Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.
Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.
Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.
Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.
Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 4 ~ Lin Yun Mei
Xiao Wang saat ini telah sampai di bukit tempat dia melihat dua cahaya biru dan merah saling bertubrukan.
Kawah besar terlihat, menjadi pusat dimana dua cahaya itu berasal. Kilatan petir biru dan merah terlihat menjalar memenuhi kawah besar. Bercabang-cabang, saling mengikat satu sama lain.
Meski merasakan tekanan besar datang menekan dirinya sejak tadi, namun Xiao Wang tetap memberanikan diri untuk mengintip.
Menajamkan pandangannya, mencoba melihat lebih jelas apa yang terjadi di bawah kawah. Namun Xiao Wang tetap tidak bisa melihatnya.
Pusat cahaya merah dan biru menyala lebih terang di bawah kawah sehingga membuat pandangan Xiao Wang terhalangi. Apalagi setiap detik kawah akan mengeluarkan cahaya silau disertai dengan Guntur serta petir merah dan biru.
Hal itu sendiri membuat penglihatan Xiao Wang terganggu, sehingga dia terpaksa harus menghalau kedua matanya dengan lengan.
Whush!
Cristt!
Cristt!
Energi yang dihasilkan oleh kawah semakin membesar. Xiao Wang merasa tubuhnya ditekan dengan sempurna, tidak bisa bergerak barang sedikit saja.
"A–akh... Sialan, energi ini sangatlah kuat!" gerutu Xiao Wang.
"Uhuk..." Xiao Wang terbatuk dan memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Tanpa dia sadari, cipratan darah yang dikeluarkan tadi melayang hingga sampai di dasar kawah.
"Ahh, ini sangatlah enak!" samar-samar terdengar suara halus dari dalam dasar kawah.
Tak lama setelahnya cahaya biru dan merah yang ada di dasar kawah semakin menyilaukan. Bersamaan dengan itu Guntur dan petir juga semakin ganas dalam menyambar.
Whush!
Lonjakan energi yang semakin ganas itu membuat kawah melebar dua kali lipat dari sebelumnya. Tempat Xiao Wang mengintip tidak jauh dari kawah, sehingga dia dibuat terjatuh hingga ke dasar.
Memasuki lautan cahaya biru dan merah dalam kawah, saat itulah sesuatu menyakitkan didapat Xiao Wang. Bahkan ini puluhan kali lebih menyakitkan dari serangan rekan-rekan klan yang membawanya di hutan Binatang Buas ini.
Xiao Wang meringis. Semakin banyak darah yang dia keluarkan, semakin bertambah besar pula lonjakan energi yang terjadi dalam kawah.
Xiao Wang yang tidak berdaya, terbaring di atas tanah. Tubuhnya masih utuh namun yang Xiao Wang rasakan terhadap tubuhnya ialah hancur.
Dimulai dari organ tubuh bagian dalam hingga luar, Xiao Wang merasakan semuanya telah rata.
Hingga tiba-tiba saja tangan kecil nan lembut seputih susu, memancarkan cahaya suci mengusap pelan rambut Xiao Wang.
Xiao Wang sendiri menyadarinya dan merasakan belaian lembut tangan itu. Namun dia tidak bisa membuka kedua matanya untuk melihat orang yang melakukannya.
"Kau sangat baik, Nak. Sebagai ganti dari darah yang kau berikan padaku, aku akan menemanimu hingga beberapa hari ke depan." Suara lembut dikeluarkan oleh wanita cantik pemilik tangan yang membelai lembut rambut Xiao Wang.
Setelahnya dari tangan wanita tersebut mengeluarkan energi berwarna biru dan merah yang langsung masuk ke dalam tubuh Xiao Wang melalui ubun-ubun–nya.
Proses itu berlangsung selama lima detik, Xiao Wang merasakan tubuhnya kembali bertenaga. Bahkan dia merasa kali ini kekuatannya bertambah beberapa kali lipat.
Posisinya yang semula terbaring di atas tanah, perlahan melayang dengan sendirinya. Lalu beralih ke posisi bersila namun tetap dalam keadaan melayang.
Sementara itu, wanita tadi melihat Xiao Wang yang akan melakukan penerobosan ranah Kultivasi, memilih membiarkannya begitu saja. Dia kemudian menyerap semua energi yang memenuhi kawah tersebut. Semuanya tanpa sisa.
Swosshh!!
Boomm...
Ledakan yang sangat besar keluar dari tubuh si wanita setelah selesai menyerap semua energi. Dampaknya meratakan bukit tersebut, beserta dengan wilayah sekitar sejauh delapan ratus meter.
Di sisi lain, Xiao Wang yang masih belum selesai dengan penerobosan–nya mendadak dikelilingi oleh lingkaran energi transparan, yang melindungi tubuhnya dari dampak yang timbul akibat ledakan tubuh wanita tersebut.
Whush!
Energi alam terserap ke dalam tubuh Xiao Wang. Berkumpul dan membentuk energi tambahan bagi Xiao Wang sendiri.
Baamm!
Baamm!
Baamm!!
...
Rentetan ledakan teredam terjadi pada tubuh Xiao Wang. Berlangsung hingga beberapa saat, bersamaan dengan itu lonjakan energi yang terjadi pada tubuhnya juga semakin meningkat.
Perlahan tubuhnya yang melayang turun ke bawah. Xiao Wang membuka kedua matanya saat telah menyentuh tanah.
Whush!
Lingkaran energi menyebar luas saat Xiao Wang membuka kedua matanya tadi.
Pertama kali yang dilakukan Xiao Wang adalah memperhatikan tubuhnya sendiri. Begitu terkagum kala merasakan kekuatannya yang puluhan kali lebih kuat dari sebelumnya.
Sejenak, Xiao Wang bangkit dari sikap bersila. Melempar pandangannya di sekitar, saat itulah dapat Xiao Wang lihat, seorang wanita cantik yang memiliki kulit seputih salju dan bercahaya, tengah duduk bersila di atas udara .
Sialnya, tampilan wanita itu begitu membuat Xiao Wang dibuat malu dan refleks mengalihkan kembali pandangannya kearah lain.
"Mata suci–ku ternodai!" gerutu Xiao Wang dalam hati.
Saat masih mengalihkan pandangannya, tiba-tiba saja Xiao Wang merasakan tangan lembut menyentuh pundaknya.
"Nak,"
Suara itu begitu lembut menyapa telinga Xiao Wang.
"E–eh... Ma–af, sepertinya kau meninggalkan pakaian–mu di sana!" Xiao Wang mencoba mengingatkan wanita itu, sembari tangannya terangkat menunjuk sesuatu tanpa menoleh. Pasalnya, saat Xiao Wang mengalihkan perhatiannya dari tubuh wanita tersebut, secara samar Xiao Wang melihat gundukan pakaian yang tergeletak di atas tanah. Xiao Wang menebak itu milik wanita ini.
"Eh, iya... Terima kasih telah mengingatkan aku."
Berjalan anggun menjauhi Xiao Wang. Wanita tersebut kemudian meraih pakaiannya lalu mengenakannya.
"Kau bisa melihat ku sekarang!"
Mendengar itu, Xiao Wang awalnya ragu, namun tidak sampai lima detik, Xiao Wang mencoba perlahan membuka kedua matanya.
"Huuufttt..." Xiao Wang menghela napas lega saat melihat wanita tersebut telah mengenakan pakaiannya. Meski demikian, Xiao Wang tetap saja tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Kecantikan wanita ini bahkan bisa mengalahkan kecantikan seorang Dewi sekalipun.
"Hei, apakah kau tidak bisa berhenti untuk menatapku?"
Xiao Wang tersadar saat mendengar itu.
"E–eh... Dewi, maafkan aku!" Xiao Wang salah tingkah saat kedapatan tegah memperhatikan wanita tersebut.
"Hmm, aku bukanlah seorang Dewi. Namaku Lin Yun Mei. Kau bisa memanggil aku Yun Mei, Yun atau Mei saja!"
Xiao Wang tidak langsung menjawab. Padahal baru kali pertama mereka bertemu, tapi sikap Lin Yun Mei ini seolah sudah mengenal Xiao Wang sejak lama. Apalagi tak ada rasa canggung sedikitpun pada wanita ini setelah Xiao Wang melihat tubuh polosnya tadi.
"Hei! Kau melamun lagi?" Lin Yun Mei kembali berkata dengan suara lembutnya.
"E–eh... Tidak—aku tidak melamun!" Xiao Wang mengelak
"Kalau begitu, bisakah kau mengantar ku ke tempat mu tinggal saat ini?"
"Ah, tentu!"
Xiao Wang kemudian menuntun jalan.
"Tunggu... Hancur!" ucap serentak Xiao Wang.
Lin Yun Mei mengernyitkan kedua alisnya mendengar ucapan Xiao Wang tadi.
"Hancur?" mengulang kembali perkataan Xiao Wang.
"Hmm, kekuatan besar tadi tampaknya telah menghancurkan semuanya. Haisshh, ini semakin larut, takutnya Binatang Buas yang memiliki kekuatan tinggi akan segera menemukan kita di sini."
Xiao Wang tampak berpikir sejenak, mencari tempat berlindung. Setidaknya untuk malam ini saja.
"Kau tenang saja. Aku bisa membantumu!"
Lin Yun Mei kemudian maju ke depan beberapa langkah. Melakukan segel tangan.
Mendadak tanah bergetar, bersamaan dengan itu muncul gundukan tanah di hadapan Xiao Wang dan Lin Yun Mei. Gundukan tanah itu memiliki lubang besar di salah satu sisinya. Membentuk sebuah goa.
"Terlepas dari wajah cantik nan tampak lugunya, Lin Yun Mei ini ternyata seorang Kultivator yang memiliki kultivasi tingkat tinggi, mungkin Ranah Raja, atau bisa jadi di atasnya. Pas sekali, aku sedang mencari guru yang bisa memperdalam ilmu kultivasi–ku!" gumam Xiao Wang dalam hati. Pula berniat menjadikan Lin Yun Mei sebagai gurunya.
"Selesai, mari masuk. Kita akan berdiam di sini untuk malam ini!" ucap Lin Yun Mei.
"Umm!"
Sampai di dalam goa, Lin Yun Mei juga langsung menggunakan perubahan unsur elemen api, membuat api unggun. Meski tanpa bahan bakar, api itu masih tetap nyala di atas tanah.
"Dia bahkan juga menguasai beberapa unsur elemen sekaligus. Benar-benar langka." Kembali Xiao Wang bergumam dalam hati.
"Eh, Lin Mei. Kau tunggulah di sini. Aku akan mencari binatang buruan dulu."
"Umm... Jangan lama-lama!"
Xiao Wang kemudian beranjak dari sana.
-
Terhitung sudah hampir satu kilo Xiao Wang berlari, mencari buruan, namun tetap tak dia temukan satupun binatang yang bisa dia buru.
Tak terasa perjalannya sudah terlalu jauh, hingga memasuki hutan lebih dalam.
"Ah, itu dia!" gumam Xiao Wang saat melihat seekor kelinci gemuk. Tanpa pikir panjang, Xiao Wang lantas berlari menangkapnya.
"Nah, berhasil!" ucap Xiao wang. "Aku rasa, ini sudah cukup untuk malam ini, kelinci ini terlalu besar, bahkan lebih besar dari seekor kambing sekali pun!"
Setelahnya Xiao Wang berbalik dan hendak kembali ke goa. Namun belum juga tiga langkah, Xiao Wang lebih dulu menghentikan langkahnya saat tiba-tiba saja tanah berguncang hebat.
"E–eh... ada apa ini?"
Aura merah darah tiba-tiba saja menyapa dirinya.
kok jd setara dgn si yao mei...???
semesta apa surgawi,kacau amat lo