NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:17.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 24 — Serigala Petir

Mata emas Jian Chen memang sangat memikat, jika seseorang memandang matanya lebih lama maka mereka seperti melihat ada ribuan bintang berkelap-kelip di kedalaman mata Jia Chen. Seolah alam semesta dan untaian serbuk bintang ada didalam matanya.

Tidak heran Niu Meily terpesona dan bahkan tak berkedip memandang matanya. Seolah mata Jian Chen membius siapapun yang melihatnya untuk terus menatap dirinya.

Suasana menjadi canggung, gadis cantik itu berdeham pelan untuk mencairkan suasana. “Ehem! Sepertinya kabutnya mulai menipis. Apakah anda mau pulang sekarang?”

Jian Chen mengamati langit sebentar sebelum mengangguk pelan pada Meily.

Keduanya baru berjalan beberapa langkah dengan Meily yang berada didepan saat tiba-tiba Jian Chen merasakan sesuatu yang bahaya mengintainya, tidak butuh waktu lama untuk menyadarinya, dari semak-semak sudah ada serigala mengeram dan hendak menerkam Meily.

“Menunduk!” Jian Chen berseru.

Meski tidak paham gadis itu segera mununduk ketika Jian Chen menyuruhnya secara tiba-tiba.

Serigala yang sudah melompat tidak menduga bahwa mangsanya bakal bereaksi jadi dia mengenai udara kosong.

Jian Chen tidak berdiam diri, ia memberikan tendangan pada serigala itu saat masih diudara, membuatnya terbanting cukup jauh.

Meily yang sudah siaga kini melihat jelas apa yang menyerangnya dan matanya melebar karena mengetahuinya.

“Serigala petir!? Kenapa dia ada disini?” Meily mengenali serigala itu.

“Kemungkinan dia hendak minum di air terjun dan secara kebetulan menemukan kita.”

Meily menarik pedang yang disarung dipinggangnya, ia hendak maju dan menyerang serigala itu tetapi langkah terhenti saat tangan Jian Chen menghadangnya.

Niu Meily tidak mengerti alasan itu namun seketika alasannya terjawab, dari semak-semak muncul 3 serigala lainnya yang usianya sekitar 10 tahunan.

Meily yakin masih bisa melawan serigala itu namun tangan Jian Chen masih tidak turun.

“Lihatlah sekeliling…”

“Sekeliling?”

Meily menatap Jian Chen dengan tanda tanya kemudian pandanganya beralih ke area air terjun. Meily menarik nafas dingin, ia menemukan banyak serigala-serigala yang datang dan ternyata dari awal dirinya sudah dikepung oleh serigala-serigala itu.

Sekitar ada 15 siluman serigala yang mengepungnya, paling kuat diantara mereka berumur 30-an dan yang paling lemah sekitar 5 tahunan kebawah.

Walau merasa terancam, gadis itu masih bisa memposisikan dirinya. Meily mengubah posisi saling memunggungi dengan Jian Chen, pedang yang dipedangnya sudah dialiri tenaga dalam.

Jian Chen juga tak kalah sama untuk mengeluarkan pedangnya, berbeda dengan Meily Jian Chen masih terlihat tetap tenang.

“Biar aku yang mengurus 10 serigala, sisanya tinggal tahan sebentar dan aku juga akan menghabisi semuanya…” Ujar Meily.

Jian Chen mengerutkan alis, sepertinya gadis itu terlalu meremehkan kekuatannya.

Merasa bakal terjadi pertarungan, Meily mencoba menyerang terlebih dahulu. Dia menghirup nafas yang dalam lalu mengeluarkannya perlahan, seketika timbul uap dari dua tepi bibirnya.

Jian Chen menyadari bahwa gadis itu akan menggunakan teknik pedang pernafasan.

“Teknik Pedang Bulan Separuh ~ Dentingan Kegelapan Malam!”

Niu Meily bergerak cepat pada salah satu serigala yang diposisi paling depan, belum sempat serigala itu berkedip, tubuh Meily sudah berada dibelakangnya sedangkan kepala serigala itu sudah lepas dari tempatnya.

Serigala-serigala yang disekitarnya baru menyadari rekannya telah mati dan mangsanya tiba-tiba sudah ditengah-tengah mereka. Mata serigala itu memerah penuh kebencian, mereka langsung menerkam Meily secara bersamaan namun waktunya sudah terlambat.

Bibir Meily sudah memunculkan uap kembali, dia hendak menggunakan teknik pedang lainnya.

“Teknik Pedang Bulan Sabit ~ Kegelapan Musim Semi!”

Meily mengalirkan tenaga dalam yang banyak pada pedangnya, ia mengayunkan pedangnya dengan pola memutar berulang-ulang.

Putaran yang kencang kencang menimbulkan pisau angin yang tajam ke berbagai arah, serigala yang menerjang dari berbagai sisi seketika mati dengan anggota badannya yang sudah terpotong.

Pisau angin yang dikeluarkan Meily memang tajam sehingga bisa membelah serigala itu seperti tahu. Sekitar ada 5 serigala yang telah dibunuh Meily dalam waktu singkat.

Niu Meily jatuh berlutut dengan pedang yang menopang tubuhnya, ia memang selamat dari kepungan serigala itu namun nafasnya langsung memburu, tenaga dalamnya telah terkuras banyak sehingga kepalanya jadi sedikit pusing.

Meily kemudian melihat Jian Chen, matanya terbuka lebar saat menyadari Jian Chen telah membunuh serigala itu lebih banyak darinya belum lagi dia terlihat tidak kelelahan.

“Kau tidak apa-apa?” Jian Chen menghampiri Meily dan mengulurkan tangannya.

Meily mengangguk, menyambut uluran tangan Jian Chen untuk berdiri. Ia melihat sekilas serigala yang dibunuh Jian Chen sekitar ada 10 serigala. Meily merasa malu dengan kalimat sebelumnya yang ingin membunuh semua serigala itu, karena berpikir bahwa pemuda didepannya memiliki kultivasi dibawahnya mengingat ia terlihat lebih muda darinya.

Disisi lain Jian Chen juga sebenarnya sedang terkejut dengan Meily terutama saat menggunakan pedangnya. Meily ternyata sudah menguasai beberapa teknik dari Teknik Pedang Rembulan.

‘Tidak heran dia disebut jenius muda di Akademi, bisa menguasai ilmu-ilmu tersebut dalam usia 15 tahun…” Jian Chen berdecak kagum didalam hatinya.

Jian Chen kemudian mendekati jasad-jasad serigala itu lalu mengambil permata silumannya, ini adalah hal yang ia tuju dan kebetulan ternyata permata ini yang mendekatinya.

Melihat Jian Chen terlihat begitu antusias, Meily memberikan permata siluman serigala yang sebelumnya diambil lalu melemparkan pada Jian Chen.

“Aku tidak terlalu membutuhkannya, anda bisa ambil semuanya…”

Jian Chen terdiam sebentar sebelum mengucapkan terimakasih. “Terimakasih, Nona.”

“Namaku Niu Meily, mungkin anda sudah tahu asalku karena pemainan pedangku tadi.”

Jian Chen mengangguk, pemainan pedang Klan Niu memang mempunyai ciri khas sendiri dari teknik pedang lainnya.

“Bisakah aku mengetahui nama anda, mungkin kita bisa bertemu lagi selanjutnya.”

“Oh, maap, namaku Jian…” Kata-kata Jian Chen terhenti saat tiba-tiba instingnya memperingatkan bahaya yang mendekat dengan kecepatan yang tak wajar. Tanpa basa-basi Jian Chen memegang tangan Meily.

Splash!

Jian Chen menghilang sepersekian detik sebelum berpindah tempat dan muncul didekat air terjun. Tempat berdiri sebelumnya tiba-tiba dihujani halilintar yang kuat hingga tanah yang dibawah menjadi hitam.

Meily menjadi histeris, kekuatan petir itu begitu hebat, jika saja terlambat menghindar mungkin ia akan kehilangan nyawanya.

Tidak berangsur lama petir itu menyambar, sesosok serigala muncul di kedalaman hutan. Berbeda dengan serigala sebelumnya, serigala ini memiliki ukuran jauh lebih besar dan kuat.

Yang paling mencolok dari serigala itu terdapat pada bulunya yang memiliki kumparan petir disekeliling tubuhnya. Serigala itu mengeram marah pada Jian Chen ataupun Meily karena telah membunuh kawanannya.

“Sepertinya dia pemimpin dari serigala-serigala tadi, usianya mungkin sekitar 300 tahun…” Jian Chen menggenggam pedangnya lebih erat.

“Ti-tiga ratus tahun.” Meily terbata-bata, siluman serigala ini adalah hal yang mustahil di lawannya. Jangankan untuk membunuhnya, melarikan diri saja mungkin tidak bisa.

1
Abak Qirani
skipp dulu lawan perampok
Bagus Prakoso
thor harus bersimbah darah
abu fadhilah
Perjalanan Jian Chen masih sangat panjang, menghadapi serangan Kekasiaran Feniks, mengungkap jati dirinya, menemukan kedua Orang Tuanya, membantu Lily utk bebas dari belenggu Kristal Hijau yg ada dalam Dantian Jian Chen, & masih banyak lagi hal² yg belum terungkap, termasuk jati diri wanita yg menuntut utk dinikahi Jian Chen karna menganggap Jian Chen telah mengintipnya sa'at ia sedang mandi di Danau Air Suci.

Ditunggu Seson 2 nya Thor.
TETAP SEMANGAT & SUKSES SELALU.
abu fadhilah
Apa aku salah baca ya?! di Chapter yg lalu klo tdk salah, MC sudah di ranah Cahaya Emas karna simpul tenaga dalam yg dimiliki MC sudah mencapai 400 lingkaran lebih (waktu berlatih di dalam hutan sa'at mengikuti kompetisi) sedangkan utk tingkat Cahaya Besi & Baja dibawah 200 simpul lingkaran tenaga dalam.
abu fadhilah
Sedikit menarik, dalam Novel ini yg di-isi bukan Dantian (pusat penyimpanan energi, QI, CI atau Tenaga Dalam), tapi yg di-isi Meridian (yg notabene adalah semacam saluran utk menyalurkan Energi ke titik yg di-inginkan).
Pujianto Ajha
Luar biasa
Dadang Eliz
bgtlah seharusx panggilan itu.. bukan saudara ini saudara itu
Dadang Eliz
kultivasinya ditahap apa ya..
Dadang Eliz
ih.. membunuh tampa bulu.. emang kl membunuh pake bulu kayak apa ya..?
Dadang Eliz
gelang pusakax gak diambil jg kah..?
Dadang Eliz
ambil mayatx.. gunakan kulit sebagai bahan armor atau artefak lain.. bahan yg bahkan pedang asura sulit menembusx kan bagus bgt buat artefak atau pusaka
Dadang Eliz
emang mall atau super market.. ada-ada za
Dadang Eliz
lha kan ada pedang2 yg lain.. mengapa harus gak pake padang
Dadang Eliz
semangat thor.. smg sehat sll..
Dadang Eliz
tp setidakx.. prajurit itu bisa berguna untuk menertipkan suasana..masak iya satu org menangani semua itu..
Dadang Eliz
pakai za element es.. buat semua org beku seketika..
Dadang Eliz
ya bgt lah kl MC bego.. buang tenaga menghadapi kroco2.. cb fokus membabat pentolanx.. kan lebih santai jadix..
Dadang Eliz
knp bukan yg alam raja dl bunuh.. kan kl dah takut.. jd lebih mudah menghadapi..
Dadang Eliz
mulai dr kutivasi masih rendah sampe dah alam dewa.. masih za bgt cara bertarungx..
Dadang Eliz
knp tidak bunuh para pimpinanx za.. tampa pimpinan pasukan besar itu hanya kulut tampa tylang dan daging.. ngapain menyerang semuax..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!