NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Atap

Rumah Tanpa Atap

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Putri asli/palsu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yiva Adilla

"Rumah Tanpa Atap" mengisahkan tentang kehidupan seorang remaja bernama Zilfi, yang tumbuh dalam keluarga yang terlihat sempurna dari luar, namun di dalamnya penuh ketidakharmonisan dan konflik yang membuatnya merasa seperti tidak memiliki tempat untuk berlindung. Setelah perceraian orang tuanya, Zilfi harus tinggal bersama ibunya, yang terjebak dalam rasa sakit emosional dan kesulitan finansial. Ayahnya yang Berselingkuh Dengan Tante nya hanya memperburuk luka batin Zilfi, membuatnya merasa tak pernah benar-benar memiliki "rumah" dalam arti sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yiva Adilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IBU,AKU,DAN RAHASIA PULANG

Malam itu terasa sunyi. Langit asrama yang gelap hanya diterangi oleh bintang-bintang yang berkelip jauh di atas sana. Di dalam kamar yang sepi, Zilfi mendengar detik jam yang terus berdetak, serasa mengiringi perasaan resah yang sulit ia jelaskan. Ini malam ketiganya sejak kembali ke asrama setelah liburan sekolah singkat.

Ketukan pelan di jendela ruangan membuat Zilfi terkejut. Ia mengerutkan dahi dan bangkit dari tempat tidur. Siapa yang mengetuk jendela pada malam hari.

Saat ia mengintip keluar, jantungnya tercekat. Di sana, berdiri sosok yang ia kenali yaitu ibunya, Ibu yang dulu membawa pulang secara mendadak saat liburan pertama. Zilfi membuka jendela dengan perlahan, angin malam masuk menembus ruangan. “ibu? Kenapa di sini?”.bisiknya pelan.

Ibunya tersenyum, namun senyum itu tampak tergesa-gesa. “Ayo, Zilfi. Kita pulang. Ibu sudah menyiapkan semuanya,” katanya dengan suara yang sama lembutnya seperti waktu Zilfi yang masih kecil, seolah kepulangannya kali ini adalah hal yang wajar.

Zilfi terdiam sejenak. Kali ini? Lagi? Tanpa sepengetahuan Ayah? Ia ingat betul bagaimana kepulangan pertama dari asrama berakhir dengan ketebalan yang diam-diam antara ibu dan ayah. Ayah tidak tahu saat itu.

“Ibu... tapi aku baru saja kembali ke asrama,” gumam Zilfi bingung. Hatinya terpecah antara keinginannya untuk bersama ibunya dan ketidaknyamanan yang muncul setiap kali kepulangan ini terasa tidak benar.

“Ayahmu tidak perlu tahu,” jawab ibunya singkat, nadanya sedikit mendesak. “Ini lebih baik. Kamu selalu bilang, di asrama kamu merasa kesepian, bukan? Di rumah, Ibu ada di sana. "

Zilfi memandang wajah ibunya yang tampak lelah namun penuh dengan kasih sayang, ada sesuatu yang ia rasakan: sepi, hampa, seperti ada bagian dari ibu yang terluka. Ia tahu bahwa ibunya menginginkannya di rumah bukan hanya karena kesepian, tetapi mungkin karena sesuatu yang lebih dalam. Namun, dibalik semua itu, zilfi tak bisa mengabaikan perasaan bersalah yang terus berlanjut.

"Ibu," Zilfi mencoba berkata lagi, kali ini suaranya lebih pelan, lebih ragu. "Kalau ayah tahu aku pulang tanpa sepengetahuannya lagi...apa yang akan terjadi? "

Ibunya terdiam beberapa saat, menghela napas panjang. "Jangan khawatir soal ayahmu. Ibu yang akan bicara dengannya. Sekarang, ayo. Kita harus segera pergi sebelum penjaga asrama melihat"

Zilfi mendapati dirinya bergerak secara otomatis, mengemas beberapa barang yang ia perlukan ke dalam tas, sementara pikirannya masih dipenuhi oleh keraguan. Dalam hatinya, ia tahu ini bukanlah keputusan yang tepat. Namun, ada bagian dari dirinya yang tak bisa menolak panggilan ibunya, yang selalu menyisakan ruang untuk cinta meskipun dalam situasi yang rumit.

Mereka berkumpul keluar dari gerbang asrama dengan hati-hati, seperti dua bayangan yang hilang dalam kegelapan malam.

Perjalanan itu hening. Zilfi ingin bertanya, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah, tapi setiap kali ia membuka mulut, kata-kata itu hilang begitu saja. Mungkin dia takut pada penjelasannya. Mungkin ia hanya ingin menikmati waktu ini, waktu yang penuh dengan tipisnya, namun juga anehnya, terasa penuh kenyamanan karena bersama ibunya.

Ketika mereka sampai di rumah, suasana sama seperti dulu tenang, hening, seolah tak ada yang berubah. Namun, Zilfi tahu, di balik keheningan itu ada banyak hal yang tak pernah ia pahami.

“Istirahatlah, Zilfi. Ibu akan membuatkan kamu teh,” ujar ibunya seraya menampar bahunya dengan lembut. Zilfi menurut, masuk ke dalam ruangan, meletakkan tas di sudut, lalu berbaring di tempat tidur yang terasa asing meskipun ini adalah rumahnya sendiri.

Namun, ketika ia mencoba memejamkan mata, bayangan ayahnya muncul di benaknya. Apa yang akan terjadi jika ayah tahu ia pulang? Dan kenapa ibu terus bersembunyi di sini?

Malam semakin larut, dan pikiran Zilfi tak henti-hentinya berputar. Ia memikirkan semua yang terjadi, mulai dari kepulangan baru yang penuh kebingungan, hingga saat ini, kepulangan yang terasa seperti pengulangan dari sebuah rah

Di pagi hari, Zilfi memutuskan untuk berbicara. Ia harus tahu, bahkan jika itu akan membuat segalanya berubah.

“Ibu,” katanya pelan saat duduk bersama ibunya di meja makan, “kenapa aku harus pulang? kenapa kita harus sembunyi sembunyi?

Ibunya menunduk, meremas cangkir teh di tangannya. “Ibu tidak ingin kamu khawatir, Zilfi,” katanya dengan suara yang sedikit bergetar. “Ada hal yang sedang terjadi, hal yang sulit Ibu jelaskan sekarang. Tapi kamu harus percaya, ini demi kebaikan kita.”

Zilfi menatap ibunya, mencoba mencari petunjuk di wajahnya. Ada rasa sakit yang terlihat jelas, lebih dalam dari yang pernah ia lihat sebelumnya. “Apa maksud Ibu? Ayah? Apa ini tentang Ayah ?'

Ibunya menatap zilfi . “ayah kamu sedang mengawasi kita,dia tidak ingin kita bertemu lagi.Ibu berusaha melindungimu, Zilfi "

Zilfi merasa ada sesuatu yang semakin tidak beres. “Tapi Ibu, aku tidak bisa terus bersembunyi "

Ibunya menarik napas panjang, lalu letakkan cangkir teh itu dengan hati-hati. “Ada banyak hal yang tidak bisa kamu mengerti sekarang. Tapi yang perlu kamu tahu adalah...kita sedang diawasi."

Zilfi pun mengangguk sambil merasa ragu karena ia tidak mengerti kenapa ayah nya tidak memperbolehkan ia bertemu dengan ibunya lagi.

1
Delita bae
hadir mangat ya 😁😇
Delita bae
hadir di.sini mangat ya up nya biar seru😁💪💪💪💪🙏
Delita bae: wih mksh .mangat ya😇😁🤭
Yiva Adilla: siap otw
total 4 replies
Emi Lia Wulandari
semangat berkarya thor🥰
Yiva Adilla: terima kasih 😍
total 1 replies
kanaikocho
Seru banget thor! Gk sabar mau baca kelanjutannya!
Yiva Adilla: Makasih kak,,, ☺️
next episode selanjutnya 🔥
total 1 replies
unapersonarandomxdd
Wow, ini cerita yang bikin dunia jadi lebih baik!
Yiva Adilla: Terimakasih kak,,, ☺️
jadi tambah semangat membuat episode episode selanjutnya🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!