Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Berusaha menjebak Kirana
Luna pun menatap Viola dengan bingung, "Apakah Christian memberikan kartu kredit? Atau Tuan besar?" Kata Luna keheranan.
"Itu pasti ulah Ayah mertuaku," Ucap Viola merasa sangat kesal pada ayah mertuanya yang memperlakukan Kirana dengan begitu baik.
"jadi Apakah sekarang kita lanjut perawatan atau tidak?" Tanya Luna pada Viola.
"Kita sudah di sini, jadi tidak ada alasan untuk kembali," ucap Viola segera menarik Luna memasuki ruang konsultasi Dokter.
Ketiga perempuan itu melanjutkan perawatan mereka bersama meski Kirana meminta pada pelayan di salon untuk memberinya ruang khusus sehingga tidak perlu bergabung bersama pelanggan VIP lainnya seperti Viola dan Luna.
Setelah 3 jam di salon, akhirnya Kirana menyelesaikan seluruh perawatan di salon tersebut dan menghampiri seorang pelayan yang berada di lobi salon.
"Apakah dua perempuan yang lebih dulu datang dariku tadi sudah pulang?" Tanya Kirana.
"Ah,, maksud Nona, Nyonya Mataram dan Nona Luna?" Tanya sang pelayan.
"Ya, itu dia," ucap Kirana.
"Sebentar lagi selesai," ucap sang pelayan sambil menyerahkan kembali kartu kredit milik Kirana dan sebuah berkas yang harus diberi tanda tangan oleh Kirana.
Setelah menyelesaikan pembayarannya, Kirana pun menyimpan kartu tersebut ke dalam tas lusuh miliknya dan berjalan ke arah sofa.
Ia duduk menunggu Ibu mertuanya dan Luna sambil menatap ke arah layar TV di ruangan tersebut. Kirana mengabaikan para pelayan yang tampak sesekali menatapnya sambil bergosip.
Kirana jelas tahu kalau para pelayan itu menggosipkan dirinya yang bisa memiliki kartu kredit limited edition dengan penampilannya yang menggunakan barang-barang lusuh.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya ia melihat Viola dan Luna telah keluar dari lift sehingga dia langsung berdiri menghampiri 2 perempuan yang hendak membayar itu.
"Sepertinya aku akan pergi duluan saja, aku tidak cocok menemani Ibu dan juga Luna karena penampilanku yang tidak sesuai dengan penampilan kalian," ucap Kirana.
Viola menghela nafas, "Hah,,, tentu saja kau sangat memalukan untuk mengikuti kami, jadi kami akan pergi-"
"Tante,," Luna menghentikan ucapan Viola lalu perempuan itu mendekatkan bibirnya ke telinga Viola, "Bagaimana kalau kita beri dia pelajaran? Kita buat Dia menghabiskan uang di kartu kredit milik kakek," bisik Luna.
"Kau benar," Viola merasa apa yang dikatakan oleh Luna itu benar, karena Kirana telah membuatnya dimarahi oleh Tuan besar, maka dia perlu memberi pelajaran pada perempuan itu.
Maka Viola menatap Kirana sambil berkata, "tidak apa-apa, kau bisa berjalan di belakang kami. Bagaimana kalau kita pergi ke pusat perbelanjaan dan membeli beberapa baju untukmu?"
"Apa?" Kirana tak percaya dengan niat baik perempuan di hadapannya, "kalian yakin?" Tanya Kirana.
"Tentu saja, ayo pergi!" Ucap Luna segera menarik tangan Kirana keluar dari salon.
Maka Kirana mengikuti dua perempuan itu hingga mereka tiba di pusat perbelanjaan. Viola dan Luna berjalan di depan sementara Kirana mengikuti kedua perempuan itu seperti seorang pelayan.
Orang-orang menatap ke arah Luna karena mereka merasa begitu tertarik melihat perempuan yang cantik, apalagi saat menyadari kalau Luna adalah seorang model, beberapa orang meminta berfoto bersama dengan Luna.
Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya Viola dan Luna memutuskan untuk memasuki sebuah toko brand terkenal yaitu Hermes.
Dengan reputasi keduanya, maka mereka dengan lancar memasuki toko tersebut dan Kirana mengikut dibelakang sambil melihat sekelilingnya.
'Hm,,, Ternyata baju ini sudah dirilis,' kata Kirana dalam hati sambil menghentikan langkahnya, ia menatap pakaian yang dipasang di salah satu manekin.
Itu adalah pakaian yang dirancang oleh temannya yang merupakan salah seorang desainer dari Hermes. Dia pun tidak tahan mengulurkan tangan untuk menyentuh gaun tersebut ketika tiba-tiba saja seorang pelayan datang menghampiri Kirana dan menahan tangan Kirana.
"Jangan sembarangan menyentuh, pakaian di sini adalah pakaian-pakaian mahal, kau tidak akan sanggup ganti rugi jika merusaknya," kata pelayan toko membuat Kirana tersenyum konyol.
"Bagaimana kalau aku membeli pakaian ini?" Tanya Kirana dengan mata menyipit memperhatikan pelayan sombong di hadapannya.
"Apa? Ha ha ha..." Sang pelayan tertawa keras, "kau membeli pakaian ini? Aku akan percaya kau bisa membelinya jika dua majikanmu yang ada di sana yang membelikannya untukmu, tapi kalau kau sendiri yang membelinya maka Aku bersumpah akan keluar dari pusat perbelanjaan ini sambil merangkak dan berteriak aku orang gila!" Tegas sang pelayan membuat teman-teman pelayan tersebut ikut tertawa.
"Ha ha ha..."
"Ha ha ha..."
"Ha ha ha... Leluconmu benar-benar konyol, itu terlalu merendahkannya!" Kata teman sang pelayan yang berdiri tak jauh dari Kirana.
"Dia memang seorang pelayan, dia datang kemari dengan pakaian seperti ini dan harapan kita akan menganggapnya sebagai pelanggan kaya raya, Padahal dia bisa masuk ke sini karena nyonya Mataram dan nona-luna yang membawanya. Seandainya dia datang sendiri, aku tidak akan membiarkan dia melewati pintu itu, bahkan lewat di depan toko kita saja sudah membawa aura negatif di toko kita," ucap sang pelayan sangat merendahkan Kirana.
Luna yang berdiri mendengar ucapan para pelayan itu langsung menatap Viola sambil berkata, "apa kita perlu menghentikan para pelayan itu?"
"Heh,, Kenapa kita harus ikut campur? Biarkan perempuan itu menangani masalahnya sendiri. Kau pilihlah beberapa tas yang kau sukai, nanti biar kita membayarnya menggunakan kartu kredit yang ada di Kirana," kata Viola.
"Benarkah?!" Luna sangat senang.
"Tentu saja!" Tegas Viola.
"Terima kasih banyak Tante, aku tidak akan melupakan kebaikan tante," kata Luna segera mengambil beberapa tas yang ia sukai, dia memberikannya pada pelayan yang tak jauh darinya untuk dikemas dengan rapi.
Setelah beberapa saat, mereka telah selesai berbelanja dan mereka menghampiri Kirana yang sedang melihat-lihat barang-barang di sana.
"Cepat ikuti aku!" Perintah Viola membuat Kirana segera mengikuti Ibu mertuanya.
Mereka pun tiba di meja kasir, dan Kirana mengerutkan keningnya ketika melihat banyaknya barang belanjaan 2 perempuan itu.
"Silakan nyonya," ucap sang pelayan menyerahkan tagihan yang harus dibayar untuk semua barang belanjaan itu.
Luna mengintip tagihan tersebut dan melototkan matanya ketika ia mendapati barang belanjaan mereka hampir menyentuh angka 1 miliar.
'Sial! Aku tidak pernah berbelanja sebanyak itu dalam satu hari, tapi hari ini,,,' Luna berbalik menatap Kirana, 'perempuan ini akan mendapat masalah besar karena menghabiskan uang yang sangat banyak.' ucap Luna dalam hati kini merasa sangat senang.
Viola pun memberikan tagihan tersebut pada Kirana sambil berkata, "cepat keluarkan kartu kredit itu!"
"Apa? Ibu menyuruhku membayar tagihan ini?" Tanya Kirana sambil melihat sejumlah tagihan yang harus dibayar mencapai 900 juta lebih.
"Heh,, bukan kau yang membayarnya, tapi pemilik kartu kredit yang ada di tanganmu lah yang membayarnya!" Tegas Viola.
"Astaga,," Kirana tersenyum lalu perempuan itu berbalik menatap ke arah manekin yang tadi ia perhatikan, "tolong bungkuskan juga pakaian yang itu," ucap Kirana.
Sang pelayan yang tadi menghina Kirana langsung menatap Viola, dia yakin kalau Viola tidak akan membeli pakaian itu.
"Kau tidak dengar ucapannya? Dia menyuruhmu membungkus pakaian itu!" Tegas Viola pada sang pelayan, dia malah lebih senang kalau semakin banyak uang yang dikeluarkan oleh Kirana yang bodoh.
"Ba,, baik," ucap sang pelayan segera berlari membungkus pakaian itu membuat Kirana tersenyum.
Viola mengangkat sebelah alisnya menatap menantunya yang bodoh sedang tersenyum, 'dia pasti sangat senang bisa membeli satu pakaian itu, tapi lihat saja saat kembali ke rumah, kau akan mendapat masalah besar. Aku pikir kau sudah menjadi lebih pintar, tapi ternyata masih tetap menjadi menantu bodoh!' ucap Viola dalam hati merasa begitu puas.
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini