NovelToon NovelToon
Lima Benih CEO Mandul

Lima Benih CEO Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Kembar / Cerai
Popularitas:129.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: sayonk

(Warning !! Mohon jangan baca loncat-loncat soalnya berpengaruh sama retensi)

Livia Dwicakra menelan pil pahit dalam kehidupannya. Anak yang di kandungnya tidak di akui oleh suaminya dengan mudahnya suaminya menceraikannya dan menikah dengan kekasihnya.

"Ini anak mu Kennet."

"Wanita murahan beraninya kau berbohong pada ku." Kennte mencengkram kedua pipi Livia dengan kasar. Kennet melemparkan sebuah kertas yang menyatakan Kennet pria mandul. "Aku akan menceraikan mu dan menikahi Kalisa."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 18

Erland melambaikan tangannya dan tertawa lepas. "Kau ada-ada saja." Dia melirik Anita.

Anita pun ikut tertawa. Tidak mungkin Kennet sudah menyadarinya. "Kau ini, bukankah kau tidak bisa memilikinya. Memangnya ada wanita mana lagi yang kamu ..."

"Apa kau pikir aku pria murahan?" tanya Kennet. "Aku sudah menemukannya. Wajahnya mirip dengan ku. Kalian sangat mengenalinya." Tutur Kennet.

Anita shok dengan ucapan Kennet. Ia pikir Kennet sudah mengetahuinya. "Siapa yang kau maksud?"

Kennet menatap Anita dan Erland. "Livia."

Anita menganga, Erland langsung memalingkan wajahnya. Sepasang suami istri itu sudah menebak siapa yang di maksud oleh Kennet.

"Ma-maksud mu Livia? Livia ... Tidak mungkin kau pasti mengarang. Bukannya kau mengatakan Livia sudah memiliki kekasih dan dia sudah memiliki anak. Bagaimana kau bisa yakin?" tanya Erland.

"Anak itu mirip sekali dengan ku Erland." Kennet sangat yakin.

"Hah, kau tidak bisa membuktikannya hanya mirip Kennet." Anita sangat takut mengiyakannya. Takut jika suatu saat nanti Kennet akan merampasnya.

"Kedatangan ku kesini kalian membantu ku bukan untuk menolak keinginan ku." Tegasnya dengan suara dingin. "Kalau kalian tidak bisa membantu tidak masalah. Aku hanya kalian mengambil rambutnya untuk test DNA sebagai bukti."

Erland dan Anita terdiam. Mereka takut untuk menolak dan takut untuk mengiyakan. 

“Seharusnya kalian senang, tapi kalian tidak senang. Apa kalian sudah tau bahwa Livia melahirkan anak ku?” Tanya Kennet menatap curiga. Seharusnya sebagai teman mereka mau membantunya tanpa ada perdebatan.

Erland memantapkan hatinya. “Baiklah Kennet, kami akan membantu mu dan jika anak-anak mu tidak mau dengan mu. Itu bukan urusan kami karena kamu pernah bermasalah dengan mereka.”

Anita mendekik tajam. Bagaimana jika ketahuan Livia. Ia sebagai seorang wanita kecewa pada Kennet tapi suaminya malah mendukung Kennet. 

Kennet tersenyum, dia pun berdiri. “Baiklah, aku pergi dulu.” 

Anita mencubit lengan Erland.  “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mau saja? Bagaimana kalau Livia tau dan kita membuatnya kecewa? Kita sudah berjanji Erland.” 

“Tidak perlu khawatir, biarkan Kennet tau. Aku ingin tau seberapa besar dia akan memperjuangkan mereka.”

“Bagaimana kalau dia mengambil mereka dari Livia? Kau tidak memikirkannya Erland.” Anita sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada Livia. 

Sementara itu, Kennet kembali menuju ke rumah Livia. Dia ingin tau apa saja yang di lakukan oleh wanita itu. Sedangkan Livia, dia menggendong Damian karena tiba-tiba tubuhnya terasa panas. Dia melangkah lebar menuju ke mobilnya. Membaringkan Damian di kursi belakang.

Sebelum pergi Livia berpesan pada ke empat anaknya. "Sayang tunggu di sini, jika ada orang yang mengetuk pintu kalian jangan keluar dan kunci dari dalam."

Livia masuk ke dalam mobilnya. Kepalanya terasa pusing, sebenarnya ia juga tidak enak badan namun ia hanya sendiri. Mau meminta bantuan pada Alan ia sungkan karena Alan baru saja sembuh.

Sejenak Livia memejamkan kedua matanya. Ia kemudian melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.

Ke empat kembaran itu menatap mobil ibunya yang melaju. Caesar merasa gelisah, ia berharap adiknya baik-baik saja.

Kennet merasa gelisah, entah ia harus mengikuti Livia atau ia harus memantau anak-anaknya karena tidak ada pria dewasa atau orang dewasa yang menemani anak-anaknya itu.

Kennet keluar, ia ingin tau apa saja yang anaknya lakukan walaupun ia harus mengendap-ngendap seperti maling. Dia membuka kunci gerbang rumah Livia. Bernad pun ikut turun, dia mengikuti bosnya itu.

Kennet mencari celah melihat anak-anak mereka. Dia melihat ke empat anak-anak itu berada di ruang keluarga di balik gorden putih yang menerawang. Caesar mengelus kepala Khanza. Sedangkan kedua anak laki-laki itu duduk menunduk.

"Adik-adik sebaiknya kalian tidur di kamar. Biar kakak yang berjaga." Ia tidak mau adik-adiknya begadang.

"Mau kemana mereka?" tanya Kennet melihat anak-anaknya masuk.

"Sepertinya mau ke kamar Tuan." Sahut Bernad.

Kennet tak bisa menahan keinginannya untuk menemui anak-anaknya. Ia kasihan pada mereka yang sendirian tanpa orang dewasa. "Ini sudah malam. Hubungi Anita katakan padanya bahwa dia harus ke rumah Livia saat ini juga."

"Baik Tuan." Bernad mengangguk. Dia merogoh ponselnya dan menghubungi Anita.

Kennet selalu melihat ke dalam rumah. Di lihat dari ruangan yang rapi itu terlihat sempit. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana mereka hidup? Bagaimana Livia mengurus mereka sendiri? Dia sudah terjebak ke dalam kebencian. Teryata hari dimana Livia meninggalkan alat itu, sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa dia hamil anaknya tapi ia tidak mempercayainya. "Dokter gendut itu, aku akan membuat perhitungan dengannya. Beraninya dia mengatakan aku mandul dan mengatakan bahwa aku tidak bisa memiliki anak. Aku akan membuatnya membayar berkali-kali lipat." Setelah ia memastikan keamanan anak-anaknya. Ia akan membuatnya membayar semuanya.

Livia menghela napas, akhirnya putranya itu harus rawat inap di rumah sakit sementara anak-anaknya yang lain masih berada di rumahnya. Ia terpaksa harus menghubungi Alan namun Alan tidak mengangkat panggilannya. Entah siapa lagi yang harus ia hubungi.

...

Anita dan Erland bergegas ke rumah Livia saat Anita mendapatkan kabar bahwa anak-anak Livia tinggal sendirian. Bernad menjelaskan pada Anita yang awalnya marah dan kesal karena mengganggu waktu bercintanya. Setelah mereka menempuh beberapa menit, akhirnya mereka sampai.

"Tuan Erland, Nyonya Anita." Sapa Bernad.

"Dimana cecunguk itu? Maksud ku dimana Kennet?" tanya Erland. Dia bahkan menggunakan piyamanya. Mereka belum sempat ganti baju karena Kennet memberikan waktu pada mereka.

"Itu Kennet."

Kennet menghampiri Anita dan Erland. "Anita kau masuklah, mereka sendirian. Livia meninggalkan mereka. Aku yakin mereka sedang ketakutan." Tidak bisa di pungkiri bahwa mereka takut tanpa ada orang dewasa yang menemani mereka.

"Kemana? Apa Livia belum pulang?"

"Sepertinya anak nyonya Livia di rawat di rumah sakit." Bernad menyahuti karena sudah lama Livia tidak pulang.

"Sepertinya begitu. Cepat Anita kau harus kesana!" titah Kennet. "Kau menunggu apa lagi?"

Anita ingin sangat kesal dan geram, ingin sekali ia menggetuk dahi Kennet. "Dengar Kennet, kalau aku kesana tanpa menghubungi Livia kau mau semua orang curiga. Livia pasti akan membawa kabur anak-anak mu kalau dia mencurigai kita."

"Hubungi Livia katakan padanya kalau membawa mereka untuk anak-anak. Oh mereka suka bakso, belikan sana."

"Kau menyuruh ku?" tunjuk Anita. Bukankah ini kepentingan Kennet, kenapa ia harus repot?

Kennet menoleh pada Bernad. "Kau beli bakso 10 bungkus. Cepat Bernad!" Bentaknya.

"Tapi dimana Tuan?" baru kali ini ia membeli makanan aneh.

"Sebaiknya kau yang membelinya, biar kami yang berjaga di sini. Anita kita masuk mobil sebelum ketahuan mereka dan di curigai." Erland memutari mobilnya dan masuk ke dalam. Begitu pun Anita dia juga ikut masuk ke dalam mobil.

Kennet dan Bernad mencari tukang bakso untuk di bawa oleh Anita sebagai alasan. Kennet melihat sekeliling jalan. Dia khawatir pada anak-anaknya yang menangis ketakutan. "Bodoh! Kenapa tidak ada tukang bakso?" gerutu Kennet.

1
Okto Mulya D.
kalau. ibunya Kenneth ada malah terbongkar keburukan mu Kalisa.
yuni ati
Lumayan
yuni ati
Biasa
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
The🐱🐾🦊Symphony🐬
mama nya sama istrinya sama-sama gila
The🐱🐾🦊Symphony🐬
👍👍👍
The🐱🐾🦊Symphony🐬
bagus pertahankan Caesar
The🐱🐾🦊Symphony🐬
👍👍👍
The🐱🐾🦊Symphony🐬
kasihan belum apa-apa udh gak di akuin sama anak sendiri
Aldiza azahra
q rsa knet balan mrah besar..sukur2 dia g ngakuin ibuy lg...
The🐱🐾🦊Symphony🐬
kata nya benci tapi lihat mantan istri dgn pria lain greget sendiri, ego nya setinggi langit sih
The🐱🐾🦊Symphony🐬
👍👍👍👍
The🐱🐾🦊Symphony🐬
👍👍👍
The🐱🐾🦊Symphony🐬
itu mg makanan terbaik Kenneth, kemana-mana kalo ada tukang bakso pasti di beli
The🐱🐾🦊Symphony🐬
bagus Caesar
The🐱🐾🦊Symphony🐬
he sampai Alan pun tak selamat
The🐱🐾🦊Symphony🐬
👍👍👍👍
The🐱🐾🦊Symphony🐬
gak sabar si Kenneth kena batunya
The🐱🐾🦊Symphony🐬
ya ampun menjadi kaya juga jadi bisa seenaknya ya Kenneth, bikin geram ini orang
The🐱🐾🦊Symphony🐬
aku suka karya kakak, cocok buat ngisi waktu luang, semangat terus untuk berkarya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!