Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Dave
Meski lelah melanda, perjalanan hari itu membawa kegembiraan yang tiada tara bagi Veronica. Kembali ke resort tempat ia menginap, ia melangkah ringan keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel dengan wajah yang berseri-seri. Dengan langkah santai, ia menaiki lift menuju ke kamar yang telah menanti. Di depan pintu kamar, ia segera membuka kunci dan mendorong pintu. Tubuhnya yang letih tak bisa menahan diri lagi dan jatuh lemas ke atas ranjang yang empuk. Tak disadarinya, ada bayang-bayang yang mengikuti setiap geraknya sejak dari belakang dan seseorang itu bersembunyi, menahan pintu agar tidak tertutup sempurna.
Saat Veronica dengan lirih membebaskan diri dari setiap jahitan pakaian, tiba-tiba matanya menangkap sosok yang mencolok dari cermin di seberang. "Aaaaaaa!!!!!!" Teriaknya melengking tinggi, tangan instingtifnya menutupi dada. Di sana, tidak jauh dari tempatnya terhuyung, seorang pria berdiri terpaku, mata membelalak tak percaya, menyaksikan pesona tubuh molek milik Veronica yang tak tertutup kain. Tubuh Veronica membeku, napas tersengal, dan ketakutan mendadak melumpuhkan segala indera.
“Dengan sengaja membuka baju untuk menggoda?" kata Dave itu dengan suara rendah, sambil mendekatkan wajahnya ke Veronica.
^PLAK PLAK!!!^ Dua tamparan keras mendarat sempurna di pipi pria tersebut.
"Dengar baik-baik!" Veronica berteriak, matanya menyala dengan kemarahan yang tak terbendung. "Memang aku pernah memintamu untuk tidur denganku, tapi itu hanya sekali seumur hidupku, sayangnya pria gila sepertimu justru jatuh cinta padaku dan tak henti-hentinya mengganggu hidupku."
"Cinta? Mana mungkin seorang laki-laki jatuh cinta pada wanita yang dengan mudah menyerahkan tubuhnya pada orang yang tidak dikenal!" balas Dave dengan nada sinis, seakan-akan menusuk jantung Veronica dengan setiap kata.
Namun Veronica tidak mau menunjukkan kelemahannya. Dalam hati yang terluka, ia mengumpat Dave itu, air matanya berjuang untuk tidak jatuh, memberikan kesan bahwa walau hatinya teriris pilu, pria di depannya tidak boleh tau.
"Kalau begitu pergilah jauh jauh dari hidup gue ,dan berhentilah mengganggu! laki laki yang tak berguna.” Ucap Veronica seraya mendorong tubuh Dave yang ada di depan nya dan pergi meninggalkan Dave dan masuk ke dalam kamar mandi. Dave yang tak siap dengan posisi nya pun jatuh tersungkur, Veronica mengunci rapat rapat pintu kamar mandi nya dan memilih merendam tubuh nya di dalam bathup, tak terasa air mata nya berlinang jatuh membasahi pipi nya.
“Dan sedikit pun ia tak bisa menghargai apa yang ada pada diriku, Tuhan dia bukan hanya mengusik ku, namun juga menghina ku. Tapi benar apa yang ia katakan bukan, aku memang sehina itu, bodoh sekali jika ada pria jatuh cinta pada wanita yang dengan rela minta di tiduri.” Ucap Veronica dalam hati sambil menangis.
^tok tok tok.^ Dave terus mengetuk pintu kamar mandi nya namun Veronica memilih diam dan membungkam mulut nya agar suara isak tangis nya tak terdengar oleh Dave. Dave begitu kesal lantaran lagi lagi Veronica mendorong nya pada saat ia tak siap dengan posisi nya.
"Gue gak akan pernah pergi dari sini sebelum lo ikut gue pulang ke jakarta lo ngerti itu!!”Teriak Dave dari luar, sedang Veronica memilih diam dan terus merendam tubuh nya di dalam air. Hatinya begitu sakit mendengar semua yang Dave katakan.
***
Dave begitu lelah, ia merebahkan tubuhnya di ranjang dan menunggu Veronica selesai mandi. Matanya tak kuat menahan kantuk, dan ia pun tertidur dengan lelap memeluk guling. Pria itu, terkalahkan oleh lelah setelah perjalanan panjang, terlelap tanpa sadar di atas ranjang yang menghangatkan tubuh Veronica.
Setelah selesai mandi, Veronica buru-buru memakai pakaian yang sudah disiapkan di lemari kamar mandi karena dingin yang menusuk tulang. Dengan hati berdebar, Veronica membuka pintu kamar mandi hanya sedikit, mengintip, dan memastikan pria yang senang mengganggunya itu sedang apa, dan ternyata pria itu terlelap dalam tidur yang damai. Veronica tersenyum smirk, dengan nafas yang ditahan, ia mengambil tas dan ponselnya, merasakan setiap gerakan terasa seperti abadi. Langkah kakinya ringan, hampir tidak terdengar, ia perlahan meluncur keluar dari kamar. Namun, saat pintu kamar terbuka dengan suara ceklek yang singkat, matanya terbelalak dan dadanya seperti diremas—ia mendapati Dave terbangun, memandangnya dengan tatapan yang tajam. Veronica terpaku, dan tak kalah terkejut. Dengan cepat ia pun berlari keluar.
"Veronica!!” Ucap Dave dengan geram dan bangkit sedang Veronica buru buru lari. Dave pun mengejar Veronica yang lari. Veronica buru buru memencet tombol lift dan masuk, namun sayang saat lift sudah akan tertutup pintu kembali terbuka lebar lantaran Dave dengan cepat memasukan kaki nya untuk menahan. Veronica dengan nafas terengah memandang penuh kebencian ke arah Dave yang masuk ke dalam lift dan Veronica pun buru buru hendak pergi keluar, namun tangan Dave segera mencekram pergelangan nya dan mengungkung tubuh nya.
"Berhenti ganggu hidup gue bangsat!!” Teriak Veronica dengan geram.
"Gue benci wanita yang jelas jelas merayu gue, tapi sok mengabaikan sosok gue ketika gue ada di depan nya.” Balas Dave sambil menatap tajam dan mendekat kan wajah nya, membuat Veronica memalingkan wajah nya ke samping. Lift yang membawa mereka sampai di bawah, Dave pun memencet tombol dan membawa mereka kembali naik ke atas. Sesampai nya di atas Dave merebut kartu akses yang ada di tangan Veronica sedang Veronica yang sudah muak hanya diam sambil menatap jengah ke arah Dave, Dave menarik tangan Veronica keluar lift saat pintu lift telah terbuka dan kembali membawa Veronica masuk ke dalam kamar, Veronica berusaha berontak dan hendak lari namun Dave yang sudah dikuasai emosi segera mencekram keras keras tangan Veronica dan membawa Veronica masuk, Veronica sendiri menahan tubuh nya saat Dave menarik paksa diri nya, membuat pergelangan tangan nya begitu sakit, Dave yang kesal membopong tubuh Veronica.
"Aaa lepas bodoh!!! Lepasin gue!!!” Teriak Veronica sambil terus berontak. Dave tak perduli ia membanting tubuh Veronica ke ranjang membuat Veronica ketakutan, Veronica beringsut menghindari Dave, Dave tersenyum smirk kemudian melempar tubuh nya di samping Veronica yang ketakutan.
"Lo bisa pilih, diam di samping gue, atau melarikan diri kemudian gue bikin lo masuk rumah sakit lagi.” Ancam Dave.
"Heh apakah hanya dua saja pilihan nya, padahal gue lebih suka mati daripada hidup tersiksa di bayang bayangi laki laki mesum seperti lo ngerti!!!”
"Gue mesum??? Lo kebalik Veronica, lo yang mesum lantaran minta dan maksa gue malam itu, bukan gue yang mesum lantaran maksa lo malam itu.”
"Berhenti bahas hal paling bodoh yang pernah gue lakuin.”
"Gue akan berhenti ketika lo mau ikuti semua perintah gue.”
"Mimpi!!!” Teriak Veronica seraya bangkit namun dengan cepat Tangan Dave menarik nya, hingga Veronica kembali jatuh dan wajah nya tepat berada di atas wajah Dave, membuat mata kedua nya saling pandang, dada kedua nya tiba tiba terasa berdegup lebih kencang serta sesuatu rasa yang aneh muncul di antara kedua nya, Veronica segera mendorong diri nya dan berbaring di samping Dave dengan rasa tak menentu. Sedang Dave merasakan sesuatu yang aneh dan sulit di jelas kan, wajah Veronica terlihat begitu cantik dan mampu menggetarkan hati Dave, membuat Dave menjadi salah tingkah.
"Tidurlah, dan jangan coba-coba pergi, atau gue akan bertindak lebih kasar dari ini," desisnya pada Veronica. Veronica hanya berdiam diri, membelakangi pria itu dan pura-pura menutup matanya, namun jantungnya berdegup keras, layaknya seseorang yang tengah jatuh hati. Sementara itu, Dave tersebut terpaku memandangi punggung Veronica, bertanya-tanya dalam hati, apa yang sebenarnya dia rasakan. Ia telah terbiasa bersama wanita lain, namun keberadaan Veronica membawanya ke dalam perasaan yang tidak hanya asing tetapi juga mendalam dan membingungkan. Hati pria itu berdebar, mencoba menggali kebenaran di balik kata-kata Veronica, apakah benar ia telah jatuh hati pada wanita yang kini ada di hadapannya.