Aiko seorang gadis cantik yang memiliki garis keturunan orang jepang pindah ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya di Indonesia karena urusan pribadi keluarganya.
Aiko pindah sekolah saat menduduki bangku kelas 3 di SMAN Rubinium. Saat pertama kali masuk sekolah, Aiko menjadi pusat perhatian karena memiliki paras yang cantik. Kulitnya yang putih dan tubuhnya yang ideal membuat para gadis iri melihat tubuhnya yang begitu sempurna.
Aiko di sukai oleh banyak laki-laki di sekolahnya dan tidak jarang ada orang yang menyatakan perasaannya. Tapi semuanya di tolak oleh Aiko karena ia ingin berfokus pada masa depan dan karirnya.
Awalnya ia mengira kehidupan sekolahnya di Indonesia akan baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya. Tapi kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan, gangster, tawuran, geng motor, dan hal-hal aneh lainnya.
Sampai suatu kejadian yang tidak pernah diperkirakan muncul dan menimpa Aiko. Aiko terpaksa menikahi seorang murid laki-laki yang sekelas dengannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkumpul dengan Teman-teman
Pada malam harinya, terdengar suara bising yang membuat Arya terbangun dari tidurnya. Ia bangun dari tidur dengan keadaan seperti orang yang kebingungan. Dia menepuk-nepuk pipinya sendiri karena ia baru saja mendapatkan mimpi yang aneh, tapi itu terasa indah baginya.
"Jadi ... Itu semua hanya mimpi ya ..." gumam Arya kepada dirinya sendiri dengan wajah murung karena berharap apa yang ia lihat sebelumnya adalah nyata dan bukanlah mimpi semata.
Arya mendengar suara berisik dari luar kamarnya dan dengan cepat Arya bangkit dari kasurnya. Ia segera membuka pintu dan melihat siapa yang telah membuat rumahnya berisik. Ternyata Rika, Aiko, Toni dan Angga datang ke rumahnya. Arya lupa bahwa sebelum pulang sekolah ia telah mengajak teman-temannya untuk main ke rumahnya.
"Akhirnya bangun juga tukang tidur ... Uno!" ucap Angga sambil melemparkan kartu.
"Ah sial kenapa kau hoki sekali sih Angga!" ucap Toni sambil memegang banyak kartu di tangannya.
"Ini bukan hoki, tapi ini adalah kemampuanmu yang sebenarnya" ucap Angga dengan berlagak sok keren.
"Arya, apa kau ingin ikut bermain? Tapi setelah permainan berikutnya ya" ucap Aiko yang juga terlihat asik bermain kartu Uno dengan mereka.
Arya segera berjalan menghampiri mereka dan duduk melingkar bersama. Sampai permainan berikutnya, Arya hanya bisa menonton permainan mereka. Toni terlihat kesal karena Angga selalu menjadi yang pertama menang dalam permainan ini dan Angga selalu menjadi yang terakhir.
"Hei kenapa kau malah bengong? Cepat ambil kartu milikmu!" ucap Rika dengan wajah heran.
"Ah iya ... Maaf" ucap Arya sambil tersenyum tipis.
Aiko memandang wajah Arya, dan ia sedikit tersenyum karena sepertinya mengetahui apa yang Arya pikirkan. Begitu juga dengan Toni dan Angga yang ikut tersenyum melihat Arya. Hanya Rika yang tidak dapat memahami situasi yang Arya rasakan saat ini.
Kemudian mereka bermain bersama selama 3 ronde dan lagi-lagi Angga selalu menjadi yang pertama memenangkan permainan. Lalu yang selalu kalah bukan lagi Toni, tetapi Arya, Toni merasa senang bahwa ia lebih unggul satu langkah. Mereka berlima sangat menikmati permainan mereka hingga akhirnya mereka lapar.
Tiba-tiba saja perut Rika bersuara, krucuk!
"Hahahahahaha! Ternyata kau juga bisa lapar ya! Hahaha ... Uhuk!" ucap Toni yang kemudian Rika marah dan menyumpal mulutnya dengan kartu Uno.
"Kalau kau lapar, aku akan memasakkan makanan untuk kalian" ucap Aiko yang segera bangun untuk pergi ke dapur.
Namun dengan sigap Arya menarik tangannya, "Kau beristirahat saja, biarkan aku yang memasak untuk teman-teman" ucap Arya dengan wajah kaku.
Kemudian Rika yang mendengarnya tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak, "Hahahahahaha! Orang sepertimu bisa memasak? Hahaha!" tawa Rika yang akhirnya ia diam ketika melihat wajah Aiko yang marah kepadanya.
Sementara Arya sedang memasak, mereka berkumpul di meja makan sambil memperhatikan Arya yang sedang sibuk memasak. Kemudian tiba-tiba saja terdengar suara panggilan dari ponsel Toni. Panggilan itu ternyata berasal dari Michael, Toni segera mengangkat telponnya.
"Ya? Ada apa Michael?" ucap Toni yang terlihat tidak niat untuk menjawab panggilannya.
Aiko yang melihat Toni menelpon seseorang yang ia kenal terlihat heran. Rika langsung menceritakan kejadian yang terjadi hari ini pada Aiko mengapa mereka bisa berteman sekarang. Sementara itu tiba-tiba saja Michael mengajak panggilan Vidio.
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau mengubah menjadi panggilan Vidio sekarang?" ucap Toni dengan wajah datar.
"Kau lagi di mana? apa kau sedang berada di cafe?" ucap Michael sambil melihat-lihat sekitar.
"Kau kepo sekali, aku sedang berada di rumah Arya bersama dengan teman-teman" ucap Toni sambil menunjukkan kameranya ke arah teman-temannya.
"Apa?! Kenapa kau tidak mengajakku? Tega sekali kau Toni! Padahal kita sudah menjadi teman sekarang!" ucap Michael dengan wajah yang terlihat sedih.
Kemudian tiba-tiba Arya yang sedang sibuk memasak menghampiri Toni. Arya segera mengambil ponselnya dan berbicara dengan Michael. Arya berbicara kepada Michael dan menyuruhnya untuk datang ke rumahnya untuk makan bersama.
"Baik' sampai jumpa, nanti akan kuberikan alamat rumahku!" ucap Arya yang terlihat senang.
Kemudian Arya menyuruh Toni untuk membagikan alamat rumahnya melalui ponsel miliknya. Toni dengan berat hati membagikan alamat rumah Arya kepada Michael. Toni masih merasa tidak nyaman dengan adanya orang baru yang akan menjadi teman disisinya.
Tapi begitu Toni melihat Arya terlihat sangat senang saat berbicara dengan Michael. Maka Toni merasa bahwa perlahan-lahan ia harus menerima keberadaan Michael sebagai teman barunya. Entah ini adalah awal yang baik atau yang buruk bagi Toni, tapi asalkan temannya senang maka ia harus menerimanya. Ini adalah persahabatan sejati.
1 setengah menit kemudian tiba-tiba saja terdengar bunyi bel rumah. Kami semua terkejut begitu menyadari bahwa Michael sudah datang secepat ini. Angga segera menghampiri Michael dan menyambutnya dengan baik.
"Wahhh! makanan yang kau masak harum sekali sampai ke rumahku" ucap Michael yang memuji Arya yang terlalu berlebihan.
"Hahaha bisa saja kau, ngomong-ngomong rumahmu ada di mana? Sepertinya cukup dekat dengan rumahku" ucap Arya sambil sibuk mengoseng-oseng wajan.
"Rumahku dengan rumahmu tepat sekali berada di depan rumahmu" ucap Michael yang membuat semua orang terkejut.
Semua orang tidak menyangka bahwa rumah mereka berdua jaraknya sangat berdekatan. Sungguh hal konyol begitu mengingat bahwa Arya membagikan alamat rumahnya kepada orang yang tinggal tepat di depan rumahnya. Kalau seperti ini, maka Arya bisa lebih cepat mengenal Michael dan berteman baik dengannya.
Setelah makanan yang di masak Arya telah jadi, mereka semua membantu menyiapkan piring dan hal lainnya. Mereka duduk bersama dan menatap makanan masakan Arya yang terlihat menggiurkan. Arya memasak begitu banyak makanan mulai dari ikan yang di goreng, cumi-cumi yang di tumis, udang goreng, ayam goreng dan ia juga memasak nasi goreng sebagai dasar makanannya.
Semua orang makan dengan lahap dan menikmati makanannya bersama-sama. Sementara itu makanan untuk Aiko masih berupa bubur yang biasa Arya masak untuknya. Aiko hanya bisa memandangi teman-temannya yang memakan makanan enak itu.
Arya melirik ke arah Aiko dan ia paham apa yang ada di pikirannya, "Jika kau ingin memakan yang lain, kau boleh memakannya kok" ucap Arya dengan wajah malu-malu.
"Tapi kau sudah memasakkan bubur untukku, bagaimana dengan bubur ini jika aku makan yang lain?" ucap Aiko yang tidak enak kepada Arya.
"Kalau begitu ... Agar kau bisa makan yang lain, bagaimana kalau kita makan berdua buburnya bersama-sama" ucap Arya yang wajahnya memerah.
Aiko ikut tersipu malu karena ucapan Arya, "A-apa?! Ta-tapi bubur ini sudah ku makan. Tapi jika itu maumu, baiklah ... A-ayo kita makan bersama" ucap Aiko sambil menggeser mangkuk buburnya agar bisa dinikmati bersama.
Pada akhirnya mereka menikmati satu mangkuk bubur itu bersama-sama. Sementara itu ke empat orang jomblo yang mereka hiraukan hanya bisa menatap mereka berdua dengan wajah lesu. Wajah mereka terlihat jelas seperti mengatakan, "Kapan aku akan seperti itu".
Mereka menikmati bubur itu bersama sampai habis, setelahnya Aiko terlihat sangat senang sekali karena bisa makan makanan lain selain bubur setelah seminggu lebih lamanya. Aiko makan lebih lahap ketimbang saat ia makan bubur. Sikapnya terlihat sangat berbeda sekali saat ia makan bubur dengan perlahan dan elegan dan saat makan yang lain terlihat sangat tidak manusiawi.
gabung yu di GC Bcm
kita d sn akan belajar brg mengenai teknik nulis. sama Kaka mentor senior
JD ckup follow me
maka Kaka akan dpt undangan thx.