HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!
Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.
Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.
Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.
Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.
Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.
Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bibir Perawan
Setelah pergulatan panas beberapa jam yang telah mereka lakukan, saat ini Yuan dan Serena sedang berpelukan di atas kasur.
Serena memandangi Yuan dengan tatapn yang sangat dalam, begitu juga sebaliknya.
Air mata menggenangi pelupuk mata Serena, penyesalan menghantui dia. Benar-benar manusia labil, penyesalan selalu di akhir.
"Jangan nangis!" Yuan memeluk Serena dan menenggelamkan wajah wanita itu di dadanya.
"Kenapa?" Serena malah meloloskan air matanya dan terisak.
"Kenapa kamu tidak mau mencium bibirku, sedangkan dengan Maudy kau selalu melakukannya?" sambung Serena.
Yuan mengelus punggung wanita yang telah memuaskannya tadi, ia juga bingung harus menjawab bagaimana karena memang ia pun merasa tidak siap untuk mencium Serena.
Bahkan dalam mabuknya waktu lampau pun, ia tak mencium Serena sama sekali. Hanya mendekat saja sudah terbayang wajah Maudy yang biasanya ia ciumi.
"Aku ngga siap, ngga tau kenapa hatiku ngga nyaman aja."
"Bahkan kau melakukan hal yang lebih buruk dari ciuman kepadaku, tapi kau tidak siap menciumku? Sungguh lucu!" Serena menatap Yuan dan terkekeh kecil.
"Bukan begitu, aku merasa ciuman itu sebuah hal yang dilakukan oleh orang yang saling mencintai. Dan aku belum mencintaimu Serena!" jawabnya.
Serena tersenyum kecut, apa yang harus di harapkan dari pria di depannya ini? Dia hanya mendapatkan kepuasan dari mu, yang tidak di dapatkannya dari Maudy. Seharusnya kamu tidak boleh menuntut nya, kau hanya boleh pasrah saja dengan apa yang dia lakukan kan?
Mendengar jawaban Yuan seperti itu, Serena langsung diam dan melepaskan pelukan dari Yuan. Dia membelakangi pria itu dan memejamkan matanya untuk tidur.
"Ngambek?" Yuan menarik badan Serena untuk melihat wajah wanita itu.
"Nggak, mau tidur."
Yuan pun membiarkan Serena, dia memeluk pinggang wanita itu dari belakang.
Mendengar sebuah notifikasi, Yuan langsung mengambil ponselnya dan membuka pesan dari kekasih tersayangnya.
Maudy: Udah tidur?
Maudy: Kenapa nggak pamit kalo mau tidur?
Yuan: Maaf, tadi aku ketiduran.
Yuan: Besok ngga usah jemput aku ya.
Panggilan masuk pada ponsel Yuan, lelaki itu langsung membelakangi Serena dan mengangkat telepon dari Maudy.
"Kenapa ngga mau berangkat bareng?" tanya Maudy dari sebrang sana.
"Sehari aja sayang, besok aku ternyata ada urusan mendadak. Serena nyuruh beli lem!" jawab Yuan.
"Gila ya tuh cewek! Kenapa harus nyusahin kamu sih, kan ada yang lainnya?" gerutu Maudy.
Serena yang memang belum tidur pun hanya mendengarkan percakapan sepasang kekasih itu.
"Ngga tau sayang, tumben banget dia nyuruh padahal bukan tugasku." Yuan malah ikut menyalahkan Serena.
Lelaki itu kembali menghadap ke punggung Serena, ia memeluknya dan tangannya mengger*y*ngi t*buh Serena sembari terkekeh pelan menjawab telepon Maudy.
"Tapi kenapa aku ngga boleh jemput kamu sih, kan tinggal beli sekalian berangkat aja!" ucap Maudy.
"Ya karena biar kamu ngga ikut telat sayang kalo semisal aku bangun kesiangan atau lem nya ngga nemu-nemu." Yuan sangat pandai dalam hal mencari alasan.
"Tapi kan gapapa kalo telat barengan!" Maudy masih saja ngotot, karena dia memang sangat posesif dan ingin selalu menempel dengan Yuan.
"Ngga bisa sayang, aku takut malah kita kena pecat keduanya atau kena marah sama pak Haris. Tau sendiri kan, nanti bisa juga kita di pindah ke perusahaan cabang dan dipisahkan karena terlalu sering telat kalo berangkat bareng-bareng!" Yuan m*nci*mi pelipis dan leher Serena, mulut wanita itu di bekap menggunakan tangan sedangkan ponselnya ia apit antara pundak dan telinga.
"Gil*! Dasar m*s*m!" teriak Serena dalam hatinya.
Serena sesekali menepis tangan Yuan jika lelaki itu memasuki daerah privasinya, semakin lama tangannya tidak bisa dikondisikan.
Karena geram, Serena membalik tubuhnya dan menatap Yuan dengan tajam.
Lelaki yang di tatapnya malah nyengir kuda, ingin sekali Serena mencakar wajah tampannya itu.
"Yaudah ya sayang aku tidur dulu, Good night!" ucap Yuan sebelum mengakhiri panggilannya dengan Maudy.
Setelah ia matikan ponselnya dengan cepat Yuan menyerang tubuh Serena, dia sungguh gemas melihat wajah pasrah dan marah Serena ketika ia g*r*y*ngi tadi.
"Dasar g*la! Bisa ngga sih jangan hubungi dia kalo lagi sama aku? Dan apa tadi, kamu jadiin aku alasan untuk berbohong?" Serena mencoba melepaskan diri dari serangan gigitan Yuan pada t*b*hnya dan memukulinya.
"Kan tadi dia yang telepon, kalo soal bohong tadi ya maaf soalnya ngga ada alasan yang lain kalo bukan tentang kerjaan dan atasan yang galak!" jawab Yuan tanpa menyudahi aktivitas nya.
"Yaudah minimal jangan gr*p*-gr*p* lah!" Serena berhenti memukuli Yuan, dan langsung menggigit leher pria itu dengan kuat agar ia berhenti menyerang tubuh Serena.
"Awww!" Yuan mengaduh kesakitan dan akhirnya berhenti menyerang tubuh Serena.
"Sakit tau, galak banget sih!" Yuan mengelus lehernya yang di gigit Serena.
"Sukurin!" Serena memutar bola matanya malas, wanita itu menarik selimutnya dan membelakangi Yuan lagi.
"Maaf ya, dan terimakasih udah sabar. Bentar lagi semuanya bakalan baik-baik aja, tunggu waktunya tiba dan aku akan menjadikanmu milikku satu-satunya!" rayu Yuan sembari kembali memeluk Serena dari belakang.
Serena tidak luluh atau tenang mendengar kata-kata itu, justru dia menggigit bibir bawahnya dengan cemas dan hampir menangis.
"Aku tidak akan mau jika kau menjadikanku milikmu, karena jika itu terjadi sama saja aku merebutmu dari Maudy. Segala sesuat yang dimiliki dengan hasil merebut tidak akan berakhir bahagia. Biarkan saja kali ini permainan gila mu itu terus berjalan hingga aku menyerah dan tidak kuat, aku akan menikmati saat-saat seperti ini sebelum karamku tiba. Aku sudah pasrah Yuan, aku sudah pasrah karena jatuh cinta kepadamu. Pada akhirnya hati yang lemah ini gampang terbujuk oleh maut yang begitu nikmat sebelum ia menghadirkan kematian yang begitu dahsyat nantinya!" batin Serena.
Gadis itu tidak berani terisak, ia hanya melamun dan meneteskan air matanya karena terasa begitu sakit.
Yuan terus mengoceh tentang dirinya yang akan tanggung jawab, namun Serena sama sekali tidak mendengarkannya dan sibuk melamun sambil menangis hingga akhrinya tertidur karena lelah.
Karena merasa di abaikan, Yuan pun mengangkat kepalanya untuk sekedar menengok wajah Serena. Melihat wajah cantik itu tertidur, Yuan mengecup pipinya pelan dan mengelusnya.
"Selamat malam Serena!" ucapnya sebelum menyusul Serena untuk tidur.
*******
Mentari bagi menyambut kedua insan yang malas untuk bangkit dari kasurnya.
Badan Serena dan Yuan rasanya sangat lelah setelah pergulatan semalam dan kejadian yang lumayan menguras emosi.
Yuan mencium pipi Serena yang sedang ia peluk, sedangkan yang di cium hanya tersenyum tipis.
"Bahkan bibirku masih perawan sampai sekarang, namun yang lainnya tidak!" batin Serena setelah mendapatkan ciuman di pipi dari Yuan.
"Aku mau buat sarapan, boleh beliin bahannya di luar? Kalo aku yang beli takut kelihatan tetangga kos mu, kan nanti mereka kaget kalo yang keluar dari kamarmu bukan Maudy."
Ketika insiden mabuk saat itu Serena pulang di siang hari, sedangkan di kos ini semuanya anak kantoran atau anak sekolahan yang pasti tidak berada di kos pada jam kerja.
"Kita sarapan bubur ayam aja, kebetulan di depan gang ada bubur yang enak. Aku beliin dulu, kamu mandi sana!" ucap Yuan sembari bangkit dari posisinya nya.
Bersambung