Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.
Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.
Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Wahana Rumah Hantu
Pagi-pagi sekali Ella datang ke kampus. Ella menunggu Dilara. Ella menanyakan keberadaan Dilara kepada teman-temannya. Dilara juga menyatakan keinginannya untuk meminta maaf kepada Dilara. Teman-temannya senang melihat perubahan Ella. Mereka sepenuhnya mendukung niat baik Ella. Dan Dilara yang ditunggu-tunggu pun datang. Ella menghampiri Dilara. Ella dengan sepenuh hati meminta maaf kepada Dilara.
Ella di depan teman mahasiswa mengakui perbuatannya yang sudah memfitnah Dilara. Ella cemburu melihat Dilara yang dekat dengan Dira. Karena itu lah Ella menyebarkan fitnah untuk memisahkan mereka berdua. Tapi Dira bukannya menjauhinya Dilara, mereka malah semakin lengket.
Ella tertunduk dan mengatupkan kedua tangannya ke arah Dilara. Ella bahkan meneteskan air mata penyesalan. Dilara yang melihat ketulusan Ella memeluk erat Ella. Dilara juga dengan tulus memaafkan segala kesalahan Ella.
Ella kemudian mengundang Dilara dan teman-temannya untuk makan bersama dan mengajak ke wahana bermain bersama. Semua biaya Ella yang bayar alias gratis.
"Yang bener La? Lu mau traktir kita semua?" tanya Salma.
"Iya, gimana kalo kita makan pizza di dekat wahana bermain kota. Habis makan kita main di sana?" ajak Ella.
"Boleh, boleh, yukkk siapa yang mau ikut?" Salma sengaja membuat Ella bangkrut. Salma mengajak teman-temannya. Salma ingin tahu seberapa ikhlas Ella. Apa ini hanya permainannya, Salma ingin pembuktian.
"Yank, kita gak ikut. Biar mereka," bisik Dira.
"Gak enak Kak. Ella begitu tulus. Coba liat antusias mereka," Dilara menunjuk teman-temannya
"Ya iya lah, gratis siapa yang gak antusias,"
"Kita ikut makan pizza az. Kebetulan aku pengen banget makan pizza. Mumpung gratis . Setelah itu kita diam-diam kabur," bisik Dilara.
"Kalo cuman pengen gratis, aku juga bisa Yank. Kamu mau apa sini ku beli!" Dira sedikit meninggikan nada suaranya.
"Muaaahhhh, mau ya," Dilara menutup wajah mereka dengan buku paket yang ada di tangannya.
"Kok cuman pipi kanan, yang kiri belum," Dira mendekatkan pipi kirinya,"
Dan dengan cepat Dilara mencium pipi kiri Dira. Mereka berdua tertawa. Dan Ella melihat itu semua. Dilara, tinggal menunggu hitungan jam, nikmati kebersamaan kalian, umpat Ella dalam hati
Setelah jam kuliah berakhir, Ella dan teman-teman menuju restoran pizza. Mereka naik kendaraan masing-masing dan bertemu di depan restoran. Ella dan teman-teman masuk ke dalam restoran. Mereka memesan banyak makanan dan minuman. Dira banyak sekali melihat penampakan makhluk tak kasat mata di sana. Dira melindungi Dilara.
Ella kemudian mengajak teman-teman masuk ke dalam wahana bermain. Setelah masing-masing mendapatkan gelang, mereka masuk ke dalam wahana.
"Silakan kalian main sepuasnya," kata Ella.
Teman-teman mulai berpencar mencari permainan yang mereka suka. Ada yang naik roller coaster, kora-kora dan permainan yang memicu adrenalin lainnya. Dira dan Dilara naik kuda-kudaan komidi putar. Dira terus merasakan kehadiran makhluk tak kasat mata.
"Yank, tadi Ella kasih kamu apa?" tanya Dira.
"Minuman," Dilara mengangkat minuman yang diberikan Ella.
"Ella mana?" Dira celingak-celinguk mencari.
Dilara mengangkat bahunya.
Saat itu teman Dira yang bernama Edo juga mencari Ella. Dira mengambil minuman Dilara dan memberikannya kepada Edo. Dira bilang Dilara tidak suka rasa strawberry. Setelah Edo pergi menjauh, Dira dan Dilara meninggalkan wahana permainan.
"Yank, perasaanku gak enak. Yuuk kita cabut," Dira dan Dilara diam-diam meninggalkan wahana permainan.
Edo dengan semangatnya memberikan minuman itu kepada Ella yang dia temui di depan rumah hantu di dalam wahana itu. Ella tanpa sadar menghabiskan minuman yang diberikan Edo. Ella, Edo dan yang lainnya masuk ke dalam rumah hantu.
Sebelum masuk ke dalam rumah hantu, ada aturan yang harus dipatuhi. Jangan memukul, mencakar atau menyakiti hantu-hantu yang ada di dalam. Yang mempunyai penyakit jantung di larang masuk. Panitia berjanji mereka yang masuk rumah hantu akan keluar dengan selamat.
Ella, Edo dan teman-teman masuk ke dalam rumah hantu. Ella merasakan atmosfer horor yang pekat. Ella dan teman-temannya memasuki lorong sempit dan gelap. Ella dan teman-teman berteriak. Mereka semua nampak sangat menakutkan. Teman cowok mereka dan juga Edo memanfaatkan momen tersebut untuk memeluk teman cewek mereka yang ketakutan.
Semakin masuk ke dalam, semakin banyak hantu-hantu yang seram. Dari suster ngesot, pocong, sundel bolong, dan hantu-hantu lokal lainnya. Kaki-kaki mereka ditarik dari bawah. Semua kembali menjerit. Tidak sedikit dari teman Ella menginjak-injak tangan-tangan itu.
Terdengar jeritan kesakitan dari arah bawah. Mereka mengumpat dan dengan paksa naik ke wahana bermain. Terjadi perkelahian kecil antara panitia wahana rumah hantu dengan teman-temannya Ella. Mereka tidak mengikuti aturan. Ella tidak perduli. Ella meninggalkan teman-temannya yang masih berselisih dengan panitia rumah hantu.
Ella merasa diperhatikan, dan perhatian itu hanya tertuju kepadanya dari pertama masuk wahana. Ella melihat di belakang setan-setan wahana permainan itu ada lagi setan-setan yang lebih mengerikan. Ella yakin itu adalah setan asli. Setan-setan itu seperti bernafsu menatap Ella.
Mereka masuk ke dalam ruangan gelap. Saking gelapnya Ella tidak tahu arah dan terpisah dari teman-temannya. Tangan Ella ditarik masuk ke dalam kepulan asap putih. Ella disambut oleh dua kuntilanak yang menyeringai menatapnya.
"AAAAAAAAAAAAAAAA!" Ella berteriak histeris.
Ella berlari menelusuri lorong gelap. Terus berlari, tangannya sambil meraba-raba ke arah samping dan depannya. Ella merasakan endusan napas dari tengkuk lehernya.
"Bersiaplah pengantin ku,"
Ella membelalakkan kedua matanya. Pengantin, apa maksudnya dengan pengantin, Ella tidak mengerti. Ella berhenti sejenak, Ella mengumpulkan tenaga dan menghirup napas sebanyak-banyaknya. Ella mengambil ponsel dan menelpon nenek Intan
"Nek, tolong. Ella dikejar setan,"
"Kok bisa? Minuman tadi sudah kamu berikan ke anak setan itu?" terdengar suara nenek Intan dari dalam telepon.
"Iya Nek," jawab Ella.
"Setan-setan itu akan mengejar orang yang meminum minuman yang dicampur dengan minyak yang Nenek beri mantra. Dari tubuhnya keluar aroma pemikat. Dan calon pengantinnya dengan mudah akan menemukannya,"
"Gawat, Nek, tolong, tadi ada yang berbisik, dia bilang, bersiaplah pengantin ku. Nek, apa itu berarti Ella pengantinnya?"
"APAAAAAAAAAA?"
"TOLOOOOONG!"
Ella kembali berlari, beberapa setan-setan dengan tertawa cekikikan melayang mengejar Ella. Ella berlari mengikuti cahaya yang diselimuti kepulan asap putih. Setelah sekian lama berlari, Ella keluar dari wahana permainan. Ella tengah berada di sebuah istana mewah. Ella menghirup wewangian. Rasa takut, lelah yang tadi ada mendadak hilang.
Ella melihat istana itu terbuat dari emas. Ella menyentuh, memastikan bahwa itu emas asli. Dan Ella mendengar suara langkah mendekat ke arahnya.
TAP!
TAP!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...