Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -15- Berselfie
Alien juga memberikan aksesoris seperti jam, jam merek mahal. Tak pernah dibayangkan akan mengenakkan jam dengan harga sangat fantastis.
Setelah memberikan apa yang Arzian perlukan, Alien dan Amara pamit keluar dari kamar tamu. Ia juga mengatakan jika Arzian butuh sesuatu bisa memanggil pelayan untuk membantunya, sekarang Arzian bukan seorang pelayan lagi. Melainkan calon suami Yumna yang harus dihormati oleh semua orang.
Masih ada waktu sebelum pesta di mulai, Arzian ingin beristirahat. Tidur sebentar sepertinya tidak masalah.
Baru beberapa menit memejamkan matanya, suara ketukkan pintu berkali-kali. Membuat Arzian terganggu, terpaksa harus segera bangun. Sebenarnya ia sangat kesal sekali tidurnya harus terganggu seperti ini, tetapi takut yang mengetuk pintu berkali-kali adalah Yumna atau paling tidak adalah Alien dan Amara.
Dengan gontai Arzian berjalan membuka pintu, saat dibuka yang ada di depan pintu ternyata Faisal dan Herfiza, takut ada yang melihat kedatangan kedua orang itu. Arzian langsung meminta mereka masuk.
"Kamu baru bangun tidur, Arzian?" tanya Faisal tanpa basa-basi.
"Iya, Om," jawabnya cepat.
"Kamu ya malah enak-enakkan tidur! Kita itu nungguin kamu di kamar Om, tapi kamu malah tidur di kamar kamu sendiri. Beberapa jam lagi waktu pertunangan kamu, semua orang sudah mulai sibuk mempersiapkannya. Kita jangan mau kalah. Kita harus mulai juga merencanakan pengambilan hardisk itu, kalau semua lancar. Hari ini kita bisa mendapatkannya lalu kita bertiga bisa langsung kabur dari sini," omelnya.
"Maaf, Om." Sungguh, Arzian bertambah kesal sekarang. Masih mengantuk malah diomeli. Namun, mana mungkin ia berani membalas omelan Faisal.
"Sudahlah, ayo kita rencanakan saja." Arzian meminta Faisal dan Herfiza duduk di sofa yang ada di kamarnya, agar mereka lebih enak berbicaranya. Beberapa saat kemudian, dirasa cukup membahas rencana mereka. Faisal dan Herfiza segera keluar dari kamar Arzian, walau Herfiza masih ingin bersama dengan Arzian dulu. Namun, malah tidak diizinkan oleh Faisal. Takut banyak yang curiga dengan mereka.
Setelah kepergian Faisal dan Herfiza, masuklah Alien, Amara dan seorang pria yang tidak Arzian kenal. "Arzian, ini hairstylist yang akan merapikan rambut kamu. Kamu sudah mandi kan?" tanya Amara.
Arzian menggaruk tenguknya yang tidak gatal, ia memang belum mandi. Apakah ia harus menjawab jujur dan pasti akan mendapatkan omelan dari Amara nantinya.
"Belum mandi kan kamu, pasti? Yasudah sekarang mandi dulu, kami tunggu di sini. Saya dan Amara akan membantumu bersiap," titahnya.
Untuk mandi, jelas Arzian tidak butuh waktu lama. Setelah mandi ia berganti kemeja, jas serta celana baru yang Amara dan Alien berikan tadi. Hairstylist yang bernama Ando itu langsung bergerak menata rambut Arzian, ia bertekad membuat Arzian berbeda dari biasanya. Namun, tetap harus tampan dan menawan.
Tiga puluh menit berlalu, Ando sudah menyelesaikan tugasnya. Arzian langsung mengaca, ia penasaran dengan tampilan dirinya sekarang.
"Ternyata gue ganteng juga ya," puji Arzian di dalam hati.
"Gimana Tuan? Apakah Tuan suka dengan penampilan Tuan sekarang?" tanya Ando pada Arzian. Arzian melotot tak percaya, kini bahkan dirinya dipanggil Tuan. Arzian tersenyum kecil, ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah memang sudah pantas mendapatkam panggilan Tuan.
"Saya suka sekali, Mas. Hasil kerja Mas Ando sangatlah memuaskan," puji Arzian dengan tulus.
"Saya bersyukur Tuan suka dengan hasil kerja saya, kalau begitu saya permisi pulang dulu, Tuan. Karena tugas saya di sini sudah selesai," pamitnya. Amara dan Alien mengantarkan Ando ke depan.
Arzian yang sangat suka dengan penampilannya sekarang, tentu ia ingin memperlihatkan ketampanannya kepada sang kekasih. Tanpa pikir panjang, Arzian keluar kamar dan pergi ke kamar Herfiza yang letaknya tidak jauh dari kamarnya.
Arzian terus mengetuk pintu, karena Herfiza tidak kunjung membukakan pintu untuknya. "Sayang ini aku, Arzian. Tolong buka pintunya." Arzian mengucapkannya dengan pelan, agar tidak terdengar banyak orang. Namun, tentu ia berharap Herfiza masih bisa mendengat suaranya.
Tak lama, Herfiza membuka pintu. Ia cukup terkejut saat melihat penampilan baru Arzian. Takut ada yang melihat mereka, Arzian langsung membawa Herfiza masuk ke kamar.
"Demi deh, Yang. Kamu beda banget sekarang, tampan sekali. Sampai aku pangling tau," pujinya sambil menatap Arzian dari atas sampai bawah. Dipuji oleh sang kekasih, tentu membuat Arzian sangat senang. Berarti ia memang setampan itu sekarang, ternyata uang memang benar-benar bisa merubah segalanya. Apalagi penampilannya.
"Kok diam saja, yang? Kamu enggak sukakah aku puji?" Arzian tersenyum, ia mengambil tangan Herfiza dan mengecupnya. "Aku suka kok kamu puji, masa di puji sama kekasihnya enggak suka."
Kini berganti, Arzian yang memperhatikan penampilan Herfiza dari atas sampai bawah."Oh iya, Fiza sayang. Kamu juga cantik sekali, gaunnya cocok sekali di tubuhmu."
"Iyakah, kalau iya senang banget aku. Ini itu gaunnya tadi di kasih pelayan, kata pelayan itu yang beliin Bu Amara atas perintah Nyonya Yumna. Aku agak nggak nyangka aja, demi acara pertunangan kalian. Sampai dikasih gaun bagus segala." Bukan hanya Herfiza yang akan merasa senang saat mendapatkan gaun cantik dan mahal, dalam mimpipun rasanya ia tidak akan pernah sanggup membelinya.
"Owh, aku kira gaun kamu sendiri, yang."
"Kamu ngeledek atau gimana, sih? Uang dari mana, aku." Wajah Herfiza murung seketika.
"Jangan sedih ah, doakan aja nanti setelah misi kita selesai. Kita bisa punya uang banyak, aku pasti akan membelikan kamu gaun mahal sebanyak yang kamu mau."
"Aku sedih bukan karena itu."
"Lalu?"
"Aku sedih karena kamu nanti akan bertunangan, tetapi bukan denganku. Padahal akulah kekasihmu, harusnya aku yang berada di posisi itu." Arzian menatap nanar kekasihnya, ia tahu kini sang kekasih sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Pria itu membawa kekasihnya ke dalam pelukkannya. "Tolong jangan sedih sayang, semoga saja rencana kita berhasil. Kita mendapatkam hardisk yang Om Faisal inginkan, jadi kita bisa langsung kabur tanpa aku harus bertunangan dengan Nyonya Yumna."
"Semoga. Karena membayangkan kamu bertunangan bahkan menikah dengan wanita itu begitu menyakitkan bagiku."
"Sudah jangan sedih-sedih terus. Aku kan lagi tampan gini, kamu juga cantik banget, sayang. Gimana kalau kita selfie saja? Buat kenang-kenangan kita berdua." Herfiza mengangguk menuruti ajakkan dari kekasihnya.
Mereka selfie menggunakan ponsel Arzian, untuk telfon atau internetan memang tidak bisa. Karena memang tidak ada sinyal satu pun, sedangkan untuk berfoto tentu sangat bisa. Walau bukan ponsel yang mahal, ponsel Arzian dibuat foto juga hasilnya tidak mengecewakan.
Baru dua kali mengambil gambar, Arzian dan Herfiza harus dikejutkan dengan kedatangan Faisal yang tiba-tiba. "Arzian, Fiza," panggilnya dengan wajah kesal.
Mereka berdua kompak menengok." Iya, Om."