Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
....
Aluna membenarkan pakaiannya serta riasannya, sebentar lagi ia akan masuk ke persidangan dan mengakhiri semuanya
kali ini ia di dampingi lili dan lita, sedangkan kia akan duduk bersama rain nanti, tak lama Aluna memasuki ruang persidangan
Aluna sengaja mengunci netranya agar tak sampai menatap rain yang duduk entah bersama siapa dan dalam posisi apa
"baiklah sidang kita mulai"
"yang mulai berdasarkan pengakuan korban dan saksi, terdakwa sengaja menganiaya di karena sakit hati dengan korban, korban sempat menghina nya karena seorang petugas dan mabuk, namun kekerasan yang di lakukan sangat berlebihan dan parahnya, tersangka menyembunyikan semua bukti bahkan mengancam saksi ke dua"
"itu tidak benar!! seorang petugas terhormat seperti ku tidak akan melakukan itu!!" teriak nya
"diam" dingin Aluna
"kenapa?! saya harus membela diri saya!!!"
"diamlah"
"yang mulia saya ti-"
BRAK
"AKU BILANG DIAM! AKU BELUM MENYURUH MU BERBICARA!!!!"
"BERANINYA KAMU MEMBENTAK KU! KAMU HANYA HAKIM MUDA!! MAU MATI KAMU?!"
"YA!! PUAS?! DIAMLAH!!!"
semuanya terdiam melihat amarah yang terbesit di mata Aluna, kekecewaan dan patah hati akhirnya bisa Aluna luapkan pada tersangka yang menurutnya rewel
"silahkan"
"menurut keterangan kami, ini sebuah kesalahan pahaman, makanya beliau menyembunyikan buktinya"
"kalau tidak salah kenapa takut, hah?" sinis Aluna
"i-itu karena ak-"
"playing victim" sinis Aluna
"yang mulia"
Aluna menatap sio kemudian mempersilahkan sio berbicara
"ini tidak adil! tadi pihak ku di bentak!!" teriak tersangka
"heii! kamu saja tidak adil! melakukan kekerasan tapi tidak mau di sanksi? ck kocak kocak" sinis Aluna
rain menatap sosok Aluna yang menurutnya berbeda saat bekerja, gadis itu bak seorang antagonis yang mendapatkan peran utama sebagai protagonis nya
"aku akan membalas mu!!" teriak tersangka
"berisik!! DIAMLAH" bentak Aluna
"silahkan sio"
"di-dia menendang kepala Raisa kemudian menyeretnya untuk di buang, tapi melihat kak rain ada di sana dia langsung kabur setelah menganiaya raisa, bukan hanya menendang, dia juga memukul bahkan memaki"
"ck ck pantas saja Tuhan mengirim malaikat sebaik Dokter Rain ke kehidupan mu nona" kekeh Aluna membuat rain sedikit tersinggung
"baiklah.... semuanya sudah jelas?! meskipun kamu seorang petugas kepolisian tapi kamu juga manusia bukan malaikat, maka anda di jatuhi hukuman 50 tahun penjara!"
tuk tuk tuk
"TIDAK!! LEPASKAN AKU!!"
"ck, drama" sinis Aluna
Aluna berjalan ke bawah untuk membawa sio bersamanya, namun saat berada di dekat rain ia langsung berpura-pura tak melihat nya
grep
"kak Aluna makasih" lembut raisa
"pantas kak rain menyukai mu, kamu lembut tak seperti ku"
aluna menoleh ke arah tersangka yang memberontak, ia melihat pria itu menodongkan pistol ke arah Raisa
Dor
suasana seketika hening saat peluru itu melesat, rain yang melihat itu memeluk tubuh raisa namun Aluna juga melindungi raisa
"ALUNA!!!"
"KAKAK!!!"
"a-lu-na?" kaget rain
grep
"hei!!!" panik rain
"Aluna! tetap tatap aku! jangan pejamkan matamu!!" panik rain membuka jasnya dan menutup luka Aluna
rain menggendong Aluna ala bridal style keluar dari persidangan, melihat adik nya terluka, rio, lio dan Tio di buat murka kemudian segera masuk menangani tersangka tersebut
rain terus menahan tubuh Aluna, ia membiarkan darah yang bercucuran itu mengenai kemejanya
"raisa secantik itu, dia lembut" kekeh Aluna
"apa maksud mu?" tanya rain
"kak.... kalian cocok, dia seperti nya menaruh harapan hidup nya padamu"
"ha-rapan?" kaget rain
"iya, seandainya aku tak selamat ak-"
cup
Aluna terkejut saat rain mendiamkannya dengan cara melumat bibirnya, Aluna bisa melihat buliran bening mengalir deras dari sudut mata rain.
"jangan tinggal kan aku" gumam rain
flashback on
setelah mengantar Aluna ke apartement nya rio segera menemui rain yang sedang menamai raisa
"hei!! waahh romantisnya"
"maksud lu?"
"ya kalian so sweet"
"ck"
"lu suka sama raisa?" tanya rio
"iya"
"terus adek gue?" tanya roi
"gue nggak suka kepribadian Aluna sejak dulu"
"serius? terus dulu ngapain lu ikut ngantar Aluna ke bandara? bahkan lu nunggu Aluna pergi?" tanya rio mengintimidasi
"hanya manusiawi karena gue sering menyakiti hati dia"
"bahkan sekarang bro" ujar rio mulai kesal
"itu salah nya, ngapain dia suka sama gue"
"rain!!!"
"apa sih?! hah?! lu mau maksa gue suka sama Aluna?! nggak akan bisa"
rain meninggalkan roi dan membawa raisa untuk kembali ke ruangannya, setelah mengantar raisa rain memilih untuk duduk di kursi tunggu pasien menatap ICU yang terlihat ramai
"dokter rain!!"
"ada apa?"
"sesuatu baru saja terjadi, si pasien pertama ini mengalami kanker darah, ia baru saja meninggal namun anehnya ia tadi drop saat kekasihnya kecelakaan tak lama kami menangani kekasihnya mereka meninggal bersamaan"
rain terdiam, seakan ia tau kejadian itu, seakan ingat posisi itu, rain berdiri dan menuju ke ICU di mana keduanya sudah mulai kaku
rain mendekat, ia menatap lekat keduanya, tapi di matanya itu adalah dirinya dan Aluna
"a-apa?" kaget rain
brugh
rain tak mampu menahan tubuhnya yang seakan tak sanggup bertahan, rain memegang mengacak acak rambut nya dengan frustasi bahkan ia ingin berteriak dengan keras
"dokter rain!!" panik beberapa suster yang baru saja menangani mereka
rain akhirnya pingsan, sungguh sebuah insiden memalukan jika Aluna tau, seorang kekar dan kuat seperti rain pingsan hanya karena ingatan pria itu berputar-putar bak Roda
.....
bayangan dirinya bersama Aluna hingga bagaimana kejinya dirinya menyembunyikan penderitaannya selama ini hingga ia akhirnya harus merelakan Aluna, tapi ia juga akhirnya tau bahwa Aluna juga pergi di saat ia pergi
brugh
"rain!! lu nggak papa? maafin gue" lirih roi merasa bersalah
"roi.... i-ini adalah impian seorang rain yang sakit sakitan itu, i-ia akhirnya hidup bahagia bersama mama dan papanya, pa-papa gue nggak meninggal roi, pa-papa gue sehat! mama sehat! a-adik gue Gabriel juga jadi anak kandung papa gue, gu-gue sehat hahahaha gu-gue sekarang akhir nya menjadi seorang dokter, gu-gue...."
"lu kenapa sih rain?" panik roi melihat rain berderai air mata
"a-aluna mana? matahari gue mana?"
"matahari?" kaget roi
"i-iya Aluna itu matahari gue roi! seandainya bukan a-alun gue nggak akan merasakan perhatian yang besar di akhir hayat gue" lirih rain sambil menumpahkan air matanya
"gu-gue dan Aluna akhirnya bisa bersama... gu-gue udah sehat"
"aneh lu rain" sinis roi meskipun ia ikut menangis entah mengapa ia merasa bahagia namun ia juga bingung mengapa seakan ia telah merasakan tugasnya akhirnya benar-benar selesai
"a-aluna aku ingat semuanya sayang"
flashback off
"tolong.... ingatlah juga" batin rain mengecup kening Aluna yang terus menatap nya
. ....
bersambung