[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
"Hei, Liang Fei! Apa kau bisa melihat keindahan langit hari ini?"
"Lihat! Jenius kita kini tak bisa membedakan arah utara dan selatan!"
Kira kira seperti itulah ejekan yang didapat oleh Liang Fei. Dulunya, dia dikenal sebagai seorang jenius bela diri, semua orang mengaguminya karena kemampuan nya yang hebat.
Namun, semua berubah ketika sebuah kecelakaan misterius membuat matanya buta. Ia diejek, dihina, dan dirundung karena kebutaanya.
Hingga tiba saatnya ia mendapat sebuah warisan dari Dewa Naga. Konon katanya, Dewa Naga tidak memiliki penglihatan layaknya makhluk lainnya. Dunia yang dilihat oleh Dewa Naga sangat berbeda, ia bisa melihat unsur-unsur yang membentuk alam semesta serta energi Qi yang tersebar di udara.
Dengan kemampuan barunya, si jenius buta Liang Fei akan menapak puncak kultivasi tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21 Pertarungan Naga dan Iblis: Liang Fei Melawan Long Yuan
Kini, Long Yuan tidak menampakkan sedikit pun tanda-tanda kesadaran. Ia hanya menggeram dan mengamuk seperti awal perubahannya.
Patriak Long Ye tidak dapat melakukan apa pun ketika penjara energi buatannya perlahan mulai dihancurkan oleh Long Yuan yang mengamuk.
"Dia semakin kuat setelah melahap jiwa penatua Lei Peng," ujar penatua Zhuo Lin.
Bersamaan dengan itu, penjara Qi buatan Patriak Long Ye hancur berkeping-keping.
Semua orang menelan ludah mereka sendiri ketika menyadari bahwa Long Yuan telah menghilang dari pandangan mereka.
Waktu seakan berhenti ketika pandangan mereka bergetar, keringat dingin mencucur, dan insting untuk merasakan bahaya meningkat pesat.
Namun, belum sempat mereka bereaksi, ratusan jarum hitam tiba-tiba menghujani mereka dari atas langit.
Patriak Long Ye, dengan tongkat warisan Sekte Naga Putih, membuat pelindung Qi untuk melindungi mereka semua. Tapi itu sia-sia karena jarum hitam itu mampu menembus jenis pelindung apa pun.
...
Di luar gerbang Sekte Naga Putih, terlihat kerumunan para murid yang telah dievakuasi. Mereka bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di dalam sekte mereka.
"Patriak dan penatua lainnya pasti berhasil menghentikan Tuan Muda Long Yuan."
"Itu benar, mengingat para penatua yang berada di tingkatan Prajurit Alam, dan Patriak yang berada di ambang Raja Alam. Mereka pasti bisa menghentikan ancaman apa pun."
Semua murid sangat percaya dengan para penatua dan Patriak mereka, kecuali Liang Fei yang menampilkan sedikit keanehan.
"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
Seo Yun menghampiri Liang Fei sambil membawakan beberapa bekal, menyerahkannya kepada Liang Fei.
"Aku hanya punya firasat buruk," jawab Liang Fei sedikit merenung.
Ia ingin mengecek keadaan Patriak dan penatua sekte, namun karena jaraknya yang terlalu jauh dan pandangannya yang terhalang energi hitam di udara, Liang Fei tidak dapat menggunakan mata Dewa Naga miliknya.
"Itu mungkin hanya firasatmu saja. Patriak Sekte jauh lebih kuat daripada kita semua. Selain itu, Long Yuan adalah cucunya, jadi mungkin dia punya cara untuk mengatasinya."
Tepat ketika Seo Yun berkata begitu, teriakan keras tiba-tiba terdengar di antara kerumunan para murid.
Mereka berdua segera bergegas melihatnya dan menemukan Long Yuan dengan wujud yang mengerikan.
Kedua tangannya bertransformasi menjadi bilah pedang, membantai seluruh murid yang dilihatnya.
Tubuh Long Yuan dipenuhi dengan duri-duri tajam. Rambutnya berwarna putih kusut, dan matanya merah menyala. Ia membantai para murid seolah menari dengan alunan lagu klasik.
Darah berhamburan di mana-mana, menciptakan pemandangan yang mengerikan dan menjijikkan.
Jeritan dan tangisan para murid memenuhi udara, namun semua itu seakan tidak terjangkau oleh Long Yuan yang telah sepenuhnya tenggelam dalam kegelapan.
"Seo Yun, mundurlah," Liang Fei berkata dengan penuh amarah dan dingin. "Kali ini aku akan membunuh monster ini sampai tidak tersisa."
Liang Fei berjalan pelan, matanya penuh kemarahan dan tekad yang membara. Dia sebenarnya tidak memiliki hubungan yang baik dengan para murid sekte, jadi kematian mereka tidak berarti besar baginya.
"Kau telah membunuh orang-orang yang telah susah payah Seo Yun selamatkan, karena itu aku akan memusnahkanmu."
Liang Fei berdiri di antara potongan tubuh dan darah, memandangi sosok Long Yuan yang menari dalam kegelapan.
Long Yuan memutar tubuhnya, tatapannya menerkam seperti seekor predator menemukan mangsanya.
Liang Fei merasakan kekuatan dalam tubuhnya berkumpul bersamaan dengan Qi Naga berwarna emas yang berkobar.
Tubuhnya diliputi cahaya emas yang mampu menghempaskan kejahatan di udara. Mata Dewa Naga miliknya berkilau, memberikan pandangan yang lebih tajam, mencari kelemahan dalam sosok Long Yuan yang kini adalah monster tanpa jiwa.
Long Yuan merasakan sedikit ancaman. Naluri iblisnya mengatakan bahwa Liang Fei adalah orang yang sangat berbahaya.
Long Yuan bergerak cepat, melesat seperti bayangan yang siap menghabisi korbannya.
Setiap langkah yang diambilnya seolah melanggar ruang dan waktu, membuat Liang Fei harus bersiap dalam hitungan detik.
Dengan gerakan sigap, dia menghunus pedang berkekuatan naga yang kini memancarkan aura yang menyilaukan.
"Sekarang atau tidak pernah!" teriak Liang Fei dalam hati, memusatkan semua konsentrasi dan kekuatan yang dimilikinya.
Ketika Long Yuan mendekat, Liang Fei melakukan gerakan berputar, menghindari serangan pertama, kemudian melancarkan tebasan cepat yang mengarah pada wujud mengerikan Long Yuan.
Bilah pedang beradu dengan tubuh Long Yuan, menciptakan percikan cahaya dan desis suara seperti seteru api dan es.
Bentrokan ini seakan membuat seluruh udara bergetar, menyebabkan tekanan luar biasa bagi siapa pun yang berada di sekitar mereka.
"Ketahanan tubuhnya sangat kuat," Liang Fei merenung, menyadari bahwa setiap serangan harus memiliki presisi dan fokus.
Long Yuan, yang menyadari bahwa lawannya sangat berbahaya, semakin memperkuat serangan dengan gelombang kegelapan yang mengalir dari tubuhnya, menambah ancaman pada setiap pergerakannya.
Liang Fei meningkatkan kekuatan Qi Naga miliknya, membentuk tanduk naga dan bercak seperti sisik di bawah matanya.
Dengan kecepatan yang hampir tidak bisa diikuti mata manusia, dia menyerang balik Long Yuan dengan serangan bertubi-tubi.
Gemuruh pedang dan aura kontras antara cahaya emas dan kegelapan hitam menciptakan pemandangan yang menakjubkan dan menakutkan pada saat yang sama.
"Ini sangat berat, aku tidak bisa bertahan lama," pikir Liang Fei.
Penggunaan Qi Naga ternyata sangat membebani tubuhnya dikarenakan tingkat kultivasinya yang masih belum memadai. Kelelahan dan rasa sakit mulai menggerayangi tubuhnya.
Sementara Long Yuan semakin kuat setelah berhasil menyerap jiwa dari orang-orang yang dia bunuh. Namun, ia masih belum bisa mengimbangi Liang Fei dalam wujud Dewa Naga-nya.
Sebuah kesempatan muncul ketika serangan Liang Fei berhasil menembus pertahanan Long Yuan, menyebabkan luka cukup dalam di bahunya.
Long Yuan mengerang keras. Untuk sesaat, matanya berkedip dengan ketidakpastian.
Liang Fei melihatnya sebagai celah dan dengan energi terakhir yang tersisa, dia melancarkan satu serangan terakhir yang terkonsentrasi.
Dengan teriak penuh tekad, Liang Fei menghantamkan pedang naga ke arah Long Yuan, tidak hanya untuk menghentikannya secara fisik tetapi juga untuk menyentuh jiwanya.
Suasana tegang seolah membeku ketika serangan itu mengenai sasarannya. Cahaya emas melesat melalui tubuh Long Yuan, memadamkan sebagian kegelapan di sekitarnya.
Dalam keheningan itu, Liang Fei melihat sekilas kemanusiaan di mata Long Yuan, sebuah bayangan masa lalu yang hampir terlupakan.
Suasana menjadi hening. Liang Fei berdiri tegap seiring tubuhnya kembali menjadi normal. Aura Qi Naga yang menyelimutinya telah menghilang.
"Aku gagal membunuhnya," ujar Liang Fei sembari melihat potongan lengan Long Yuan yang tergeletak di lantai.
Qi Naga seolah pedang bermata dua bagi Liang Fei; itu adalah kekuatan yang sangat besar tetapi juga memiliki dampak yang signifikan.
Apalagi tingkat kultivasinya masih belum memadai untuk menggunakan Qi itu.
Perlahan, Liang Fei mulai terjatuh. Namun, Seo Yun dengan sigap langsung memeluknya.
...
Di tengah hutan pegunungan Tianlong, terlihat Long Yuan yang terduduk di bawah pohon besar.
Salah satu lengannya putus, dan tubuhnya dipenuhi luka akibat pertempuran yang sangat sengit melawan Liang Fei.
Long Yuan mulai mendapatkan kembali kesadarannya, walaupun sebagian tubuhnya masih diselimuti kegelapan.
"Hancurkan! Bunuh! Makan!"
Suara yang sangat memekakkan telinga hanya bisa terdengar oleh Long Yuan. Suara itu menyuruhnya untuk hanyut dalam kebencian dan terus membunuh tanpa pandang bulu.
Long Yuan memegang kepalanya dan membenturkannya ke pohon beberapa kali hingga berdarah.
"Diam! Aku tidak ingin melakukan itu!"
Rasa sakit yang teramat sangat menusuk kepalanya seiring dengan penolakannya.
Dalam hati, Long Yuan bertanya-tanya kenapa dirinya bisa berakhir menyedihkan seperti itu, sementara dia tidak pernah ada niatan untuk menggunakan item terlarang.
Seketika wajah licik Mei Lin terlintas di pikirannya.
"Wanita sialan itu, pasti ini semua adalah bagian dari rencana liciknya!" geram Long Yuan merasa sangat yakin.
"Wah, jadi kaulah yang membuat pesta meriah di dalam Sekte Naga Putih."
Suara seorang pria mengalihkan perhatian Long Yuan. Di dalam kegelapan hutan, perlahan tampak seorang pria paruh baya dengan sabit merah di punggungnya.
"Siapa kau? Menjauhlah jika tidak ingin mati!"
Pria itu, Weizi sedikit terkekeh, "Ini pertama kalinya aku mendapat peringatan dari seseorang."
Dengan satu gerakan cepat, Weizi mengayunkan sabitnya, menebas satu tangan Long Yuan yang masih tersisa.
Long Yuan meregang tak percaya; kekuatan pria di hadapannya sudah berada di level yang berbeda.
Weizi menatap Long Yuan dengan dingin, matanya penuh dengan kekejaman. "Aku akan bertanya padamu sebelum aku memotong seluruh bagian tubuhmu. Katakan informasi mengenai orang yang bernama Liang Fei dan Seo Yun."