NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:235.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amukan Mama

"Pak, apa hari ini saya boleh izin kerja setengah hari?"

Pagi ini, Anjani memberanikan diri untuk menemui atasannya demi meminta izin kerja setengah hari.

Dia dan sang Ayah ada janji temu pukul 2 siang nanti. Sang Ayah akhirnya setuju untuk mengembalikan saham 20 persen yang memang merupakan hak milik Anjani.

"Memangnya, ada apa?" tanya Enzo seraya mengangkat kepalanya.

"Saya ada urusan keluarga, Pak," jawab Anjani.

Enzo menatap wajah Anjani dengan seksama.

Sedetik.

Dua detik.

Tiga detik.

"Wajahmu, kenapa?" tanya pria itu tiba-tiba.

Anjani pun reflek memegang wajahnya. Dia menundukkan kepala, berusaha menghindar dari tatapan elang sang atasan.

"Sa-saya kemarin terjatuh di kamar mandi," jawabnya berbohong.

Tangan Enzo terkepal dengan erat diatas meja. Dia tahu jika Anjani sedang membohonginya. Namun, dia juga tak berniat untuk mengungkap kebohongan itu didepan Anjani.

"Lain kali, lebih hati-hati!" ucapnya kemudian. "Sudah dikasih obat?" lanjutnya bertanya.

"Sudah, Pak," angguk Anjani.

"Kamu boleh izin setengah hari, hari ini. Dan, besok kamu juga boleh libur. Sebaiknya, kamu istirahat dulu sampai kondisimu benar-benar pulih."

"Besok saya bisa masuk kok, Pak. Saya hanya izin untuk hari ini saja."

"Kalau saya bilang, kamu tidak perlu datang bekerja, berarti tidak perlu datang! Patuhi perintah atasanmu, Anjani! Itu pun, kalau kamu masih mau menjadi karyawan di kantor ini."

"Ba-baik, Pak. Saya pasti patuh. Besok, saya tidak akan datang bekerja," sahut Anjani patuh.

Sampai detik ini, Anjani masih belum bisa menebak apakah Enzo orang baik atau jahat. Kadang-kadang, perhatian Enzo membuatnya terharu. Kadang-kadang pula, omelan Enzo membuatnya ingin menyumpahi atasannya itu.

"Sekarang, keluar! Wajahmu membuatku takut," usir Enzo kemudian.

"Iya, Pak," angguk Anjani yang langsung buru-buru meninggalkan ruangan sang atasan.

Sementara, Enzo langsung menghubungi sang keponakan. Dia ingin tahu apa yang terjadi pada Anjani hingga wajahnya jadi seperti itu.

"Ceritakan padaku apa yang kamu tahu tentang luka di wajah Anjani, Anushka!" titah Enzo begitu telepon tersambung.

****

Istirahat jam makan siang, Anjani pun pamit pulang kepada Anushka dan rekan kerjanya yang lain. Dia segera menuju ke tempat pertemuan yang disebutkan oleh sang Ayah melalui sambungan telepon. Yaitu, di sebuah restoran bintang lima yang terletak disalah satu hotel ternama di kota itu.

"Sekarang, saham itu sudah kembali ke tanganmu. Papa harap, kamu juga bisa menepati janji! Segera ceraikan Aryan!" kata Anton setelah Anjani mendapatkan kembali sahamnya di perusahaan keluarga mereka.

"Anda perlu menandatangani satu berkas lagi!" kata Anjani.

Dia memberi kode kepada pengacaranya untuk mengeluarkan sebuah berkas yang sengaja Anjani persiapkan untuk sang Ayah.

"Apa ini?" tanya Anton dengan heran. Detik berikutnya, dia memekik kaget. "Surat pemutusan hubungan keluarga? Kamu sudah gila, hah?"

"Tanda tangani!" titah Anjani dengan nada dingin.

"Kamu benar-benar ingin putus hubungan dengan Papa, Anjani?"

Anjani tak menjawab. Diamnya sudah cukup menjelaskan semuanya.

"Baik. Papa akan tanda tangan. Tapi, kamu harus ingat! Jangan pernah menyesali keputusan kamu hari ini."

"Tidak akan pernah."

Mendengar jawaban sang putri, Anton benar-benar emosi. Dia menandatangani berkas pemutusan hubungan keluarga itu tanpa pikir panjang lagi.

"Sudah selesai. Ingat, jangan pernah datang ke Papa saat kamu mengalami kesulitan di masa depan. Kamu bukan putriku lagi!"

Anjani diam saja. Dia hanya mematung ditempat sambil menyaksikan kepergian sang Ayah dengan tatapan kosong.

Dalam hati, Anjani memuji dirinya sendiri. Dalam sehari, dia telah memutuskan dua hubungan yang sangat penting dalam hidupnya.

***

Karena besok dia diberi cuti oleh sang atasan yang mendadak baik itu, Anjani memutuskan untuk menemui sang Ibu di desa. Walau bagaimanapun, kabar perceraian antara dirinya dan Aryan juga harus ia sampaikan kepada sang Ibu.

Anjani naik bis pukul tujuh malam dan akhirnya sampai di desa saat fajar mulai menyingsing. Sambil menguatkan hati, dia berjalan menggeret kopernya menuju ke sebuah rumah sederhana yang diapit oleh sawah di kiri dan kanannya.

"Mama..." teriak Anjani dari arah luar. Dia sudah tidak sabar untuk menemui sang Ibu.

Sayangnya, semangat itu tiba-tiba padam saat dia sudah memasuki rumah. Rupanya, dia bukan satu-satunya orang yang datang untuk menemui sang Ibu.

Ternyata, sang Ayah berserta keluarga barunya sudah lebih dulu tiba dibanding dirinya.

"Kamu berbohong, Anton! Tidak mungkin Anjani dan Aryan bercerai!" teriak Mariana Syailendra, Ibu kandung Anjani.

"Yang aku katakan memang benar. Anjani dan Aryan akan bercerai. Kemudian, Luna akan menggantikan posisi Anjani sebagai Nyonya muda keluarga Djatmiko."

"Bohong! Itu tidak mungkin," gumam Mariana yang cukup syok mendengar kabar itu.

Sejarah kembali berulang. Apa yang dulu menimpa dirinya, kini juga menimpa putrinya. Sungguh, Mariana benar-benar tidak rela.

Tatapan matanya kemudian tak sengaja menangkap sosok Anjani yang berdiri di ambang pintu. Emosinya seketika membludak. Tanpa pikir panjang, dia meraih sapu yang teronggok di dekat kursi lalu melangkah mendekati Anjani.

"Mama..." panggil Anjani tertahan.

Buk! Buk! Buk!

Terlambat! Sapu itu sudah menghantam tubuhnya bertubi-tubi.

"Dasar bodoh! Bagaimana mungkin kamu kalah dari anak pelakor itu, Anjani? Bagaimana mungkin, kamu membiarkan mereka menang, hah? Dasar tidak berguna!! Kamu benar-benar mengecewakan Mama!"

Anjani hanya bisa meringkuk sambil melindungi wajahnya. Dia benar-benar terluka. Tak hanya fisik saja yang sakit. Tapi, juga hatinya.

"Jika kamu tidak bisa berbuat apa-apa, lantas untuk apa kamu masih hidup di dunia ini, hah? Lebih baik kamu mati saja! Mati! Matilah, Anjani!!" lanjut Mariana yang makin gelap mata memukuli putrinya.

Anjani menatap ke arah sang Ayah. Namun, pria itu sama sekali tidak tergerak untuk membantu.

Sepertinya, Anton benar-benar melaksanakan apa yang kemarin dia katakan. Dia tak mau mengurusi soal Anjani lagi. Selamanya.

Sementara, Ibu tiri dan saudari tirinya tampak tersenyum puas. Mereka sangat senang melihat Anjani yang dipukuli oleh Ibu kandungnya sendiri.

"Kenapa kamu harus kalah? Seharusnya, kamu menang!" teriak sang Ibu lagi.

Penglihatan Anjani perlahan berputar. Terutama, ketika sebuah vas bunga tiba-tiba menghantam kepalanya dengan keras.

Tubuhnya ambruk seketika. Dalam kesadaran yang semakin terasa samar, Anjani bisa melihat seorang pria yang berlari kearahnya dengan wajah panik.

"Dia..."

Dan, Anjani tak ingat apa-apa lagi. Semuanya mendadak gelap.

1
Ayila Ella
anjani juga tidak sudi balik kelaki laki sprti anakmu mak lampir cuih ble blee
Samsiah Yuliana
baru setengah ya cerita nya,,,
lanjut lagi Thor 🙏🙏🙏
Sunaryati
Tidak usah berdoa Anjani juga tidak mau kembali pada putramu Aryan, walau Anjani masa lalunya semasa kecil. Kalian tidak tahu keturunan Syailendra itu Anjani. Walau terganggu mentalnya tetapi disukai Tuan Tristan. ✋
Ma Em
Bu Bella kamu salah Sandra bkn keturunan Syailendra Bella sdh tertipu sama Sandra , Anjani yg Bu Bella bilang anak pembawa sial itulah keturunan Syailendra yg asli bkn Luna si penipu , Bu Bella pasti akan menyesal setelah tau kebenarannya .
Mundri Astuti
langsung stroke tuh emaknya Rayan kalau tau Anjani keturunan Syailendra yg sesungguhnya, rayannya gigit jari dah dikibulin Luna, mang pas banget dah si Luna ma rayan
nonoyy
diaminkan bu bela
ronarona rahma
ibunya miring bukan malah ngamuk ama ayahnya malah anaknya ,
Harwanti Jambi
belum tau saja km gadis yg km hina itu
Atika Sari
berharaplah yg tinggi,biar jatohnya ampe ke tulang🤪
Maemanah
dasar keluarga benalu...cari menantu yg bisa menguntungkan doang...semangat thor ♥️ 👍👍👍👍
Greenindya
langsung terkabul kamu sesuai keinginan
Reni Anjarwani
lanjut thor
Uthie
Memang Anjani tidak pantas untuk anak dan keluarga kalian 😜😏😏
merry
mau aj sm ank pelakor kmu arynn,, mertua mu pelakor
Titien Prawiro
Jadi rame, nanti Sandra d bunuh sama Petra. biasanya Petra nama perempuan.
Titien Prawiro
Akhirnya Aryan sadar klo dia mencintai Anjani, tapi sdh terlambat. nyesel kan.
Titien Prawiro
Saya pernah baca cerita ini dari novel Yohanna Lindsey.
Ma Em
S gera buka kedok Sandra yg sdh menipu Anton karena Luna bkn anak kandung Anton dan Aryan segera tau kebohongan Luna yg bilang Luna teman kecil Aryan padahal Anjani yg jadi teman Aryan waktu kecil agar Luna segera ditendang sama Aryan .
itin
terlalu sadis caramu 🤭
Reni Anjarwani
lanjut keren thor doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!