NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Memiliki Mu

Biarkan Aku Memiliki Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Dinda ayu pratista adalah seorang gadis cantik,yang harus menelan kekecewaan saat tahu jika dirinya sedang berbadan dua.
Hidupnya berubah setelah laki-laki yang menjadi temannya, tanpa sadar merenggut kesuciannya.
Saat mengetahui jika temannya itu akan menikah,dinda pun memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupannya sekarang.
Dia pun berharap dapat melupakan kejadian malam itu dan memulai hidup baru.
Kini dinda pun di karuniai seorang putra tampan yang memiliki wajah sama persis dengan teman laki-lakinya itu.
Sampai di suatu saat,takdir pun mempertemukan mereka kembali dengan keadaan yang sedikit berbeda.
Akankah dinda jujur pada temannya itu, jika sudah dia memiliki anak darinya?
Dan apakah dinda akan memberitahu putranya,jika temannya itu adalah ayah biologisnya?
Ikuti kisah selanjutnya sampai selesai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAMM 23

Keesokan harinya...

Perkataan inces semalam, membuat raffael semalaman tidak bisa tidur. dirinya tidak menyangka, jika banyak lelaki yang menyukai dinda.

"Ngapain lo bengong? Gue perhatikan, dari semalam lo enggak tidur? Kenapa?" Roy yang baru saja keluar dari kamar mandi, menatap heran sikap raffael.

Raffael mendengus kesal, ingin jujur namun dia merasa malu. andai saja Roy tahu, jika saat ini raffael merasa takut kehilangan dinda. pasti Roy, akan mengolok-olok dirinya.

"Heh, raf! Gue nanya sama, lo. Jawab, napa sih?" ujar Roy, menggerutu.

Raffael tidak menyahuti perkataan Roy, memilih pergi dari sana untuk melihat keadaan gevano.

"Raf, lo mau kemana?" teriak Roy, melihat raffael yang tiba-tiba saja, pergi keluar dari ruangannya.

Raffael yang keluar pun terlihat mengomel, sebab Roy sangat ingin tahu semuanya tentang dia.

Sesampainya di depan pintu kamar ruangan gevano, raffael tidak langsung masuk. dia sedikit membuka pintunya, dan melihat gevano yang baru saja bangun, dari celah pintu.

"Mah... vano di mana?" tanya gevano, bingung saat melihat ruangan itu, bukanlah kamarnya.

Dinda tersenyum, kemudian mencium kening gevano lembut. "Kamu sekarang, berada di rumah sakit, vano." jawabnya, dengan suara sedikit gemetar.

Dinda merasa tidak tega, melihat keadaan putranya seperti itu.

"Memangnya vano kenapa, mah? Telus kenapa mamah nangis?" tanya gevano, lagi.

Dengan perasaan tidak menentu, dinda pun menceritakan apa yang sudah terjadi, pada gevano.

Gevano yang mulai ingat pun, kini tahu jika semalam dirinya mengalami kecelakaan, karena berusaha lari dari cengkeraman penjahat.

"Mah, vano takut...! Meleka jahat, mah." seru vano ketakutan.

Dinda yang melihat itu, langsung mendekati gevano dan memeluknya penuh kasih sayang.

Raffael yang berada di ambang pintu, merasakan hatinya ikut sakit mendengar gevano, yang ketakutan.

Raffael tidak bisa membayangkan, bagaimana takutnya gevano sampai memberanikan lari dari penjahat itu.

"Sekarang vano tidak boleh takut, karena para penjahat itu sudah di tangkap oleh polisi." sahut dinda, berusaha menenangkan.

Gevano menatap dinda. "Yang benal,mah? Meleka di penjala dong?" tanya gevano polos.

Dinda mengangguk dan tersenyum, sebagai jawaban atas pertanyaan gevano.

"Holeee...! Sekalang, vano tidak takut lagi. Kalena penjahatnya, sudah di penjala!" seru gevano, senang.

Dinda ikut senang, karena sekarang gevano tidak merasa takut lagi. raffael yang melihat hal itu pun ikut tersenyum, di balik pintu.

"Mah...?" panggil gevano, pelan

Dinda pun menatap gevano dan bertanya, "Ya, ada apa sayang? Apa kamu menginginkan sesuatu?"

Gevano menggeleng pelan, terlihat jika saat ini dirinya ingin mengatakan sesuatu, namun ragu.

Dinda mengusap lembut puncak kepala vano. "Ada apa, vano?" tanyanya lembut. "Sekarang katakan, apa yang ingin vano sampaikan." sambung dinda, menatap mata hitam milik gevano.

Gevano pun mengangguk pelan. "Apa papah datang kesini, untuk melihat keadaan vano mah? Vano belhalap, papah ada di sini... di samping vano, mah." ucapnya sendu.

Mendengar perkataan gevano, membuat dinda tidak bisa menahan air matanya. "Serindu itukah kamu pada papah mu, vano." gumam dinda di dalam hati.

"Apa yang akan kamu lakukan, jika papah mu ada di sini, vano?" tanya dinda, menatap gevano.

Gevano tersenyum tipis. "Vano mau bilang. Kalau vano, sangat lindu papah, mah. Vano juga akan bilang, kalau vano belhasil lali, dali pala penjahat mah." jawabnya tenang.

Dinda tersenyum tipis, sebelum menyahuti perkataan gevano. tiba-tiba saja pintu terbuka , kemudian raffael yang sejak tadi di sana langsung masuk.

"Om tampan...!" panggil gevano tersenyum senang.

Raffael membalas senyuman gevano. "Halo jagoan...papah datang untuk melihat, mu." ucap raffael, yang sukses membuat gevano terlihat bingung.

Dinda yang mendengar perkataan raffael pun, ikut terkejut. tidak menyangka jika, raffael akan mengungkapkan semuanya secepat ini.

"Om tampan, sedang apa di sini?" tanya gevano, heran.

Raffael tersenyum dan mendekat ke arah ranjang gevano. "Om, mau menjenguk anaknya om, Vano." jawabnya sekilas menatap dinda, yang juga menatapnya.

Gevano yang awalnya senang kini terlihat sedih, saat mendengarkan perkataan raffael. gevano yang polos benar-benar mengira, jika raffael sudah memiliki anak dan sama-sama berada di rumah sakit itu.

Gevano yang memang cengeng, seketika menangis saat merasakan kekecewaan pada hatinya.

"Huuaa... om tampan jahat! Telnyata selama ini, om punya anak. Kenapa, om tidak beli tahu, Vano... Huuaa...!" Gevano menangis sejadi-jadinya, meluapkan rasa kecewanya pada raffael.

Raffael seketika terkejut, saat gevano tiba-tiba saja menangis histeris. dirinya merasa bersala, karena sudah bercanda terlalu berlebihan.

"Vano, kamu jangan menangis. Maaf, jika perkataan om menyakiti hati mu. Tapi memang benar, anak om sekarang berada di rumah sakit ini. Dan dia sekarang, berada di hadapan om." sahut raffael tersenyum lembut.

Gevano, seketika menghentikan tangisannya. dia pun menatap raffael, sangat lekat. "Apa anak om itu, aku?" tanya gevano polos.

Raffael dengan cepat mengangguk. "Iya, Vano. Kamu anak papah.Ka-mu anaknya papah.... "

Gevano pun tersenyum lebar, meminta agar raffael memeluknya.

Raffael yang mengerti pun segera memeluk gevano, dengan hati-hati. seketika mereka berdua larut dalam kesedihan, meluapkan rasa rindu yang selama ini terpendam.

Dinda yang melihatnya pun, ikut menangis karena terharu. dia bahagia, sebab gevano kini mendapatkan apa yang selama ini di inginkannya.

"Om tampan, tidak bohong, kan?" tanya gevano memastikan.

Raffael tersenyum, menatap lekat. "Papah tidak bohong, Vano. Karena, kamu memang anak papah." Mencium kening gevano penuh kasih sayang.

"Holeee...! Akhilnya, vano punya papah." seru gevano girang.

Dinda ikut tersenyum senang, melihat gevano yang begitu bahagia. "Mulai sekarang, vano harus panggil papah. Jangan panggil om lagi, ya?" ujarnya memberi nasihat.

"Baik, mah. Mulai sekalang, vano akan panggil papah."

Dinda pun mengangguk pelan, kini tatapannya beralih pada Raffael yang sama-sama menatapnya.

"Terima kasih, raffael. Kamu sudah mau mengakui vano sebagai anak mu. Aku senang akhirnya vano mendapatkan hal yang selama ini dia impikan." ucap dinda, tulus.

Raffael pun tersenyum. "Sama-sama, dinda. Aku seharusnya yang berterima kasih pada, mu. Karena kamu, sudah mau membesarkan gevano, meskipun tanpa sosok seorang suami. Sekali lagi, terima kasih." balasnya tenang.

Dinda pun mengangguk dan tersenyum tipis. beban di hatinya yang terpendam beberapa tahun ini, akhirnya terungkapkan sudah.

Kini dia bisa merasa tenang, karena sudah mengungkapkan semuanya pada Raffael maupun gevano.

" Mulai sekarang, Vano harus panggil om tampan dengan sebutan papah." ucap Raffael, menatap lekat gevano.

Gevano yang senang pun, mengangguk cepat. "Siap om tampan. Eh... maksud Vano, papah... tampan..." sahutnya terkekeh.

Dinda dan Raffael tersenyum bersama, melihat tingkah lucu gevano meskipun, dalam keadaan sedang sakit.

Mereka senang, akhirnya dapat melihat kebahagiaan pada diri gevano.

"Mah...! Sekalang om tampan, kan jadi papahnya Vano. Belalti, om tampan boleh dong, tinggal sama kita. Dan tidul baleng sama mamah Dan Vano." celetuk gevano, polos.

Dinda yang terkejut pun, tiba-tiba tersedak air liurnya. dia tidak menyangka, jika gevano akan berkata seperti itu.

Sementara Raffael hanya terkekeh, melihat dinda yang terlihat salah tingkah saat ini.

1
Larasati
lanjut coba kalau sehari up 2 bab pasti seneng banget 🥰
Arum Sekar
lanjut kakk
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
ceritanya bagus semoga Dinda mau ya Nerima untuk menikah sama Rafael 🥰🥰🥰

lanjut Thor 🥰
Larasati
ko blm update Thor
mommy jay: Sudah kakak cantik 🤗. tadi siang, author nya sudah update kok ... coba di lihat dulu kakak cantik... 🙏
total 1 replies
Larasati
lanjut Thor
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
di tunggu" blm update ya
mommy jay: Maaf kak, kemarin libur dulu🙏.
Hari ini update lagi, kok...! Di tunggu ya 🤗
total 1 replies
Larasati
semoga Vano selamat,si Aditya jngn sampai lolos Rafael
Larasati
makin seru lanjut lagi thor 🥰🥰🥰
Arum Sekar
lanjut kakk
Larasati
lanjut dong
mommy jay: Terima kasih atas supportnya pada cerita ku kakak 🙏 . Ikuti terus cerita mereka ya.🤗
total 1 replies
Arum Sekar
lanjut kakk
mommy jay: Terima kasih atas supportnya pada cerita ku kak 🙏. Ikuti terus cerita mereka, ya. 🤗
total 1 replies
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
lanjut dong
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
kapan ya Rafael tau kalau Vano anaknya JD penasaran, cepetan Dinda kasih tau pada Rafa atuh mkn penasaran
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
lanjut, pasti itu Rafa yg nolongin dinda
Larasati
😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!