sadar dan pulang.
"Antarkan aku pulang."
"Baik, silahkan pulang dan pikirkan baik-baik kau akan bekerja untuk siapa, Nyonya Aslan?"