Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB EMPAT
"Bu, Hera mau berangkat dulu." pamit Hera pada sang ibu. Hera mendekat pada ibunya yang sedang menyiram tanaman. Sekarang pukul 10.00.
"Iya. Jam berapa sekarang?" tanya sang ibu menyimpan selang untuk menyiram tanaman bunga kesayangannya.
"Jam 10.00 bu, ibu rajin sekali. Sudah siang ini bu." ucap Hera sebelum berangkat.
"Iya nak, cari kegiatan biar ibu tetap sehat." jawab ibu Rosita. Dia istirahat diteras rumahnya, sebelum melanjutkan kembali menanam bunga.
"Hera, semoga sehat dan bahagia selalu nak." batin ibu tulus melihat kepergian anaknya menuju kampus.
Diperjalanan keluar lorong, Hera jalan kaki sendirian. Sesampainya dipinggir jalan Hera menemukan mobil angkutan umum yang biasa ditumpangi saat ke kampus.
"Kampus Kurnia Jaya Pak." ucap Hera sebelum masuk ke dalam mobil. Sopirnya mengangguk setuju. Beberapa kali berhenti untuk mengambil penumpang.
"Ish, penuh banget ini." batin Hera kesal. "Lama, pengap lagi. Padahal aku harus buru-buru masuk kelas nih." omelnya dalam hati. Yang duduk pas samping kiri Hera adalah cowok - cakep lah.
Sedang sebelah kanan kosong karna dekat dengan kursi kemudi sang sopir. "Untung sampingku cakep. Harum lagi." gumamnya dalam hati sambil tersenyum.
Sesampainya di Kampus Kurnia Jaya, Hera turun bersamaan dengan cowok disampingnya. "Loh dia juga turun, mau kemana ya?" batinnya bertanya-tanya saat dia sedang membayar ongkos angkutan umum.
Hera masuk dalam kampus dengan berjalan santai, ingin tak peduli dengan cowok tadi disampingnya tapi penasarannya lebih tinggi. Saat tiba di kelas, Hera langsung masuk dan duduk dibangkunya.
"Selamat siang anak-anak." ucap Dosen pria paruh baya datang menyapa mahasiswa dan menuju mejanya.
"Pagi pak." ucap mereka kompak. "Siap-siap nonton lagi. Hi-hi-hi." bisik Mala teman kelas Hera.
"Sssttt berisik. Geli tahu!" jawab Hera malu-malu. Mata kuliah mereka tentang Kebutuhan Dasar Manusia. Meski baru pertemuan kedua tetapi disaat pertemuan pertama sudah diberi informasi tentang kebutuhan manusia seperti hubungan in-tim.
"Okey anak-anak. Ini adalah pertemuan kedua kita, bapak akan memberikan sedikit penjelasan tentang Kebutuhan Dasar Manusia. Mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang kebutuhan dasar manusia, baik dari aspek fisiologis maupun psikologis. Mata kuliah ini merupakan kompetensi keahlian yang penting untuk dikuasai, terutama bagi calon perawat."
Salah satu mahasiswa mengangkat tangannya untuk bertanya. "Kenapa?" tanya pak Gibran Anggara dosen mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.
"Saya atas nama Alga Pratama pak. Saya mau bertanya tentang apa saja materi yang akan dibahas dalam mata kuliah ini selain tentang hubungan in-tim?" tanya Alga serius justru mendapat sorakan dari teman-temannya.
"Hu-u-u-u." ucap mahasiswa kompak.
"Okey. Tenang semua, bapak akan menjawabnya. Jadi pekan lalu bapak sudah menjelaskan Kontrak Kuliah bahkan sampai ke tahap hubungan badan. Yang sudah menikah pasti tahu." ucapnya sambil tersenyum menakutkan menurut mahasiswinya.
"Jadi, materi yang dibahas dalam mata kuliah KDM meliputi: Kebutuhan oksigenasi, Kebutuhan nutrisi, Kebutuhan cairan, Kebutuhan eliminasi, Kebutuhan personal hygiene, Kebutuhan aktivitas, istirahat, dan tidur, serta Kebutuhan keselamatan dan keamanan." jawabnya.
"Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis, sehingga dapat menjaga kesehatan dan kehidupan. Kebutuhan dasar manusia secara umum terbagi menjadi lima, yaitu: Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan keamanan, Kebutuhan cinta, Kebutuhan harga diri, Kebutuhan aktualisasi diri."
"Kebutuhan cinta maksudnya pak?" tanya Alga lagi. Dia sengaja selalu bertanya untuk menambah wawasan dan menghilangkan mengantuk.
"Kebutuhan cinta ya seperti berhubungan." jawabnya enteng. Semua mahasiswa kembali tertawa, dosennya selalu membahas tentang hubungan in-tim atau memang otak mahasiswa yang sudah me-sum?
"Okey lanjut. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kebutuhan dasar manusia, di antaranya adalah penyakit, hubungan keluarga, konsep diri, dan tahap perkembangan." ucapnya serius.
Kuliah telah usai, kini saatnya pulang. Saat keluar kelas tidak sengaja Hera bertatapan mata dengan cowok yang dia temui dimobil tadi pagi. "Itu kan cowok tadi, apa dia satu kelas dengan ku? Kok aku gak tahu ya!" gumamnya dalam hati.
Karena penasaran maka Hera menyapa teman kelasnya. "Hai, kamu kelas perawat juga?" si cowok mengangguk membenarkan. Dia bersikap cuek dan dingin.
"Kenalkan, namaku Hera Kurniawan. Kita satu kelas loh tapi aku baru melihatmu." ucap Hera ramah. Tanpa Hera sangka ternyata cowok tersebut melangkah pergi meniggalkan Hera yang sudah mengulurkan tangannya.
"Sombong banget." batinnya melangkah pergi.
"Hai, kamu dah mau pulang?" tanya Rika yang tiba-tiba mengagetkan Hera saat berjalan sambil melamun. "Kamu kenapa?" tanya Rika lagi.
"Huft, kamu bikin aku kaget tahu!" kesal Hera. "Iya, aku dah mau pulang. Kenapa?" tanya Hera menatap Rika yang tersenyum senang. "Kamu yang kenapa senyum-senyum gitu!" imbuhnya.
"Kamu kenapa melamun? Ditanya malah balik nanya." omel Rika. Hera tersenyum masam.
"Tadi aku dimobil ketemu cowok cakep, terus harum gitu. Menenangkan deh! Ternyata dia teman kelas aku dan aku baru tahu." ucap Hera lesu.
"Ya elah anak bu Ros." ucap Rika tepuk dahi. "Cowok cakep banyak tahu!" imbuhnya. Hera hanya menggeleng kepala saja.
"Bukan itu maksudnya Rika." sangkal Hera. "Dia diajak kenalan malah pergi, aku sudah mengulurkan tangan tapi diabaikan." jawabnya cemberut.
"Ha-ha-ha bisanya dia abaikan kamu? Kurang apa ya kamu Hera? Sabar sayang, akan ada saatnya laki-laki yang kejar kamu." ucap Rika sambil tertawa, dia merasa lucu bahwa laki-laki diajak kenalan saja nolak padahal Hera cantik. Gimana kalau yang mengajak kenalan Rika yang pendek dan gendut?
"Ish kan, malah ngetawain. Gak lucu tahu!" kesal Hera hendak melangkah pergi. Tangannya dicekal oleh Rika.
"Mau kemana?" tanyanya melepas cekalan tangan Hera. "Ayo jalan-jalan." ajaknya. Hera mengangguk setuju. Akhirnya mereka berdua meninggalkan kampus menuju pusat perbelanjaan.
Siang menjelang sore baru mereka selesai shoping. Meski tidak ada niat tapi jika sudah pergi maka semua ingin dibeli.
"Huft, borong lagi aku." gumam Rika pelan.
"Kamu sih, apa-apa dibeli. Untung aku cuma beli sepatu." jawab Hera lelah. "Pulang yuk." ajaknya.
"Ayo, aku lapar dan lelah. Mau beli makan dulu gak?" tanya Rika lagi.
"Boleh lah, disitu yuk!" tunjuknya pada rumah makan Panjalu yang dekat dengan tempat mereka berdiri. Rika membawa motor, jadi tidak susah jika hendak singgah-singgah.
Mereka menuju rumah makan tersebut dengan perlahan tapi pasti. Sampai didalam mereka mencari meja yang nyaman menurutnya. "Disitu." tunjuk Rika lalu melangkah menuju meja yang dituju. Hera hanya mengikut dibelakangnya.
"Stop." ucap Hera pelan. "Kenapa disini? Dekat sama itu tuh." ucap Hera lagi sambil berbisik ditelinga Rika. Rika mendengar hanya heran.
"Tunggu, kayak kenal itu cowok!" gumam Rika pelan. "Tapi siapa ya?" tanya Rika pada diri sendiri. Dia duduk tidak jauh dari cowok yang mereka cerita. Hera kesal karena Rika tetap mengajaknya duduk disitu.
"Emang kamu kenal? Kok tanya siapa? Aku aja gak kenal. Itu yang aku cerita tadi Rika. Dia teman kelas aku!" geram Hera pada sahabatnya itu.
"Aku kayak pernah lihat dimana ya? Aku lupa Hera. Oh. Jadi itu teman kelas kamu? Dia emang cakep Hera." jawab Rika menatap cowok yang ada di seberang meja mereka.
Mereka saling tatap lalu Rika berucap. "Ya Allah... Aldo. Kamu Aldo kan?" tanya Rika antusias mendekat pada meja Aldo.
"Ish, ngapain sih Rika kesana?" omel Hera yang tetap berada pada posisi duduknya.
......................
Assalamu'alaikum teman-teman, maaf ya baru update. Semoga suka dengan Karya Hani. Jangan lupa like, komen, dan subscribe.
cocok