Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Suara Lista yang sedikit keras sampai membangunkan Iqbal yang sedang tertidur,sontak Iqbal buru-buru bangun dan duduk meski masih separuh nyawa.
"Tadi terpeleset aja kok mi!"jawab Eri.
"Sini duduk!"
"Iya,mi!"
Lista berjalan kearah ruangan para mbak-mbak berkumpul dan memanggil mbok Yum.
"Mbok Yum!"Lista memanggil.
"Ada apa mi?"tanya mbok Yum.
"Tolong Eri kakinya jalannya agak diseret!"kata mami.
"Oalah iyo,iyo mi!"jawab mbok Yum dengan logat jawanya.
Mbok Yum keluar dan kearah dapur memarut jahe dan menambahkan sedikit minyak kelapa untuk urut.
Lista kembali dengan piring berisi makanan untuk suaminya,kentang kukus dan telur rebus beserta salad sayuran.
Saat kembali kemeja makan Lista melihat Didi sedang bicara serius dengan Eri,Eri hanya mengangguk-angguk dengan mata berbinar-binar .
"Ok,pi.janji!"keduannya menjentikkan jari kelingking.
"Janji apa sih!"Lista ikut penasaran.
"Ada ajah!"jawab Eri senang.
Didi makan dengan tenang melihat anak gadisnya yang bahagia dia juga bahagia,sementara mbok Yum sudah siap dengan minyak urutnya.
"Ayo,mbak Eri biar mbok urut dulu kakinya?ajak mbok Yum.
"Baik,mbok!"Eri nurut.
Mas Iqbal yang sudah sadar sepenuhnya,berdiri dan berjalan mendekati Alif yang nampaknya tertidur didepan laptopnya.
Tidak tega mau bangunin akhirnya duduk bersama Didi dimeja makan.
"Boss,setidaknya kasih kita kamar dong buat kita disini!"pinta Iqbal.
"Ada mas buat kalian cuma karena mendadak ya belum dibersihkan!"kata Lista.
"Besok baru dibersihkan!"
"Kalau begitu gue balik ya malam ini!"minta Iqbal.
"Mau lihat dulu gak ruangannya?kamu bisa ajak istri kamu disini,ruangannya lumayan besar!"kata Lista sambil berdiri kemudian berjalan diikuti Iqbal.
Iqbal sangat puas dengan ruangan yang diberikan Lista bahkan ada dapur dan kamar mandi dalam.
"Kalau kamu mau biar langsung dipesankan tempat tidur dan perlengkapannya!"kata Lista.
"Ok mbak!"jawab Iqbal.
"Alif dan Tara bisa tinggal diatas cuma masuknya harus lewat samping!"kembali Lista menjelaskan.
Diruang tengah nampaknya Eri tertidur karena diurut sama mbok Yum,kakinya terpleset sehingga membuat ototnya menjadi tegang.Mbok Yum menyelimuti tubuh Eri sementara Lista dan Didi kembali makan menghabiskan sisa makanan dipiring.
"Kamu punya janji apa sama Eri?"tanya Lista.
"Janji kalau aku akan tinggal disini!"jawab Didi.Didi tidak mau memperpanjang masalah Eri yang terjatuh karena keluar rumah,takut akan banyak pertanyaan dari istrinya kepada kedua anaknya dan hal seperti ini yang sangat ingin dia jaga.
"Sayang,aku sudah selesai,aku ingin bicara kutunggu diatas ya!"kata Didi berdiri pelan dan meninggalkan meja makan.
"He hem!"lista hanya menggangguk.
Lista membereskan alat -alat makan yang kotor suaranya sedikit berdenting sehingga Alif terbangun dan mencari Iqbal.
"Mbak,Iqbal mana?"tanya Alif.
"Barusan ijin pulang karena kamarnya belum siap!"jawab Lista.
"Saya juga ijin pulang ya mbak!"buru-buru karena gak enak melihat Eri tidur disofa.
"Iya,baiklah.hati-hati ya!"balas Lista.
Selesai membereskan peralatan makan Lista kembali ke sofa melihat anaknya yang tertidur pulas,tidak tega rasanya membangunkannya.Akhirnya Lista minta mbok Yum untuk menjaganya.
Didi sudah menunggu dikamar,banyak hal yang ingin diungkapkan saat ini dia berfikir mau memulai darimana.
Lista masuk kekamar dan melepaskan hijab yang menutup kepalanya,duduk menyandar didekat suaminya.
"Ada apa?"tanya Lista serius.
Didi menarik nafas panjang seakan begitu sulit untuk bicara.
"Tentang anak-anak yang mau aku tinggal disini!"jawab Didi pelan.
"Terus!"Lista serius.
"Aku tidak mau tinggal secara gratis,jadi berapa yang harus ku investasikan disini!"jawab Didi.
"Ha aha ha!"lista terkekeh mendengar kata-kata Didi.
Didi hanya melihat istrinya tertawa dan menunggu apa yang ingin diucapkannya.
"Sudah tertawanya?"tanya Didi lagi.
"Jadi menurutmu bagaimana?"Lista balik bertanya.
"Lis,aku bawa 3 orang masuk kesini jadi pertimbangkan baik-baik kata -kataku tadi!"kata Didi terus menatap tajam istrinya.
Lista masih berfikir dengan sedikit menggigit jarinya."Baiklah aku gak mau itung-itungan sama kamu terserah kamu mau kasih aku berapa!"kata Lista.
Didi hanya menganggukkan kepala tanda setuju,dia terus tersenyum memandangi istrinya.
"Ada lagi?"tanya Lista lagi.
"Ini tentang Gasa,mau tidak mau kamu juga harus bertemu dengannya!"kata Didi lembut."
Lista melonggarkan pelukannya dan sedikit menjauh mendengar nama Gasa.Matanya langsung sayu dan senyumnya pelan-pelan menghilang.
Entah sakit apa yang Lista rasakan waktu itu,andai saja aku lebih tegas melarang Lista mendekati Gasa.Waktu itu aku juga tidak berdaya,melihat Lista begitu terpesona oleh ketampanan Gasa.Salahnya Gasa juga menerima begitu saja,padahal dia sudah punya anak.
"Lis,!"panggil Didi.
"Kapanpun kamu siap meski bukan dalam waktu dekat!"Didi kembali mendekati Lista dan memeluknya dari belakang.
Lista hanya menganggukan kepalanya.
Suara Adzan Magrib membangunkan mereka,semua terburu-buru untuk sholat berjamaah.
Opa syarif malah sudah pergi kemasjid terdekat ditemani Richi,mereka akan kembali kerumah setelah sholat isya' sekalian.
"Yang,aku pinjam kantormu sebentar ya,ada yang harus kuurus!"Nanti panggil aku waktunya makan malam!"pinta Didi.
Didi masuk kedalam kantor Lista dan kembali menghubungi Alif.Alif sudah menyiapkan berkas-berkas yang yang Didi minta.
Diruang kembali berkumpul oma Haya,Eri dan mamanya papi Didi.
Mereka bercanda sesekali terdengar suara gelak tawa.
Tidak kalah juga didapur mami,mbak Lia dan Mbok Yum terus bercanda bahkan mbak Lia senang menggoda mami dengan gaya yang ceplas ceplos.
"Mami mah enak sekarang tidur ada yang menemani!"goda mbak Lia.
"Hush jaga mulutmu iku!"timpa mbok Yum.
"Udah gak papa,mbok.!"mami tersenyum.
Lista menyiapkan piring dimeja makan,sebentar lagi Adzan Isya'berkumandang sudah waktunya mempersiapkan sholat fardu Isya'.
Lista berjalan menuju kantornya dimana Didi ada disana.
"Yang,sudah selesai?"tanya Lista.
"Sudah!"beranjak dari tempatnya berjalan mendekati Lista dan memberikan berkas kepadanya.
"Apa ini?"tanya Lista.
"Buka aja!"seru Didi.
Lista membuka berkas yang baru diberikan dan tertegun dengan isi yang ada didalamnya,dia malah buru menutup dan meletakkan dibrankas miliknya.
"Kok gak dibaca semua?"tanya Didi penasaran.
"Gak mau,aku takut lihat isinya!"jawab Lista menarik tangan suaminya.
Didi tersenyum puas dengan melihat ekspresi istrinya,itu tandanya dia menerima apa yang tertulis didalam berkasnya.
Malam ini ditutup dengan makan malam bersama dan berkumpul sebentar setelahnya.
Lista sibuk dengan para mbak didapur,sementara Didi mengajak Richi dan Eri nonton film kesukaanya,saat ini adalah waktunya menghabiskan waktu bersama anak-anak.
"Papi lama cutinya?Tanya Richi.
"Lusa papi mulai kekantor!"jawab Didi.
"Main bandnya?"tanya Richi lagi.
"Sekitar sebulan,kenapa?"Didi balik nanya.
Seketika hening tanpa ada suara apapun,film yqng ditonton selesai dengan ending yqng menggantung.
"Apaan ini!"kata Eri kecewa dengan film yang ditontonnya.
"Sudah malam yuk esok kalian sekolah!"ujar Didi.
Semua beranjak membereskan barang yang berserakan dimeja,mematikan semua saluran dan memastikan pintu sudah benar-benar terkunci.
"Malam pi!"Eri dan Richi bersamaan.
"Malam sayang!"kata Didi.
Mereka menuju kamar masing untuk istirahat melepaskan kepenatan sepanjang hari ini.Bagi Didi ini adalah hari yang bersejarah dalam hidupnya.
********
Mohon dukungan untuk karyaku.