NovelToon NovelToon
Between Us

Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rose Skyler

Elora percaya bahwa cinta adalah segalanya, dan ia telah memberikan hatinya sepenuhnya kepada Nolan, pria penuh pesona yang telah memenangkan hatinya dengan kehangatan dan perhatian. Hidup mereka terasa sempurna, hingga suatu hari, Nolan memperkenalkan seorang teman lamanya, kepada Elora. Dari pertemuan itu, segalanya mulai berubah.

Ada sesuatu yang berbeda dalam cara mereka bersikap. Perhatian yang terlalu berlebihan, dan senyuman yang terasa ganjil. Perlahan, Elora mulai mempertanyakan kebenaran hubungan mereka.
Apakah cinta Nolan kepadanya tulus, atau ada rahasia yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Skyler, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Hati yang terluka

Minggu itu hujan gerimis membasahi kota, menciptakan suasana yang sendu namun menenangkan. Elora melangkah memasuki lobi apartemen mewah dengan sebuah kantong makanan di tangannya.

Namun tak disangka, dia bertemu dengan Alden yang baru saja keluar dari lift. Pria itu tampak terkejut melihat kedatangan Elora.

“Elora,” Alden memanggil dengan nada santai, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. Ia melangkah mendekat, tatapannya penuh perhatian. “Apa yang kau lakukan di sini malam-malam begini?”

Elora tersenyum tipis, mengangkat kantong makanan di tangannya. “Aku membawa makanan untuk Kak Nolan. Pak Al sendiri sedang apa disini?"

"Tapi, sepertinya Nolan sedang keluar. Aku baru saja dari sana, dan tidak ada yang membuka pintunya,"

"Bukannya pak Al tahu kode akses rumah kak Nolan, kenapa harus menunggu pintunya di buka?" Tanya El penuh curiga

Alden terdiam sejenak, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia mencoba mempertahankan ketenangannya, meskipun jelas bahwa dirinya bingung bagaimana harus mencegahnya.

"Iya, itu beberapa saat lalu. Sepertinya dia sudah mengganti kodenya. Ini sudah malam, sebaiknya kau pulang saja. Kita tidak tahu kan kapan dia akan pulang,"

Elora menatap Alden dengan tatapan tegas, tidak lagi memedulikan alasan-alasan yang keluar dari mulut pria itu.

“Maaf, Pak Alden, tapi aku tidak akan pergi tanpa memastikan sendiri,” katanya sambil melangkah tegas ke arah lift.

Alden berusaha menghentikannya, berdiri di depan pintu lift. “Elora, dengarkan aku. Ini bukan waktu yang tepat. Nolan benar-benar tidak ada di rumah.”

Elora memandangnya dengan tajam, nada suaranya mulai kesal. “Kalau dia tidak ada, aku hanya akan meninggalkan makanan ini di rumahnya. Aku tidak mengerti kenapa anda begitu mencegahku.”

"Elora, tolong percaya padaku. Aku hanya tidak ingin kau kecewa.”

El merasa sedikit aneh dengan sikap bosnya itu. Namun, dia memilih mengabaikan perkataan itu. “Terima kasih atas perhatian Anda, Pak. Sekarang, tolong minggir,” katanya tegas sambil menekan tombol lift.

Di dalam lift, Elora menggenggam kantong makanan di tangannya dengan erat. Hatinya campur aduk, antara bingung dan kesal dengan sikap Alden yang tampak mencurigakan.

Begitu sampai didepan pintu apartemen Nolan, tiba-tiba dia merasa gugup, entah mengapa perasaannya tidak tenang. El lantas menekan kode aksesnya, dan membukanya perlahan.

Elora terkejut, jantungnya berdegup kencang saat mendengar percakapan Nolan dengan seorang wanita. Ia berhenti sejenak, untuk menenangkan debaran jantungnya yang semakin kencang.

"Suara siapa itu?" pikirnya

Dia tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya. Dengan perlahan dia berjalan ke arah ruang tamu.

Seketika, Elora seakan kehilangan napas. Dengan mata kepalanya sendiri, ia menyaksikan Celine duduk bersandar mesra pada tubuh kekasihnya, senyum manisnya terlihat menusuk seperti belati di hati El.

Celine, yang awalnya tampak santai, langsung memasang ekspresi puas saat melihat kedatangan Elora.

“Oh, Elora,” katanya dengan nada manis yang terdengar penuh sindiran.

Nolan terkejut, dengan cepat, ia melepaskan Celine dari pelukannya dan menghampiri El yang masih terpaku. Wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca, dan bibirnya sedikit bergetar, menunjukkan betapa terpukulnya ia oleh apa yang baru saja dilihatnya.

“Elora, tolong dengarkan aku,” Nolan memohon, suaranya penuh penyesalan. “Ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku… aku bisa jelaskan.”

Elora tetap diam, tidak mampu berkata-kata. Hatinya terasa hancur, dan pikiran-pikiran yang berputar di kepalanya membuatnya sulit untuk fokus. Rasa sakit dan kekecewaan yang begitu mendalam menguasai dirinya.

Melihat reaksi Elora yang begitu hancur, Nolan mencoba meraih tangannya dengan lembut. “El, aku mohon…"

El langsung menepis tangan nolan dengan keras. "Sejak kapan?” potongnya dengan suara lirih dan gemetar

"Maafkan aku El.."

"Maaf.?" ujarnya tersenyum getir, ia memandang Nolan sejenak sebelum melemparkan kantong makanan yang dibawanya. El segera berbalik dan berlari keluar dari pintu

Nolan mencoba mengejarnya, tetapi langkah Elora terlalu cepat. "Elora, tunggu!" panggilnya, namun lift sudah tertutup sebelum ia bisa menghalangi

Elora baru saja melangkah keluar ke dalam hujan saat tangan kuat menahannya. Alden, menariknya berteduh, sambil menatapnya penuh kekhawatiran.

"Lepas..!" ucapnya, suaranya serak menahan tangis.

Alden menariknya ke dalam pelukan, memberikan kehangatan di tengah dinginnya hujan.

"Menangislah jika itu membuatmu lega," bisik Alden lembut di telinga Elora, tangannya mengusap punggungnya dengan penuh kasih. "Tapi jangan pernah menyiksa dirimu."

El membiarkan dirinya tenggelam dalam dekapan Alden, air matanya tumpah tanpa henti. Isakannya terdengar pelan, namun cukup untuk membuat Alden merasakan betapa dalam luka yang sedang ia rasakan. Ia memeluk Elora erat, membiarkan gadis itu meluapkan semua kesedihannya.

"Aku merasa begitu bodoh," gumam Elora di antara tangisannya. "Aku percaya padanya dan dia.."

"Percaya pada seseorang bukanlah kesalahan. Tapi orang yang menyakiti kepercayaanmu... dialah yang salah," jawabnya dengan suara penuh kehangatan dan keyakinan.

Elora perlahan melepaskan diri dari pelukan Alden, matanya yang masih basah kini menatapnya tajam.

"Kau sudah mengetahui semuanya, kan?" tanyanya dengan suara bergetar

Alden terdiam sejenak, menatap Elora dengan raut wajah yang penuh penyesalan. "Elora, aku..."

Elora mundur selangkah, rasa kecewa yang baru menyelimutinya. "Jadi kau tahu Nolan dan Celine... dan kau tidak mengatakan apa-apa padaku? Kau senang melihatku seperti orang bodoh? Yang dibohongi terang-terangan?" suaranya bergetar, mencampurkan antara rasa sakit dan marah yang tak lagi bisa ia sembunyikan.

Alden menelan ludah, wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang mendalam. Ia mendekat, tetapi menjaga jarak yang cukup, matanya menatap Elora dengan penuh penyesalan.

"Aku minta maaf. Aku hanya tidak ingin.."

"Cukup!" potong El. "Aku tidak mau mendengar apa pun lagi,"

Elora segera berlari menerobos hujan, air mata bercampur dengan tetesan air yang membasahi wajahnya. Ia tidak peduli dengan dingin atau basah yang meresap ke dalam pakaian. Segera, ia melambaikan tangan, menghentikan sebuah taksi yang melintas.

"El, tunggu!" Alden berlari mengejarnya, namun terlambat.

Dia tidak menyerah begitu saja. Setelah mengganti pakaian basahnya dengan setelan kering, dia segera pergi ke apartemen Elora.

Namun, setelah berkali-kali menekan bel dan mengetuk pintu, tetap tidak ada respon.

Ia Mengambil ponsel, berharap El akan mengangkatnya. Tapi dering telepon terus berlangsung tanpa ada jawaban.

Setelah menunggu cukup lama tanpa ada tanda-tanda Elora, Alden akhirnya menyerah. Dengan hati yang berat, ia menurunkan pandangannya ke bungkusan berisi obat dan makanan yang ia bawa.

Alden meletakkan bungkusan itu di depan pintu apartemen Elora. Sebelum beranjak pergi ia mengirimkan sebuah pesan.

"Elora, aku tahu aku telah mengecewakanmu, dan aku minta maaf atas semuanya. Aku meninggalkan obat dan makanan di depan pintu. Aku tidak ingin kau sakit."

"Aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki semua ini, tapi jika kau membutuhkan seseorang, aku akan selalu ada."

*

*

1
Tek deli
lanjut thor💐
Tek deli
aku suka☺️☺️lanjut ya thor dan semangat👍👍👍
Rose Skyler: udah ada bab baru kak 😊
total 1 replies
Yuri Lowell
Gue ga bisa berhenti baca!!
Rose Skyler: udah ada bab baru kak😊
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
Rose Skyler: sudah up kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!