Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipaksa Bercerai
Zara ingin rasa menenggelamkan dirinya ke lautan terdalam dan tidak pernah muncul lagi. Ia berusa sekuat tenaga agar tidak menangis di depan Kenan. Ia bersikap sok kuat padahal sebenarnya ia tidak punya tenaga lagi, bahkan bernafas rasanya sangat berat.
‘Maafkan Aku Sean, aku melakukan semua ini demi menyelamatkanmu. Jika suatu saat kamu tahu kalau ada pria lain yang menyentuhku kamu boleh marah padaku. Aku hanya minta kamu tetap hidup demi anak kita’ Zara membatin.
“Apa kamu menyesal melakukannya?” tanya Kenan, ia seakan-akan menertawakan penderitaan Zara.
Lakukan dengan cepat,” sentak Zara lagi, ia ingin segera menyelesaikannya lalu ia pulang. Kenan mengZaraukan permintaan Zara ia terus melakukan sentuhan-sentuhan di beberapa bagian titik tubuhnya. Zara merasa tersiksa menahan tubuhnya agar tidak bereaksi, ia merasa keringat mulai membasahi kening. Ia hanya wanita biasa bukan robot walau otaknya menolak berreaksi tetapi tubuhnya berkata lain. Laki bertato itu juga ahli dalam hal mempermainkan perasaan lawan jenisnya.
“Kamu jangan menolak apa yang aku berikan , Zara,” bisik Kenan.
“Aku membencimu,” ucap Zara.
“Tapi aku tidak. Setelah kita melakukan pertama kalinya tiga tahun yang lalu, aku selalu merindukan tubuh ini. Bahkan aku selalu bermimpi melakukannya denganmu.”
“Kamu menjebakku. Apa kamu selalu melakukan hal seperti ini pada wanita-wanitamu selama ini?”
Kenan merasa terusik dengan tuduhan Zara, ia menatapnya sinis lalu menggigit bagian indah dari tubuhnya dengan keras meninggalkan sebuah tanda merah di sana.
“Jangan meninggalkan jejak di sana,” tegur Zara.
Bukanya berhenti Kenan semakin bersemangat, ia meninggalkan banyak tanda di lehernya. Saat Kenan meraih bibirnya Zara menolaknya lagi. “Apa kamu tidak bisa langsung melakukannya saja.”
Benar saja Kenan mengarahkan miliknya dan mendorong tubuhnya dengan kuat. Zara menjerit kesakitan, ia memang bukan gadis yang baru melakukannya, tapi ukuran tubuh Kenan besar .
Tangan Zara mencekram sprei di samping tubuhnya ia merasakan benda itu terasa sesak di bagian bawahnya.
“Kenapa ini? Apa suamimu tidak pernah melakukannya?” tanya Kenan pertanyaan menjijikkan itu diabaikan oleh Zara rasa sakit dibawa sana membuatnya tidak bisa berkata-kata.
“Kenapa kamu terlihat begitu kesakitan. Apa milik suamimu tidak sebesar punyaku?”
“Hentikan kata-kata bodohmu cepat selesaikan,” ucap Zara, ia menggigit punggung tangannya , lalu menggigit bibir bawahnya, jangan mengigitnya kamu melukai bibirmu,” ucap Kenan ia mengusap ujung bibir Zara, mendengar hal itu Zara semakin kesal karena Kenan mencemoohnya. “Kamu bisa melampiaskannya padaku,” ucap Kenan.
Perasaan emosi yang sudah tertahan dari tadi akhirnya ia lampiaskan pada tubuh Kenan ia mencekram lengan Kenan dengan kuku panjangnya, ia mencengkram kedua lengan, meninggalkan bekas cakaran di sana. Buka hanya itu ia juga mencakar badan Kenan saat pria itu mendorong tubuhnya.
Dorongan keras yang dilakukan Kenan sangat menyiksa Zara, benda keras itu seakan masuk sampai ke dalam perut.
“Apa kamu menikmatinya Zara?” tanya Kenan saat Zara tutup mata.
Zara mengZaraukannya ia memilih menutup mata dan membiarkan semuanya begitu saja. Melihat Zara hanya diam, Kenan tersenyum sinis, ia mengangkat kedua kaki Zara ke atas lalu mendorong tubuhnya dengan kuat. Gaya itu sukses membuat Zara membuka mata dan mengeluarkan suara.
“Harusnya kamu menikmatinya Zara, jangan diam seperti patung, aku tidak menyukainya,” tegur Kenan
Dorongan pertama dan kedua terasa menyakitkan namun semakin lama-lama tidak terasa sakit lagi tetapi sesuatu yang berbeda. Zara hanya bisa menahan benda itu dengan pinggulnya saat Kenan menghentak tubuhnya.
Setelah melakukan beberapa dorongan Kenan mengeluarkan suara panjang, ia menarik tubuhnya dan terbaring di samping Zara. Zara bangkit dari ranjang lalu ia berjalan tergesa-gesa menuju kamar mandi, terlihat seperti wanita malam. Melihat Zara pergi terburu-buru Kenan merasa tidak senang.
“Aku ingin kamu berbaring bersamaku.”
“Aku tidak bisa melakukanya, ada banyak hal yang ingin aku lakukan.”
“Aku tidak ingin kamu meninggalkanku setelah kita melakukannya.”
Zara tidak mengZaraukan Kenan, ia berlomba dengan waktu . Kalau sampai suaminya tidak mendapatkan penanganan yang tepat Zara takut suaminya tidak selamat.
“Apa kamu mendengarku.”
Zara hanya bisa meminta maaf dan mengalah agar Kenan mau memberikan uang yang ia minta. “Maaf.”
Ia berjalan ke kamarmandi walau tulang-tulang dan persendiannya terasa remuk tetapi ia harus berlomba dengan waktu. Dokter cantik itu mengenakan pakaian yang disimpan tadi, setelah rapi ia keluar dari kamar mandi. Kenan menatap wanita itu dengan tatapan dingin, Zara tidak bisa membaca arti dari tatapan pria tersebut. Zara sudah berjanji pada dirinya apapun yang dikatakan Kenan ia akan menerimanya yang terpenting ia bisa mendapatkan uang.
“Aku akan pulang bisa berikan uangnya padaku?” Zara bersikap seperti seorang wanita bayaran, tetapi memang itulah kenyataannya, kalau bukan karena abang dan suaminya ia tidak akan sudi datang ke rumah orang arogan dan sombong seperti Kenan.
“Berapa yang kamu butuhkan?’
“Satu Miliar.”
“Satu Miliar hanya satu kali bermain bukan itu terlalu mahal?” Lelaki itu menatap Zara.
“Bukannya kamu sudah setuju sebelumnya?” Zara protes.
“Tapi kamu tidak melayani dengan baik Nona manis. Bayaran untuk seorang wanita yang masih belum pernah disentuh pria tidak semahal itu.”
“Aku sangat membutuhkan uang itu,” ujar Zara memelas.
Kenan seakan-akan menghakiminya. “mereka yang datang padaku juga mengaku sangat membutuhkan uang.”
“Mungkin lain kali aku akan melakukannya dengan baik.” Zara tidak mau menatap mata Kenan. Ia menangis dengan diam mengusap air matanya yang mengalir deras.
Kenan mendekat, “kalau kamu mau menikah denganku ceritanya akan berbeda,” bisik Kenan.
Kenan berjalan ke arah laci lalu mengeluarkan buku cek dan menuliskan nominal seperti yang disebutkan Zara. “Aku pegang kata-katamu, lain kali kamu akan memberiku layanan yang baik karena aku sudah membayar mahal untukmu.”
Zara menerima cek di tangannya, berjalan meninggalkan villa, saat ia keluar ternyata sudah subuh, sepanjang perjalanan pulang Zara menangis tidak pernah terbesit dalam bayangannya kalau ia akan jadi seperti itu, tidak pernah terpikirkan olehnya kalau ia akan menjual tubuhnya demi uang. Namun menangis sampai mengeluarkan darah pun tidak ada gunanya, ia hanya perlu untuk tetap melangkah maju.
. Tiba di rumahnya ia berganti pakaian lalu ke rumah sakit. Tiba di sana alangkah kagetnya Zara . Di sana sudah ada Kenan.
“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Zara saat Kenan di kamar Sean, lelaki itu belum sadarkan diri.
“Aku meminta suamimu menandatangani surat perceraian kalian.”
“APA?”
“Bukannya kita sudah sepakat.” Kenan memperlihatkan sidik jari suaminya yang sudah ditempelkan pada sebuah kertas. Zara menarik tangan Kenan membawanya menjauh.
“Apa yang sudah kamu lakukan?”
“Suamimu sepakat bercerai denganmu. Ini kertas perceraian kalian.”
Bersambung