Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Waktu itu Rendi yang asli orang jakarta pergi berlibur kedesa Bambu lebar dikota Banjarnegara dia menginap diperumahan yang ternyata milik orang tua Cyra.
Sebelum Cyra menikah dengan Rendi. Cyra itu cantik, putih, wajahnya bulat dan pipinya tembem. Badannya sexi, apalagi dibagian tonjolan tertentu semuanya seperti sangat terawat. Itu semua menarik perhatian Rendi waktu itu.
Lebih-lebihnya lagi saat Cyra selalu bertutur sopan dan lemah lembut pada semua orang tentu semakin membuat Rendi jatuh sedalam-dalamnya.
Hingga suatu hari ia memutuskan bertekad hati melamar Cyra untuk dijadikan istri.
Betapa senang dan bahagianya saat Cyra berkata juga mencintainya dari awal bertemu.
Hingga pada akhirnya dirinya dan Cyra menikah lalu memutuskan tinggal dijakarta. Namun Rendi perhatikan semakin hari Cyra semakin kurus dan seperti bukan Cyra yang dulu. Semua yang begitu sangat menarik lawan jenis tak ada lagi.
Dan tentu Rendi sadar semua itu karena dirinya. Karena hidup dalam kesederhanaan dengan dirinya Cyra yang dulu sangat cantik kini kurus.
"Mas, kok melamun?"
"Eh, tidak kok. Mmm, sudah pukul 4 sore aku yang jemput Hasa saja ya" Rendi segera menuju motornya dan pergi menjemput Hasa disekolah.
Cyra menatap bokong motor suami yang menjauh. "Apa aku kerja saja ya, supaya aku bisa dapat gajih dan bisa merawat diri" Batin Cyra.
Malam Hari.
Rendi diwarung sendirian, karena Cyra pergi kemasjid bersama Hasa.
Terdengar suara motor berhenti didepan warung Rendi yang tengah duduk diteras warung tentu tahu siapa yang datang.
"Ren, sendirian saja? Cyra kemana?"
"Kemasjid, biasa Hasa minta ditemani mengaji. Mau makan atau mau main saja nih anaknya pak rt" Tanya Rendi setengah becanda.
Ya, dia adalah Yudi anak pak Husnan. Yang menyiksa Cyra tanpa sepengetahuan Rendi dan Pak Husnan.
"Makan sekaligus main lah Ren. Lama aku tidak ngumpul bersamamu" Sahut Yudi duduk disisi Rendi.
Yudi mengeluarkan sebungkus rok0k dan menyodorkan ke Rendi.
"Tidak ah, takut disuruh bayar" Rendi becanda.
Yudi meninju bahu Rendi. "Aku tahu jika kau tidak mampu bayar satu batang rok0k milikku ini, jadi khusus untukmu free" Yudi, Rendi tertawa kompak.
Begitu lah Yudi dan Rendi mereka ini teman dari kecil hingga sekarang sudah hampir kepala 4.
Rendi mengambil satu batang rok0k dan membakarnya. "Mau makan apa? ambil sendiri saja biar puas" Cicit Rendi mengepulkan asap keudara.
"Tidak takut dikorup?" Yudi becanda.
Rendi men-ci-bir. "Kan tidak lucu jika kau masuk berita gegara kurups1 satu ekor lele goreng diwarung, apa kata pak Husnan"
"Hahaha...! Gil4 sih, kuy lah ambilkan saja" Pinta Yudi masuk kedalam warung.
Rendi mengambilkan sesuai yang Yudi inginkan.
"Minumnya apa?" Tanya Rendi.
"Luwak white"
"Oke" Rendi membuatnya, setelah jadi menaruh dihadapan Yudi.
Rendi duduk didepan Yudi berhalang meja. "Bantu aku Yudi" Kini Rendi serius.
"Bantu apa?" Yudi sembari makan.
"Aku dan pak Husnan ada rencana untuk menuntut orang yang menyakiti Cyra waktu itu. Aku yakin kau pasti dengar kabar Cyra yang masuk rumah sakit itu kan?"
Yudi meneguk ludah. "Apa rencanamu?" Kembali melanjutkan makan.
"Pak Husnan meminta aku untuk pasang kamera dimotor Cyra"
Uhuk uhuk uhuk ! Yudi tersedak segera meneguk minumnya.
"Pelan-pelan Yudi, aku tidak minta makananmu !" Tegur Rendi becanda.
Yudi menetralisir jantungnya. "Lalu bantuan apa yang kau inginkan dariku?"
"Disaat aku tidak ada dengan Cyra aku minta kau ada untuknya, kita kan teman dari dulu jadi kau tidak keberatan kan?"
Yudi melirik Rendi sekilas. "No problem !"
"Eh, tapi kau sudah pasang kameranya belum Ren?" Yudi memastikan.
"Belum, besok kameranya baru sampai"
Yudi tersenyum. "Oh" Segera menghabiskan makan dan minumnya.
"Mas, mau sayur nangkanya 20 ribu" Celetuk orang diluar warung.
"Oh iya Pak" Rendi segera mengambilkan, membungkusnya dengan plastik bening.
"Ren, aku balik !" Seru Yudi menaruh uang dimeja dibawah gelas.
"Oke" Sahut Rendi.
"Ini Pak" Rendi menyodorkan sayur yang sudah dibungkus kantong kresek pada pembeli.
Pembeli membayarnya dengan uang pas.
"Makasih pak" Ucap Rendi.
"Sama-sama" Pembeli pun pergi.
Rendi mengemasi piring dan gelas kotor bekas Yudi, diambilnya uang biru itu, menaruhnya disaku.
🔹🔹🔹
Yudi berhenti dipinggir jalan tak jauh dari area masjid, mengambil ponsel, menghubungi seseorang.
"Assalamualaikum, pak Yudi" Suara dari seberang dengan kekehan.
"Waalaikumsalam, Mad susun rencana supaya Rendi benci pada Cyra. Aku akan beraksi malam ini, mumpung Cyra tidak bareng Rendi"
"Yudi, aku takut kita akan ketahuan, Rendi akan usut masalah ini nantinya"
"Tenang, percaya denganku kita akan aman"
"Yudi ak---"
"Aku tidak mau tahu, lakukan sekarang juga !" Yudi mematikan panggilan dengan sedikit kesal.
Tak jauh dari Yudi parkir, Cyra bersama Hasa berjalan.
"Hasa harus rajin lagi mengajinya, supaya cepat sampai juz 30"
"Tapi Hasa masih susah mengingat huruf yang titik dua dibawah Ma"
Cyra tersenyum. "Tidak papa, mulai sekarang Hasa harus lebih rajin lagi supaya cepat hafal, oke?"
"Oke Mama"
Keduanya pulang kerumah, sampainya dirumah ternyata sudah ada Usman menunggu didepan rumah nangkring diatas motor.
"Mas Usman, cari Mas Rendi ya?" Tanya Cyra.
"Iya, Rendi dirumah?"
"Diwarung Mas. Samperin kesana saja"
"Oke" Usman pergi kewarung Rendi dengan motornya.
Sampainya disana Rendi sedang duduk diteras warung dengan ponsel ditangannya. Usman berhentikan motor.
"Ren, kata Ahmad, Yudi disini dimana dia?" Tanya Usman bingung, turun dari motor.
"Sudah pergi, kenapa?"
"Kok sudah pergi, katanya suruh ngumpul disini? Gimana sih?" Usman semakin bingung.
"Coba dichat lagi"
Usman menghubungi Yudi namun nomornya tidak aktif.
Suara ramai motor semakin dekat dan berhenti disisi motor Usman. "Wiiihhh ! Usman disini duluan ternyata" Celetuk Andi.
Rendi dan Usman menatap teman-temannya. Mereka bergantian jabat tangan ala mereka, padahal sudah hampir kepala 4 tapi mereka kalau sudah berkumpul masih seperti anak remaja.
"Tinggal Yudi saja nih yang belum datang?" Tanya Wawan.
Mereka semua sudah duduk didalam warung, Rendi dan Usman beralih duduk didalam bersama mereka.
"Kalian kok tidak bilang jika ingin datang ramai-ramai?" Rendi sedikit terkejut.
Tapi senang sih, karena walaupun sudah berkeluarga mereka tetap akrab.
"Ren, kita tidak dibuatkan minum nih?" Cicit Ahmad.
"Makan sekalian Ren !" Andi mengimbuhi.
Rendi memicing. "Kalian merampok warungku?" Candanya.
"Hahaha..!" Semua tertawa.
"Yudi yang bayar saja, kan dia datang telat" Celetuk Usman merasa sedikit aneh.
"Oke" Rendi setuju. Segera meracik makanan,minuman untuk keempat teman sekaligus tetangganya.
Lima menit Yudi datang dan bergabung dengan mereka semua.
"Yudi, kau yang bayar salah sendiri telat!" Seru Usman membuat Yudi meneguk ludah.
percuma cantik dan semok kalau hatinya jahat.
emang cari istri cukup di lihat dari segi semok dan cantik doang.
nggak kan?
suer ikut kesel sama tingkah yudi sama temen temennya./Angry//Angry/
gimana kalau kalian yg ada di posisi cyra ? sudah pasti kalian juga akan di tertawakan.
aku sarankan kalian merubah sikap deh.
justru malah biar sehat.
eh tak tahunya malah dokter momo.
penasaran sama visualnya thor.
pake bilang baru hadir di antara kalian kan mereka nggak ada hubungan spesial.
ya udh pasti atasan mu keselek.
dasar asisten agam..
Rendi salting cieeeeeee
jadi pengen lihat wajahnya Rendi pas lagi malu malu meong..
hehehaha/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
cyra selau di pndng sebelah mata oleh orang orang mereka smua mandang cyra karena fisiknya.
merek jht bngt pak/Sob/
hehehe
menanti bapak.
aku aja tahu kok
hehehe