NovelToon NovelToon
Hadiah Lebaran Dari Kampung Suami

Hadiah Lebaran Dari Kampung Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:84.9k
Nilai: 5
Nama Author: Leni Anita

Aku yang membiayai acara mudik suami ku, karena aku mendapat kan cuti lebaran pada H-1. Sehingga aku tidak bisa ikut suami ku mudik pada lebaran kali ini, tapi hadiah yang dia berikan pada ku setelah kembali dari mudik nya sangat mengejutkan, yaitu seorang madu. Dengan tega nya suami ku membawa istri muda nya tinggal di rumah warisan dari orang tua mu, aku tidak bisa menerima nya.

Aku menghentikan biaya bulanan sekaligus biaya pengobatan untuk mertua ku yang sedang sakit di kampung karena ternyata pernikahan kedua suami ku di dukung penuh oleh keluarga nya. Begitu pun dengan biaya kuliah adik ipar ku, tidak akan ku biar kan orang- orang yang sudah menghianati ku menikmati harta ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leni Anita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Pov bu Siti

"Kurang ajar kau Arin, kau apakan Mia. Aku tidak akan mengampuni mu jika kau berani memperlakukan Mia dengan buruk!" Umpat ku dengan sangat kesal.

Panggilan telepon ku diputuskan secara sepihak oleh menantu durhaka itu, tidak lama kemudian sebuah video masuk ke whatsApp ku. Aku melihat Video itu, ternyata video itu memperlihat kan Mia yang sedang mencuci piring. Penampilan Mia sangat kucel dan dekil, Ya Tuhan, Arin benar - benar keterlaluan.

Aku segera mengirim kan pesan berisi cacian untuk Arin, aku tidak terima menantu ku di perlakukan seperti babu oleh Arin. Aku memijit pelipis ku dengan kasar, aku sedang bingung karena uang yang di kirim kan Randi beberapa hari yang lalu sudah habis.

"Kamu semakin keterlaluan Rin, jika saja aku ada di sana. Aku akan menghajar mu!" Aku berguman dengan geram.

"Bu, Arin bener - bener keterlaluan. Dia tidak mau mengirimi aku uang lagi. Aku butuh uang, tugas kuliah ku banyak!" Kinan, putri bungsu ku menemui ku dengan wajah cemberut.

"Ibu juga udah gak punya uang lagi, Arin menolak memberikan uang!" Aku menceritakan pada Kinan tentang perdebatan aku dan Arin tadi.

"Ini tidak bisa di biarkan bu, mbak Arin harus memberikan kita uang. Kita gak punya uang bu, jika bukan dari mbak Arin. Gaji mas kak Randi kecil bu, untuk diri nya sendiri belum tentu cukup!" Kina berkata pada ku.

"Bu, minta uang dong, buat uang jajan Bina, Mas Andi sekarang juga udah jarang narik, gak ada penumpang!" Hera, putri sulung ku masuk dan meminta uang untuk Sabina, cucu ku.

"Cuma ada segini, Ra. Ibu juga gak ada uang, Arin menolak memberikan kita uang lagi!" Aku berkata pada Hera agar dia mengerti.

"Apa bu? Arin gak mau kasih ibu uang lagi! Ini tidak bisa di biarkan bu, dia punya kewajiban memenuhi semua kebutuhan rumah ini!" Hera pun tampak ikut geram ketika dia mengetahui bahwa adik ipar nya menolak memberikan kamu uang lagi.

Prang, terdengar suara mangkok yang di lempar kan dari rumah tengah. Itu adalah kode dari suami ku bahwa dia butuh sesuatu.

"Bapak kenapa bu?" Tanya Hera pada ku.

"Mau makan mungkin, ibu belum masak soal nya. Ibu udah gak punya uang lagi!" Aku berkata pada kedua putri ku.

Prang, terdengar kembali suara piring yang terbuat dari bahan seng dibanding oleh mas Sani. Aku pun langsung menemui suami ku.

"Ada apa pak? Berisik banget!" Aku memarahi suami ku yang terbaring di atas sebuah kasur lantai.

"Eek!" Dia memberi kode pada ku bahwa dia buang air di celana.

"Aduh pak, kamu bikin masalah aja ya. Siapa yang mau bersih kan semua nya!" Bentak ku pada mas Sani.

Sudah 2 tahun mas Sani mengidap penyakit struk, dia hanya bisa berbaring dan hanya bisa menggerakkan tangan kiri nya saja. Jangan kan berdiri, untuk sekedar duduk saja dia tidak mampu. Berbicara pun doa sudah tidak jelas, seperti anak kecil yang baru saja belajar ngomong.

"Pak, kenapa kamu gak mati aja sih, aku capek ngurusin kamu. Arin juga udah gak mau ngasih uang sama kita, dari mana kita makan dan bagai mana dengan biaya kuliah Kinan. Jika kehadiran bapak hanya menyusahkan aku, lebih baik mati saja!" Aku menyumpahi suami ku.

Aku melepas kan celana serta kain yang dia gunakan sebagai selimut dengan kasar, bau nya menyengat membuat ku mual dan ingin muntah. Kinan dan Hera bahkan tidak sudi mendekati bapak nya, karena bapak nya bau ompol. Aku juga sebenar nya tidak mau mengurus suami ku yang penyakitan, kadang - kadang aku tinggal kan dia seharian di rumah sendirian.

Jika mas Sani sendirian di rumah, Lita adik satu - satu nya mas Sani akan datang ke rumah. Lita akan memandikan, memberi makan dan mengurusi kakak nya dengan baik. Aku sering memanfaatkan tenaga Lita, padahal saat mas Sani sehat dulu aku tidak pernah membiarkan Mas Sani membantu adik nya.

"Ibu mau ke rumah Lita dulu, mau nganterin pakaian kotor bapak mu!" Aku berkata pada kedua anak ku yang masih ada di ruang tamu.

Kedua anak perempuan ku sma dengan ku, jangan kan mengurus bapak nya, melihat nya saja mereka tidak sudi. Mas Sani tidak ada guna nya bagi kami sekarang, hanya jadi beban saja.

"Di mana ibu mu?" Aku bertanya pada Dila, anak perempuan satu - satu nya Lita yang sedang asyik dengan ponsel nya di teras rumah nya.

"Ngapain Uwak nanyain ibu?" Tanya gadis itu dengan tidak sopan.

"Suruh ibu mu mencuci ini!" Aku melempar kan kresek berisi pakaian yang kena kotoran nya mas Sani.

Sebagian pakaian itu keluar dari kresek dan bau nya menguar kemana- mana, Dila memungut pakaian itu dan melempar kan nya kembali mengenai tubuh ku.

"Ibu ku bukan babu mu Uwak, dia sedang sibuk bantu - bantu tempat orang hajatan!" Dila berkata dengan sinis.

"Kalau begitu kau saja yang mencuci nya!" Aku melempar kan kembali kresek itu.

"Cukup Uwak, bukan kah uwak juga mempunyai 2 anak perempuan. Suruh anak - anak uwak mencuci nya, aku tidak sudi mencuci nya!" Dengan sangat lantang Dila menjawab setiap ucapan ku.

"Kurang ajar kamu, berani nya kamu menolak perintah ku!" Aku pun meradang melihat gadis kemarin sore itu berani melawan ku.

Keributan antara aku dan Dila yang kurang ajar itu tidak bisa di elak kan, sehingga banyak orang yang melihat kami. Bertepatan dengan itu, tetangga depan rumah Lita akan mengadakan hajatan, jadi banyak orang berkumpul di sana.

"Ada apa ini?" Tiba - tiba orang yang aku tunggu muncul juga.

"Ajari anak mu agar jangan kurang ajar pada ku, dan cuci semua pakaian kotor kakak mu!" Aku menendang kresek berisi pakaian kotor milik mas Sani.

"Mbak, ku sedang sibuk. Kenapa mbak gak cuci aja sendiri?" Lita menolak mencuci pakaian mas Sani.

"Aku tidak sudi mencuci pakaian yang berisi kotoran kakak mu, jadi kamu saja yang cuci!" Ujar ku dengan jijik.

"Mbak, Selama ini mbak dan anak - anak mbak yang bersenang - senang dengan harta nya mas Sani, sekarang saat dia sakit kenapa mbak menolak merawat nya?" Kini dengan berani nya Lita membantah ku.

"Lita, jangan durhaka kamu. Dia adalah kakak mu satu - satu nya, kau wajib merawat nya!" Aku berkata dengan nada sok bijak.

"Mbak, di mana kalian saat aku dan anak ku kesusahan? Apakah kalian pernah melihat kami dan membantu kami, tidak kan. Bahkan kau dengan sengaja menjual rumah warisan dari orang tua ku untuk kesenangan mu dan anak - anak mu. Jadi kenapa kau minta aku yang mengurus mas Sani?" Lita bertanya pada ku dengan berani.

"Suami ku adalah anak laki - laki, jadi hanya dia lah yang berhak atas semua harta orang tua kalian. Jadi kau tidak punya hak sedikit pun, sekarang ku kembalikan kakak mu. Aku dan anak - anak ku tidak sudi merawat orang penyakitan!" Aku memang berniat mengembalikan Mas Sani ke rumah Lita agar dia yang merawat nya.

"Astagfirullah hal adzim mbak, sadar mbak. Mas Sani adalah suami nya mbak, jadi mbak yang harus merawat nya. Jangan cuma mau harta nya saja, saat dia sakit mbak mau membuang nya begitu saja!" Lita tampak sangat kesal dengan ucapan ku.

"Dia memang udah gak waras bu!" Dila berkata sambil tersenyum sinis.

"Kurang ajar kau!" Aku ingin menampar Dila.

"Sudah mbak, pergi dari sini. Biar aku yang cuci pakaian nya mas Sani. Tapi jika mbak minta mas Sani tinggal di rumah ku, aku tidak mau. Mas Sani punya rumah sendiri, rumah yang kalian tempati adalah rumah nya mas Sani!" Lita memungut pakaian yang berisi kotoran mas Sani yang sudah berserakan di teras rumah nya.

Aku pun pergi dari sana, aku puas karena Lita selalu menuruti perintah ku. Tapi putri nya benar - benar keterlaluan, dia terang - terangan melawan ku. Kinan putri bungsu ku sangat membenci Dila, karena Dila lebih segala nya di banding kan diri nya. Dila sangat cantik dan pintar sehingga dia mengalah kan Kinan dalam segala hal, padahal mereka berdua seumuran.

1
Lee Mbaa Young
mnding arin pindah sementara, kosong kan rumah. drpd tiap hari bgitu lagian arin terlalu lembek kok.
Ma Em
Dasar manusia manusia tdk berguna dan tdk punya malu sdh diusir msh saja maksa ingin tinggal dirumah Arin , si Randi , Bu Siti dan juga gundiknya otaknya dimana ya tdk malu mengakui harta orang .
Star Ir
itu tetangga pada diem2 be kah
Siti Zubaedah
asli gemes banget sama 3 benalu....jd ikut emosi....
Wega Luna
lapor polisi aja Rin buat syok terapi mereka ,🤣🤣🤣🤣🤣biar kamu GK di sepelekan di sebarkan bukti buktinya biar mampus sekalian 🤣🤣🤣🤣
Wega Luna
mampus kau🤣🤣🤣
Hasanah
gaya x si Mia Kaya dia pling kaya sja tidak mau naik angkot segala lgi
sutiasih kasih
arin lagi arin yg kau salahkan... dasar mokondo🙄🙄
murni l.toruan
Arin seharusnya nginap dirumah tantenya, biar kelimpungan tuh keluarga benalu
Lee Mbaa Young
syukurin akhirnya di pecat, untung gk di penjara dng pasal perzinahan kn nikah tanpa izin istri sah.
sutiasih kasih
nikmati hidupmu & siapkn mentalmu rendy.... dgn kejutan" yg akn km terima😂😂
Wega Luna
setelah ini ada yang jadi pengganguran🤭🤭🤭🤭
Lee Mbaa Young
lanjuttt 👍👍👍
Ma Em
Puas makanya Randi istri satu saja tdk bisa kamu cukupi semua kebutuhannya yg ada malah kamu dan keluargamu yg ditanggung sama Arin belagu malah nikah lagi .
Wega Luna
kutunggu kejatuhan mu Randi🤭
Noor hidayati
itu belum seberapa randy,dari pada kamu yang sudah jadi parasit beserta keluargamu selama ini
Aether
gitu doang??
Aether
belakang?
Noor hidayati
lah harta punya arin kok diakui,jangan maruk jadi orang,lama lama jadi gelandangan beneran
Aether
SALAH LO LAH TUA BANGKA GOBLOK
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!