Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Lebih Ke Diluar Nalar.
"Tumben banget, papa kesini" Ucap Aston saat Agam sudah duduk disofanya.
"Salah ya? papa kesini. sudah lama juga, papa kangen aja" balas Agam santai, menatap Aston yang sudah duduk dihadapannya.
"kenapa ngak bilang dulu kalau mau kesini Pa?, dikit lagi aku ada meeting sama klien" Balas Aston.
"yasudah, nanti papa disini sama paman axel, kalau bosan baru papa pulang" timpal Agam lagi.
"Jack!, tunda meetingnya dua jam kedepan" Suruh Aston pada Jack.
"Baik Tuan" balas Jack.
Agam hanya menatap datar putranya, Aston memang seperti ini dan tak pernah berubah. apapun yang menjadi keinginan dan keputusannya itu adalah sesuatu yang mutlak tidak terbantahkan.
"Tadi papa ketemu Reno di Lobi, dia pasti menemuimu, kalian sedang mengurus apa?" tanya Agam sambil mengisap sebatang rokok ditangannya.
"Hanya membahas beberapa proyek Pa" balas Aston.
Agam mengangguk, mengerti. dengan ucapan Aston putranya itu.
"Momy mu menyampaikan pesan, Aston, pulanglah kerumah besok, dia merindukan kalian" ucap Agam kemudian.
"Baiklah, besok aku menemui momy nanti" balas Aston singkat.
"Papa sudah bilang Reno tadi, besok kita makan malam bersama di rumah" ucap Agam lagi.
percakapan singkat itu terhenti beberapa saat, menciptakan keheningan di antara empat orang yang ada diruangan kerja Aston.
"kapan kamu menikah Aston?" Ucap Agam datar.
Aston sontak kaget dengan pertanyaan langsung dari Agam.
"maksud papa?" Tanya Aston.
"Kapan kamu akan menikah dan membawa menantu papa kerumah?, telinga papa sudah kebal dengan permintaan momy mu setiap hari untuk menjodohkan kamu Aston" balas Agam menatap gelagatnya Aston.
"soal itu, nanti aku pikirkan pa" Balas Aston singkat.
"Baiklah, usiamu juga sudah berkepala tiga Aston. cepatlah menikah dan beri kamu cucu-cucu yang lucu. " Balas Agam santai namun menekan kata-katanya.
'kenapa Tuan besar tiba-tiba membahas pernikahan!, Jangan-jangan' Batin Jack menerka dugaannya.
Mendengar ucapan papanya, seketika tenggorokan Aston, seakan terasa kering dan kaku untuk membalas ucapan papanya. kenapa juga papanya tiba-tiba membahas pernikahannya, biasanya lelaki Tua itu tidak banyak berbicara soal urusannya dan kapan dia harus menikah. yang paling menginginkan hal tersebut adalah momy nya, sepertinya Papanya sudah terpengaruh ucapan sang Momy, begitu pikirnya.
Pembahasan itu terus berlanjut, bagaimana kondisi perusahaan. dan beberapa proyek besar yang ditangani oleh Aston, juga hal yang dilakukan Aston di dunia bawah. dari penjualan senjata tajam juga Organ manusia. bagaimana Aston membudidayakan hewan yang habitatnya hampir punah.
"Kamu patut di banggakan Aston" Puji Agam bangga pada pencapaian anaknya.
memang, semenjak Phoenix grup dan dunia bawah berpindah pemimpin menjadi Aston, bisnis mereka makin berkembang pesat. hal itu membuat Agam merasa puas, karena penerusnya yaitu putranya sungguh luar biasa.
"bagaimana dengan Reno, apa dia juga mulai terlibat dengan dunia hitam kita Aston?" Tanya Agam.
"Tanpa perlu aku jawab, papa pasti sudah mengetahuinya. bukan begitu paman Axel?" Balas Aston.
"Yah, adikmu tidak ingin mengotori tangannya dengan darah-darah segar itu, biarkan saja dia" Balas Agam menyunggingkan senyum.
Percakapan itu terus berlanjut hingga Agam memutuskan untuk meninggalkan perusahaannya, Aston juga akan menghadiri meeting yang sempat tertunda dua jam tadi.
di Universitas xxxx.
Dosen mengakhiri materinya hari ini, dan memberikan beberapa tugas yang harus diselesaikan oleh sejumlah mahasiswa dalam ruangan itu. Araa dan Dona membereskan buku mereka dan akan ke kantin untuk mengisi perut.
waktu sudah pukul sebelas siang, dua wanita itu keluar dari kelasnya menuju kantin. setibanya disana, Araa duduk bersama Dona di kursi yang terlihat kosong.
"Aku laper banget Araa, tenagaku sudah habis dari tadi. dosennya semangat sekali tanpa mempedulikan perutku yang sedang berteriak-teriak" Keluh Dona memegang perutnya yang terus berbunyi.
"dari rumah ngak sarapan Dona?" Tanya Araa memerhatikan Dona yang sudah terlihat lemas.
"Kamu tu yaa, mentang-mentang udah ada yang temani sarapan dirumah. jadi lupain kebiasaan kita" balas Dona cemberut.
"Maaf hmm, kalau gitu mulai besok sebelum ke kampus kamu sarapan dulu. ntar siangnya baru kita makan bareng" ucap Araa.
"Iyaaa, sepertinya harus begitu" balas Dona menyetujui.
"Don, aku mau ngajak kamu setelah ini. mau ikut ngak?" Ajak Araa antusias.
"Memangnya kita mau kemana?" Tanya Dona menatap curiga.
"Ke Mall" Jawab Araa.
"Oh boleh, aku juga ngak ngapa-ngapain" Dona mengiyakan.
Dona seketika menatap Araa serius, otaknya sedang berfikir keras. Ada keanehan disini. dia masih mencari apa yang janggal di pikirannya.
"Haaa!!! Ke Mall?, Araa ini masih tanggal Tua ya ampun. Dompetku bisa menangis nanti, kau tahu? ke sana kita hanya akan menghamburkan uang untuk barang-barang lucu huhuhu" Balas Dona memberikan wajah sendunya.
dia sangat ingin sekali namun duitnya sedang menipis sekarang, mustahil kan hanya sekedar melihat tanpa membeli apapun.
"Makasih Bu!!" Ucap Araa dan Dona saat pemilik kantin membawakan pesanan Mereka berdua.
"Soal itu gampang, aku punya sesuatu untuk mengatasi dompet kita tetap aman" Balas tersenyum penuh maksud.
"gimana Caranya?, kamu ngak ngajak aku untuk nyopet kan Araa?" Tuduh Dona pada Araa, sambil mengangkat sebelah Alisnya
"Yakali aku kayak gitu Dona, kita akan pakai ini" Balas Araa mengeluarkan kartu Ajaibnya.
mata Dona membulat sempurna menatap Kartu hitam itu dengan seksama, itu nyata, benar itu memang nyata.
"B-la-ck Card, I-tu-u. Araa ini pasti palsu kan" Ucap Dona meraih Kartu itu dari tangan Araa sambil memeriksanya.
"Itu Asli" Jawab Araa santai, bisa dia duga reaksi Dona pasti seperti ini. sahabatnya itu memang manusia terheboh yang pernah ada.
"Ya ampun Araa, tadi pagi kamu naik mobil mewah yang aku nonton di TV semalam. sekarang kamu punya Black card ini, beruntung sekali kamu Araa. pamanmu luar biasa" Ucap Dona merasa takjub dengan kehidupan Araa yang berubah drastis.
'Ya, lebih ke diluar nalar sih' Batin Araa tersenyum simpul.
bersambung..........