Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apes
Jambi, 22 November 2024
Harry kembali melihat penampilannya di cermin besar yang ada di kamarnya. Ia sudah tahu apa yang dibicarakan sang Daddy dengan Hiro saat malamnya karena Hades sengaja memberitahu sang putra lebih cepat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman antara ayah dan anak.
Dua hari telah berlalu sejak Hiro mengetahui siapa yang mengawasinya dalam beberapa minggu ini. Saat ini Harry diajak Hiro menghabiskan weekend dengan adu ketangkasan panjat tebing bersama Mommy Olin di sanggar latihan panjat tebing milik Mommy Olin.
Begitu keluar dari kamarnya, Hades yang juga ingin bertemu dengan wanita pujaannya memicingkan mata melihat penampilan Harry yang lain dari biasanya.
"Mau kemana weekend gini?" tanya Hades dengan tatapan curiga.
Duda Bule yang jablay itu tidak tahu jika wanita pujaannya sudah membuat janji untuk bermain bersama sang anak dan Harry tentunya.
"Tumben Daddy kepo?" tanya balik Harry dengan menautkan kedua alisnya hingga menyatu.
Suara dengkusan keluar dari bibir pria matang itu karena bukannya menjawab sang anak malah ikut menanyainya balik. Melihat wajah datar Daddy semakin datar, Harry melanjutkan langkah kakinya bersikap cuek dan acuh tak acuh pada sang ayah. Ia keluar Mansion dengan diantar Pak Min selaku sopirnya menuju tempat ia dan Hiro janjian.
Hades melihat mobil yang membawa Harry dengan tatapan curiga karena melihat penampilan Harry yang memukau seperti orang mau kencan. Padahal Harry hanya memakai celana jeans, baju kaos oblong, jaket yang menutupi kaosnya, sepatu kets dan topi hitam yang bertengger di kepalanya.
Berbeda dengan dirinya yang ia kira biasa saja tetapi terlihat agak formal karena ia memakai celana panjang dasar hitam dengan dipadu kemeja panjang yang lengannya ia gulung hingga ke siku sehingga memperlihatkan urat tangannya yang menonjol membuat pesona Duda Bule itu semakin memesona dilihat kaum hawa.
Karena Olin ada urusan terlebih dahulu, ia meminta Hiro menyusulnya bersama Harry ke tempat yang menjadi tujuan mereka untuk menghabiskan akhir pekan.
"Pak Min, kita jemput Hiro dulu ya, nanti saya tunjukkan jalannya!" pinta Harry saat mobil sudah keluar dari gerbang Mansion Maxime.
"Baik, Tuan muda!" sahut Pak Min patuh.
Sepuluh menit kemudian, mobil yang dikendarai Pak Min berbelok ke sebuah komplek perumahan elit yang pengamanannya sangat ketat. Karena sudah punya kartu pemberian Olin jika ingin berkunjung, Harry memasuki kawasan itu tanpa hambatan.
Dari kejauhan ia sudah melihat Hiro berdiri sambil memakai headphone di kepalanya. Remaja itu berdiri di depan lorong menuju komplek rumahnya yang sebagai kedok saja untuk menyembunyikan rumah yang asli.
"Buruan naik!" teriak Harry setelah membuka kaca mobil.
Hiro mengangguk dan membuka pintu belakang duduk tepat di samping Harry.
"Kita lewat jalan xxx aja biar gak kena macet," ucap Hiro sesaat sudah didalam mobil.
"Maaf, Tuan Muda. Bukannya kejauhan lewat sana karena itu jalan memutar jika kita mau ke kawasan hutan lindung," sahut Pak Min menginterupsi ucapan Hiro.
"Iya Pak, cuma kan hari ini ada demo dijalan utama yang pastinya kita tidak bisa lewat sana karena terjebak macet parah," jawab Hiro tanpa merasa tersinggung.
"Astaga, saya lupa kalau jalan utama ada demo hari ini! Maafkan saya, Tuan muda!" seru Pak Min dengan menepuk jidatnya sebelah tangan.
"Its ok, Pak Min! Namanya juga lupa," kekeh Harry dan Hiro dengan tersenyum kecil.
"Iya, Tuan muda!" ucap Pak Min lagi lega.
Ia pun membawa mobil tersebut lewat jalan memutar seperti yang dikatakan oleh Hiro tadi. Perjalanan mereka mulus tanpa rintangan, tetapi saat mendekati pertigaan yang mengarah ke hutan lindung tiba-tiba saja mobil mereka ditabrak dari belakang sehingga Pak Min reflek memijak rem.
Ccckkkiiiitttt....
"Oh my god!" pekik Harry dengan jantung berdebar kencang.
Untung saja keduanya memakai sabuk pengaman sehingga tubuh mereka tertahan dan tidak terlempar ke depan karena berhenti mendadak.
"Maaf, Tuan muda! Saya kaget karena mereka menabrak kita dari belakang!" ucap Pak Min dengan wajah cemas takut Harry marah.
"No, Pak Min! Ini bukan salah Pak Min! Aduh, kepalaku jadi pusing!" sahut Harry yang tahu jika sopirnya tidak bersalah.
"Apa lo gak papa?" tanya Hiro saat melihat Harry mengeluh pusing.
"Its oke, i'am fine! Hanya sedikit pusing karena tindakan tiba-tiba tadi," jawabnya dengan muka biasa agar Hiro percaya.
Harry sengaja berbohong agar Hiro tidak khawatir dan remaja itu menekan rasa pusingnya dengan mengepal tangannya sangat kuat tanpa sepengetahuan Hiro.
Tok, tok, tok...
Pintu kaca mobil belakang Harry diketuk oleh beberapa orang yang memakai pakaian hitam dengan muka ditutupi masker slayer bergambar tengkorak.
"Buka pintunya dan keluar kalian!" teriak orang itu dengan kencang dari luar.
Pak Min sudah mengunci pintu mobil saat melihat orang-orang itu keluar dari mobil yang dibelakang dari kaca spion. Pria paruh baya itu dengan cepat mengirimkan sinyal bahaya di ponselnya yang terhubung langsung dengan bagian keamanan milik Hades majikannya.
Bak, Buk, Bak, Buk!
Suara pukulan dengan menggunakan tingkat bisbol mereka layangkan pada mobil Harry yang bukanlah mobil biasa. Mobil itu adalah mobil anti peluru sehingga tingkat kerusakannya sangat minim apalagi jika hanya dipukul dengan tongkat kayu seperti saat ini.
"Tuan muda, jangan hiraukan mereka karena mobil ini tidak akan bisa mereka rusak sampai bantuan datang!" perintah Pak Min pada anak majikannya.
Harry mengangguk paham, begitu juga dengan Hiro yang ikutan mengangguk. Kedua remaja itupun mengisi kekosongan waktu menunggu bala bantuan datang dengan mabar game di ponsel masing-masing.
Para begal tersebut semakin marah karena tidak berhasil merusak mobil, malahan tongkat yang memukul mobil itulah yang patah dan hancur. Entah sedang apes atau itu memang nasibnya, tiba-tiba saja ada motor yang melintas dimana para begal itu langsung memberhentikan paksa pemilik motor sehingga pengendara motor terjatuh di aspal.
"Aaaaaa!!!!" teriak pengendara motor yang terjatuh dihentikan paksa sekelompok orang yang seperti para begal.
"Ya Tuhan, mereka jahat sekali membegal pengendara motor hingga jatuh seperti itu!" seru Pak Min dengan nada kasihan.
Seruan Pak Min membuat kedua remaja yang ada dibelakang mobil itu menghentikan kegiatan mabar mereka. Keduanya ikutan melihat kearah mata Pak Min dan sama-sama kaget saat begal itu membuka paksa helm pengendara motor itu.
"Seorang perempuan??" ucap keduanya berbarengan dengan wajah kaget.
Bersambung...