Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Maaf, Tuan. Selama lima hari ini kami sama sekali tidak menemukan kejanggalan. Seperti malam ini, Edho hanya pergi ke tempat billiard saja bersama dengan kedua orang temannya." Seorang detektif melaporkan pekerjaannya kepada Andra sambil menunjukan foto-foto aktivitas Edho hari ini.
Andra pun menghela nafas dengan berat. Mungkin beginilah resikonya memiliki seorang kawan yang jatuh cinta kepada istri orang, sampai harus menyewa detektif segala.
Sebagai seorang sahabat, Andra memang sangat ingin membantu Farrel. Dia tidak tega jika sahabatnya itu harus patah hati. Apalagi Andra sekarang ini pengangguran karena belum siap bekerja di perusahaan ayahnya.
"Kalau begitu kamu harus selidiki lebih keras lagi. Kalau selama satu minggu pekerjaan kamu tidak membuahkan hasil, aku akan mencari detektif yang lain." Andra mengatakannya dengan tegas.
"Baik, Tuan."
Setelah detektif tersebut pergi, Andra pun menyimpan foto-foto tersebut ke dalam saku jaketnya.
Andra menikmati musik diskotik yang menggema di seluruh ruangan. Dia meneguk minumannya. Kemudian pria itu mengeluh, "Seharusnya aku menyewa detektif di The Drakness saja. Sayangnya job mereka sangat padat."
Pekerjaan The Drakness memang tak pernah diragukan lagi. Apalagi disana ada seorang detektif terkenal yaitu Detektif Al. Mungkin jika detektif yang dia sewa masih tidak membuahkan hasil, dia akan menghubungi The Darkness kembali.
Andra saat ini sedang berada di klub malam, dia memang masih ingin bersenang-senang dan berpoya-poya, menikmati masa lajangnya.
"Andra!"
Andra menoleh ke belakang saat mendengar seseorang memanggil namanya. Dia tercengang ketika melihat Sadrina yang sedang tersenyum kepadanya.
"Apa aku tidak salah lihat? Mengapa ada Mak Lampir di klub malam?" Andra berkata sambil mengucek-ngucek matanya.
Sadrina sangat kesal mendengarnya, dia menginjak kaki Andra.
"Arrghh!" Andra meringis kesakitan memegang kakinya.
Sadrina memasang wajah tanpa dosa dengan apa yang telah dia lakukan, dia segera duduk di dekat Andra. "Dasar Grandong. Kamu tidak berubah, selalu memanggil aku Mak Lampir."
"Mengapa kamu ada disini? Bukannya kamu masih berada di Australia?" tanya Andra kepada Sadrina.
"Tentu saja demi Farrel. Akhirnya papa aku menuruti keinginan aku untuk menjodohkan aku dengan Farrel," jawab Sadrina dengan sumringah.
Andra pun menghela nafas, karena dia tahu bahwa Farrel sangat cinta mati kepada istri orang. "Astaga! Cinta ditolak, orang tua bertindak," ledeknya.
"Cinta itu membutuhkan perjuangan. Mulai sekarang aku akan memperjuangkan cinta aku sama Farrel. Karena itulah aku menemui kamu, aku ingin tahu apapun tentang Farrel. Dan antar aku ke kota M, aku ingin bertemu dengannya!" Sadrina yakin suatu saat nanti Farrel pasti akan membalas perasaannya.
Andra menolak permintaan Sadrina. "Seharusnya lebih baik kamu cari saja pria lain yang bisa mencintai kamu. Menyerahlah sebelum kamu patah hati!"
Sadrina sangat kesal mendengar saran dari Andra, "Aku sudah sangat lama mencintainya, apa aku salah jika aku memperjuangkan cinta aku?"
"Cinta memang harus diperjuangkan, tapi cinta juga tidak bisa dipaksakan. Apa kamu akan hidup bahagia kalau seandainya kamu menikah dengan Farrel, tapi di hati Farrel ada orang lain?"
Sadrina pun segera berdiri, padahal tadinya dia ingin bertemu dengan Andra agar dia bisa meminta bantuan kepada Andra untuk membuat dia dekat dengan Farrel. Tapi Andra malah menyuruhnya untuk menyerah.
"Aku jadi malas ngobrol sama kamu. Pokoknya aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkan cinta aku." Setelah berkata seperti itu, Sadrina pun segera pergi meninggalkan Andra dengan perasaan kecewa.
Setelah pulang ke rumah, Sadrina menemui ayahnya di ruang kerja.
"Papa." Sadrina berkata dengan nada manja sambil memeluk ayahnya yang sedang duduk di sofa.
"Ada apa, sayang? Kamu kalau meluk-meluk papa kayak gini pasti ada maunya," tanya Pak Bambang sambil terkekeh.
"Om Aldi bilang kalau dia ingin Farrel menikah tahun depan. Bagaimana kalau tahun ini saja?" Setelah berkata seperti itu Sadrina pun melepaskan pelukannya.
"Apa tidak terburu-buru?" Pak Bambang merasa ragu.
"Tentu saja tidak, aku sudah siap menjadi istrinya Farrel." Sadrina sangat menyadari betul akan pesona seorang Farrel Gibson, pasti banyak wanita yang tergila-gila kepadanya. Karena itulah dia ingin segera mengikat Farrel ke dalam ikatan pernikahan.