Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUMAH KOSONG
Aji di bawa masuk kedalam rumah oleh Ibu, karena Ibu tahu, anaknya sekarang menjadi lebih spesial, Aji bingung mengapa Ibunya, membawa dia masuk ke rumah, sedangkan dia sedang bermain dengan teman barunya.
Ibu sedari tadi diam tanpa berbicara sepatah katapun, karena Ibu bingung harus menjelaskan dari mana tentang teman baru anaknya.
"Ibu.. " Aji memegang lengan baju Ibunya, dia melihat Ibunya yang mondar-mandir karena gelisah.
"Ehhmm.. Kenapa Sayang?"
Ibu mensejajarkan tingginya dengan anaknya, agar dia bisa berbicara dengan menatap mata anaknya.
"Ibu, kenapa dari tadi mondar-mandir terus? apa Ibu sedang takut?"
"Tidak sayang, Ibu hanya sedang berfikir." Ibu mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Berfikir, tentang apa Bu?"
Ibu tidak menjawab pertanyaan anaknya, karena anaknya belum cukup umur untuk bisa mengerti ucapanya, lebih baik nanti di bicarakan dengan Ayah saja, pikirnya.
"Sudah.. sudah lebih baik, kita makan dulu yah?"
"Emm.. baik Bu."
Aji makan sambil di suapi Ibunya, ketika Aji sedang makan dan akan membuka mulutnya, matanya tertuju ke arah pintu yang terbuka.
"Ohh.. itukan Alina dan Reyhan." Aji berlari ke arah teman barunya itu, tanpa pedulikan panggilan dari Ibunya.
"Nak, mau kemana?"
Aji terus berlari ke arah luar rumah, menghampiri Alina dan Reyhan, "Kalian masih disini?" Tanya Aji yang dengan antusiasnya melihat Alina dan Reyhan.
Kedua anak itu hanya tersenyum dan mengangguk, dan mengajak Aji untuk main ke rumahnya, "Mau kah kamu bermain di rumahku?" Ucap Reyhan.
Aji mengiyakan ajakan Reyhan dengan wajah yang sumringah tanpa tahu yang sebenernya, Ibu yang melihat anaknya seperti sedang berbicara namun tidak ada orang lain selain dia.
Ibu langsung menghampiri Aji, tapi tiba-tiba terdengar suara tangisan Rani, yang sudah terbangun dari tidurnya.
Ibu akhirnya menghampiri Rani, untuk mengendongnya, ketika dia keluar untuk memanggil Aji, anaknya itu sudah tidak berada disana lagi.
"Astagfirullah..kemana perginya tuh anak." Ibu langsung menutup pintu dan langsung pergi mencari Aji sambil menggendong Rani.
"Pak, lihat Aji tidak pak?" Tanya Ibu kepada tetangga yang sedang di luar.
"Ohh.. si Aji, tadi ada lari ke ujung jalan sana Bu."
"Terimakasih ya pak." Ibu langsung pergi ke ujung jalan, yang dimana di sana ada sebuah rumah kosong.
"Apa, Aji masuk kesana, rasanya tidak mungkin deh, inikan rumah tak berpenghuni!" Monolog Ibu, yang melihat sekitar rumah kosong dan tidak terurus.
Ibu mencari Aji di tempat lain, rasanya anaknya tidak mungkin masuk kesana, karena rumahnya bahkan banyak rumput liar yang memenuhi halaman rumahnya, dan sangat kotor seperti tidak dihuni sangat lama.
Sudah tiga jam lebih, Ibu mencari Aji tapi tak kunjung ketemu juga, sampai Ibu merasakan kelelahan karena sambil menggendong Rani.
Rani bahkan belum makan sore dan belum juga mandi, peluh sudah membasahi wajah Ibu yang sedari tadi mencari anaknya yang entah kemana?
Ibu merasakan kecemasan yang terulang, seperti waktu anaknya yang tidak sadarkan diri cukup lama, Ibu memutuskan untuk pulang, dan segera mengambil telfon genggam.
Di pencet nya nomer Ayah, "Assalamualaikum.. Ayah, Yah Aji Yah!! "
"Wa'alaikumussalam.. ada apa Bu, coba pelan-pelan jelasin ke Ayah."
"Aji hilang Yah, hiks.. hiks." Ibu menjelaskan kronologinya.
"Kalau begitu Ibu yang tenang, tetap di rumah tunggu Ayah pulang Ya."
Ibu mengakhiri panggilannya, di lihatnya matahari sudah mulai tenggelam, dan maghrib akan segera tiba tapi anaknya belum kunjung pulang juga.
BRAAKKKKK..
Suara pintu yang terbuka dengan begitu kencangnya, membuat Ibu kaget yang tiba-tiba seperti ada orang yang membanting pintu.
Dan di lihatnya anaknya sudah pulang, yah Aji kini sudah berada dirumah, membuat Ibu pun bernafas lega.
"Kamu kemana saja sih Nak, Ibu khawatir tau gak?"
Namun tidak ada jawaban apapun dari Aji yang di ajak bicara, Aji langsung duduk di kursi meja makan, pikir Ibu, anaknya lapar karena tadi siang dia memang baru makan sedikit.
"Kamu lapar?" Aji hanya mengangguk diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Ibu mengambil kan nasi dan ayam goreng kesukaan anaknya, Aji memakan dengan begitu lahap seperti tidak di kunyah.
"Pelan-pekan Nak, nanti tersedak."
Ibu merasa khawatir melihat anaknya, yang makan seperti orang tidak makan satu bulan, Ibu duduk di depan Aji dan menyodorkan minumanya, Aji meminum dengan mulut yang belepotan, dan air yang tumpah ke bajunya.
Ibu mengelap mulut anaknya, tapi justru di tatap tajam oleh Aji, yang sepertinya tidak suka jika Ibu memegang dirinya.
BRAAAKK..
Lagi-lagi pintu di buka dengan keras, Ibu langsung menengok ke arah pintu, namun kali ini Ayah yang membuka pintu, Ibu langsung melihat kearah Aji, tapi tiba-tiba Aji tidak ada di depanya.
Ibu langsung mundur kebelakang sampai kursi yang didudukinya terjatuh, karena sangking kagetnya, Aji tiba-tiba tidak ada di depanya lagi, lalu siapa anak tadi?
"Ibu, gimana sih Ayah panggil-panggil gak jawab-jawab, gimana Aji sudah pulang?"
Ibu menunjukan jarinya di kursi tempat Aji duduk tadi, "Tadi anak kita ada disini Yah."
"Maksud Ibu, bagaimana? jadi Aji sudah pulang belum?" Ibu langsung duduk untuk melihat Aji di kolong meja makan atau tidak, mungkin saja sedang bersembunyi karena ingin mengerhai Ayahnya.
Namun tetap saja tidak ada, "Ta.. tadi Aji duduk disini Yah, bahkan dia makan dengan lahap."
Ibu menunjukan bekas makanan yang Aji makan, tapi ternyata makananya dan minumanya masih utuh tanpa terseduh sedikitpun.
"Terus dimana sekarang Bu?"
"Entahlah Yah, Ibu juga bingung, karena tadi jelas-jelas duduk disini."
"Mungkin itu hanya halusinasi Ibu saja," Ayah akhirnya mencoba mencari Aji di penjuru rumah, tapi nihil, Aji tak kunjung ditemukan.
"Yah Ibu, punya tempat yang Ibu curigai Yah, ayok kita kesana Yah."
"Emang dimana tempatnya Bu?"
"Rumah kosong ujung jalan Yah, karena ibu ingat Aji pernah cerita kalau temannya dari rumah itu."
Mendengar penuturan Ibu, Ayah langsung mengajak Ibu menuju rumah tersebut.
"Ayah akan pergi kesana duluan, Ibu minta tolong ke rumah tetangga untuk temenin kita di sana."
"Baik Yah," Ibu langsung bergegas mencari bantuan para warga, agar mau menemani mereka mencari Aji.
***
Ayah sudah sampai kerumah kosong itu, Ayah berusaha membuka gembok pagar rumah itu, tapi ternyata sangat susah, akhirnya Ayah manjat dan lompat.
Banyak rumput-rumput liar yang memenuhi halaman rumah itu, ayah menyibak rumput itu, agar tidak menghalangi langkah kakinya, terlihat teras depan rumahnya sangat kotor, bahkan pintunya terlihat sangat usang.
Debu-debu sudah ada di mana-mana, sangat jelas rumah itu tidak berpenghuni mana mungkin anaknya masuk kedalam,pikirnya.
Namun karena penasaran Ayah mencoba masuk kedalam rumah itu, namun terkunci dan tidak bisa dibuka, Ayah mencari jalan lain, untungnya ada satu jendela yang bisa dibuka.
Ayah akhirnya bisa masuk kedalam melewati jendela, "Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillahish sholihiin”.
Artinya adalah "salam bagi diri kami dan salam bagi hamba Allah yang saleh."
Baru masuk, Ayah langsung di sambut oleh banyak kelelawar yang begitu banyak, dan terbang di atas kepalanya.
"Tidak mungkin, anakku di sini, lebih baik aku cepat keluar, karena disini auranya sangat tidak biasa." ketika Ayah mau melangkahkan kakinya ke jendela, untuk keluar dari sana, tiba-tiba Ayah di kejutkan oleh suara.
"AYAH... "
Nah Aji bukan yah?
***
Note
Salam yang diucapkan ketika memasuki rumah kosong berbeda dengan salam yang diucapkan ketika memasuki rumah yang berpenghuni karena Islam mengajarkan untuk bersalam ketika memasuki rumah tanpa terkecuali.
Hadits Anas ra
Rasulullah SAW bersabda, "Wahai anakku, apabila engkau memasuki rumah keluargamu, maka ucapkanlah salam, niscaya itu akan menjadi bagi engkau dan keluargamu".
Al Adzkar
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan bila seseorang memasuki rumah sendiri untuk mengucapkan salam meskipun tidak ada penghuninya. Yaitu ucapkanlah “Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillahish sholihiin”.
Salam yang diucapkan ketika memasuki rumah kosong adalah "Assalamu 'alaina wa-'ala 'ibadillahis-solihin" yang artinya "Salam bagi diri kami dan salam bagi hamba Allah yang saleh".
Selain ketika memasuki rumah kosong, mengucapkan salam juga disunnahkan ketika memasuki masjid, tempat kerja, dan tempat lain.
kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ sekalian takut lupa baca lagi novel seru nya 🙏