"Antagonis? yap aku suka jika orang memanggilku dengan sebutan itu"
"Tapi.... apa setiap antagonis itu jahat? aku rasa tidak! mereka tidak jahat! hanya saja mereka ingin melindungi diri mereka sendiri dengan cara berpura pura jahat" ~Alice Deonandra Syaputri~
___________________________________
Alice Deonandra Syaputri Agraham. Putri dari keluarga Agraham, sang Bad Girl yang di pandang sebagai gadis yang jahat oleh orang-orang, bahkan dia di juluki sebagai Queen Bullying oleh seantero sekolah.
Dia di beri panggilan seperti itu bukan tanpa alasan yang pasti, Mereka punya alasan, alasan nya karna dia sering membully salah satu murid pintar kesayangan para guru, dan jangan lupakan dia juga kesanyangan seorang Arvin Arkasa.
Arvin Arkasa. Sang Bad Boy yang mempunyai sejuta pesona untuk memikat para wanita, tapi sayang dia merupakan orang yang dingin dan kejam terhadap orang lain tapi dia akan menjadi pribadi yang hangat kepada orang yang dia sayang seperti hal nya kepada Rhena.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PUTRY NABIELA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
WARNING!!⚠️
Banyak kata-kata kasar Dan mengandung ke-kerasan! di harap bijak untuk membaca!
STOP UNTUK JADI PEMBACA BAYANGAN, TOLONG HARGAI PARA PENULIS DENGAN LIKE, RATE, DAN KOMEN NYA
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy Reading Guyss ❤️
...----------------...
..."Entah kenapa saat ini gue terus memikirkan nama lo"~Arvin Arkasa...
...🍁...
Di sebuah kamar dengan nuansa Hitam dan abu-abu kini sedang ada seorang remaja yang duduk melamun sembari menatap sebuah Foto yang menampakan seorang anak laki laki dan juga anak perempuan yang berwajah imut sedang tersenyum bahagia
"Gue kangen masa-masa ini" ucap orang itu sembari menatap intens wajah anak perempuan itu
"Arvin!" panggil seorang wanita paruh baya dengan lembut
"Iya mah?" jawab Arvin
"Ayo turun, kita makan siang dulu, kamu kan belum makan" ucap orang itu yang tak lain adalah Laras
"Iya, mama duluan aja bentar lagi Arvin turun" jawab Arvin dengan senyum tipis nya
"Yaudah kalo gitu" ucap laras lalu pergi meninggalkan Arvin
"Mama laras emang bukan mama kandung gue, tapi kenapa kasih sayang dia melebihi kasih sayang mama gue? mah kenapa mama harus lahirin Arvin kalo ahirnya mamah ninggalin Arvin? bahkan Arvin belum bisa rasa in kasih sayang mama, mama boleh aja marahin Arvin tapi kenapa mama malah ninggalin Arvin?" tanya Arvin sembari menghadap ke arah jendela balkon nya
"Itu karma bagi lo! Karna lo udah rebut kebahagiaan gue dan juga rebut ayah dari gue!" batin seseorang dari balik pintu kamar Arvin
Di meja makan
"Malam" sapa Arvin yang baru turun
"Malam" jawab Laras lembut dan juga anggukan dari Hendri
"Gak usah sok soan sopan deh lo" serkas seseorang yang sedari tadi duduk diam dan menatap nya datar
"Apa urusan nya sama lo!? Lagian ngapain lo di sini!" balas Arvin tak kalah serkas
"Ini juga rumah gue. jadi wajar kalo gue di sini!!" ucap Orang itu dengan nada meremehkan
"Udah, mending sekarang kita makan malam!" lerai Hendri dengan nada tegas nya
Setelah sekitar tiga puluh menit mereka memaksakan makan malam ahirnya ritual rutinitas itu berahir selesai
"Felix mau pulang" ucap Felix seraya berdiri dari duduk nya
"Felix, kenapa gak nginep di sini aja? Kamu udah lama gak di sini loh sayang, mama kangen" ucap Laras sendu
"Gak bisa! Felix gak mau satu atap dengan orang yang suka ngancurin ke bahagiaan orang" ucap Felix tajam
"FELIX!" tegur Hendri
"Felix pamit mau jenguk Alice" ucap Felix dan terburu buru pergi dari sana
"Jenguk Alice? Memang nya Alice kenapa?" tanya Hendri penasaran
"Alice tangan nya melepuh kena tumpahan Kuah panas" jawab Felix
"Apa?!" pekik kedua orang itu secara bersamaan
"Terus gimana ke adaan nya? Baik-baik aja kan? Gak parah kan? Kamu udah jenguk kan?" tanya Laras menggebu gebu
"Belum" jawab Felix seadanya dan segera bergegas pergi
"Arvin apa kamu udah tau hal ini?" tanya Laras yang mendapat anggukan kepala dari Arvin
"Apa kamu udah menjenguk nya?" tanya Hendri ikut ikutan dan mendapat gelengan kepala dari sang empunya
Brak
"Apa apaan kamu ini Ar?! Seharusnya kamu jenguk dia! hitung-hitung kalian buat memperbaiki hubungan!" kesal Hendri sambil menggebrak meja
"Besok kita jenguk dia!" final Hendri dan berlalu pergi dari sana di ikuti oleh laras
"Kenapa saat ini gue malah ingin terus ada di sisi lo?" tanya Arvin pada diri nya sendiri
****
Sementara di mansion Alice
"Alice! Kemana lagi anak itu? kenapa dia belum pulang juga?" ucap Reno Khawatir
"Tenang dulu mas, mungkin aja Alice lagi di rumah teman nya" ucap Retta me nenangkan
"Mama, papa ada apa?" tanya Rhena yang baru turun
"Rhena kamu tau kakak kamu ada di mana?" tanya Retta pada putri nya itu yang hanya mendapat gelengan kepala
"Astaga kemana anak itu" ucap Reno Frustasi sembari terus menghubungi Ponsel Alice tapi tidak bisa terhubung sama sekali
"Rhena kamu ketemu sama kakak kamu tadi di sekolah kan?" tanya Reno memastikan yang mendapat anggukan dari sang anak
"Terus pulang nya gimana? Kamu ketemu?" tanya Retta kembali
"Enggak mah pah, tadi di kantin lengan kak Alice ketumpahan kuah panas terus pingsan dan di bawa ke rumah sakit" jelas Rhena sembari menunduk
"Apa!!?" pekik kedua nya
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi Rhena!!" marah Reno dengan tangan terkepal kuat
"Maaf pah" cicit Rhena
"Terus kamu tau di mana rumah sakit nya?" tanya Retta yang kembali mendapat gelengan kepala dari sang empunya
"Kenapa kamu gak ikut?" tanya Retta
"Rhena takut mah" jawab Rhena
"Siapa yang numpahin kuah itu?" tanya Reno dengan aura dingin nya
"R-Rhena p-pa~"
PLAK
"Berani nya kamu!!" murka Reno
"Mas sabar dulu!! Dengerin penjelasan Rhena!!" lerai Retta
"Akhh terserah! Mending sekarang kamu urus anak kesayangan kamu ini!! Saya mau cari putri saya!!"ucap Reno lalu meninggalkan Mereka tanpa mendengar panggilan Retta
"Kenapa harus kak Alice lagi? Kenapa semua orang hanya peduli sama kak alice? Aku benci kak Alice!!" batin Rhena menangis sembari me megangi pipi nya yang terkena tampar tadi
****
Di tempat Felix
Kini ia sedang berada di sebuah Mansion yang lumayan besar tepat berada di tengah hutan
"Hai" sapa Felix saat sudah ada di dalam ruangan
"Hai" sapa balik orang itu
"Gimana ke adaan lengan lo lice?" tanya Felix lembut
"Udah mendingan" jawab Alice dengan senyuman nya
"Pacaran mulu!! Sadar woy kaum jomblo disini sedang berserakan" ucap Viola dengan kesal
"Alah cari sono Vio, jangan gangguin Alice" ucap Mischa
"Bicit li pidi" kesal Alice yang membuat Felix tersenyum geli melihat nya
"Gue pulang dulu, takut nya orang rumah nyariin" ucap Abrial yang sedari tadi menyimak
"Ck siapa juga yang mau nyariin lo Al? kagak usah ke PD an deh lo" ledek Alice yang di angguki oleh Viola
"Laknat lo berdua, bodo lah!" Kesal Abrial dan langsung berlalu pergi dari sana meninggalkan mereka yang tertawa puas
"Eh lice, Abrial itu siapa lo? Kok kaya nya kalian deket banget?" tanya Mischa yang mewakili isi hati Felix sekarang
"Dia sebenar nya juga sepupu kita, satu satu nya anak laki laki dalam keluarga Prasetya jadi dia punya tanggung jawab yang besar dan dia emang gak ngasi tau identitas nya suapaya gak ada yang tau identitas aslinya" bukan Alice yang menjawab melainkan Viola
"dan sebenarnya yang boleh tau identitas nya, cuma keluarga gue. Tapi sekarang bertambah sama kalian yang tau" lanjut Alice
"Gila gak nyangka gue tu anak ngeselin merupakan sepupu kalian" ucap Mischa tak percaya
"Cuma sepupu, gak papa deh kalo gitu asal gak lebih dari itu" batin seseorang bernafas lega
"Gue balik ya udah malem, gak baik takut nya gue khilaf ntar, besok gue ke sini lagi" pamit Felix yang mendapat delikan dari Alice
"Hati-hati, lo jangan sampe nabrak pembatas jalan" ucap Alice acuh tak acuh yang di angguki oleh Felix
DON'T FORGET TO LIKE AND KOMEN GUYSSS