Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 020 Day - 1
"Cuma itu aja bawaan lo?" ucap Viona sembari melihat koper ukuran sedang itu sudah tertutup dengan sempurna.
"Iya , emang mau bawa apa aja sih? Gue pulang juga cuma lima hari nggak sampai sebulan. Ya udah , ini aja udah cukup kok." ucap Aera dengan tersenyum sembari memasukkan dompet kedalam tas tentengnya.
"Gue sendirian dong nih. Sepi Ra." ucap Viona yang terlihat tampak memasang wajah murung.
"Ya ampun lebay ah lo! Lo kan cewek pemberani. Oh iya , minta temenin Arya aja gimana ?" ucap Aera dengan tertawa.
"Aera lo tuh ya bener-bener nggak beres deh! Yang ada gue bakal di grebek warga lah kalau ketahuan lagi berdua sama cowok." ucap Viona dengan heran karena saran dari Aera.
"Maksud gue itu nggak dirumah sini juga Vio ! Kan bisa minta temenin jalan dulu atau sekedar makan minum di luar. Ah otak lo emang bener-bener udah tercemar." ucap Aera dengan tertawa kecil.
"Eh? Astaga Ra , enggak ya otak gue masih aman tauk. Cuma omongan lo itu tadi menjurus banget ke situ. Makanya gue salah paham." ucap Viona dengan cengengesan.
"Dasar lo lagi jatuh cinta emang auranya beda banget." ucap Aera dengan tersenyum mengejek Viona.
"Ra lo harus inget ya , lo juga semalam habis ngapain coba? Orang kalian juga lagi jatuh cinta kan. Kita sama Aera." ucap Viona dengan puas.
"Gue sama Derry itu punya batasan ya punya aturan. Nggak bisa sembarangan. Kita harus jadi cewek mahal. Ya maksudnya tuh nggak terlalu gampanglah. Jangan murahan gitu loh." ucap Aera dengan sungguh-sungguh.
"Itu bagus. Kita emang harus gitu. By the way , tapi kalau cowok lo maksa gimana?" ucap Viona dengan tersenyum.
"Maksa? Derry tuh nggak pernah maksa gue ngelakuin apapun." ucap Aera dengan santainya.
"Iya nggak maksa. Tapi secara tiba-tiba. Bener kan?" ucap Viona dengan tertawa.
"Hah? Apaan sih lo ! Sok tau!" ucap Aera dengan heran kenapa sahabatnya itu mempunyai kemampuan menerawang sesuatu.
"Ya tau lah , cowok cool itu biasanya emang kayak gitu. Suka tiba-tiba nyerang. Kalau saran gue ya , lo harus hati-hati sih hahaha..." ucap Viona dengan tertawa karena sukses membuat Aera kesal.
Tok...Tok...Tok...
Suara pintu diketuk itu sukses membuat Aera dan Viona saling pandang karena kaget.
"Siapa ?" tanya Aera dengan penasaran.
"Gue kedepan dulu." ucap Viona yang kemudian beranjak dari kamar Aera dan menuju pintu depan.
Viona perlahan menarik daun pintu dan terlihat lelaki tampan yang kini milik sahabatnya itu berdiri di depan pintu.
"Aera ada kan?" ucap Derry bertanya lebih dulu.
"Eh! Astaga gue kira siapa. Masuk dulu deh. Aera baru selesai packing. Gue panggilin sekarang. Duduk dulu." ucap Viona yang berusaha untuk lebih akrab.
Derry masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu. Ia menatap beberapa bingkai foto yang terpajang. Foto Aera dengan Viona, ya mereka memang sangat dekat sehingga banyak potret kebersamaan mereka di dalam bingkai.
"Aera , pangeran lo udah datang. Heumm lo jangan lama-lama ya. Cepat balik loh." ucap Viona yang tengah berdiri di ambang pintu kamar Aera.
"Derry udah dateng? Serius ? " ucap Aera dengan heran.
"Itu dia gue suruh nunggu di ruang tamu. " ucap Viona.
"Mana ?" ucap Aera yang kemudian keluar dari dalam kamar menuju ruang tamu.
Dan benar saja , lelaki tampan itu sedang mengotak-atik ponselnya. Ia tampak mengenakan pakaian kantor. Sepertinya lelaki itu tidak meninggalkan pekerjaannya.
"Kenapa udah datang ? Baru jam segini , terbangnya masih sekitar tiga jam lebih loh." ucap Aera yang kini berada di depan lelaki itu.
Derry mendongakkan kepalanya untuk menatap gadis itu. Lalu ia tersenyum dan berdiri.
"Nggak apa-apa. Kita nggak tau perjalanan ke bandara itu macet atau enggak. Jadi kita berangkat lebih awal aja. Udah beres kan persiapan kamu?" ucap Derry dengan santainya.
"Ah iya udah selesai kok. Ya udah kalau gitu kita berangkat sekarang aja. Sebentar ya." ucap Aera yang kemudian pergi berlalu menuju ke dalam kamar.
"Vio , gue berangkat sekarang ya. Lo jaga diri baik-baik oke. Gue gak akan lama." ucap Aera pada Viona yang memasang wajah sedihnya.
"Jangan lupa oleh-olehnya ya. Jangan lama-lama. Bukan cuma gue doang , tapi kasian cowok lo juga." ucap Viona yang masih sempat menggodanya.
"Hisss udah ya udah. Dia baik-baik aja. Okey! Gue mau berangkat dulu nih. Ayok." ucap Aera dengan menyeret kopernya sembari menentang tasnya.
Viona mengantar Aera menuju ruang tamu tempat dimana Derry kini menunggunya.
"Tolong ya , anterin sahabat saya yang paling cantik ini ke bandara dengan selamat." ucap Viona dengan tersenyum.
"Tentu saja. Udah cuma ini aja barang bawaan kamu?" ucap Derry kepada Aera.
"Udah. Ini udah cukup kok." ucap Aera.
"Ya udah , kita berangkat sekarang. " ucap Derry dengan mengambil alih menarik koper Aera.
"Viona , gue jalan dulu ya. See you..." ucap Aera dengan tersenyum.
"Kami pergi dulu ya." ucap Derry dengan tenang.
"Hati-hati di jalan ya kalian. Have fun ya Ra!" ucap Viona yang kemudian melambaikan tangannya sembari berdiri di depan pintu.
Derry memasukkan koper ke dalam bagasi mobilnya. Setelah itu ia membuka pintu untuk Aera. Aera pun segera masuk kedalam dan duduk dengan sempurna lengkap dengan memasang sabuk pengaman pada tubuhnya.
Aera memperhatikan Derry yang kini sudah berada di sampingnya.
"Kamu ke kantor dulu ya tadi ?" ucap Aera.
"Iya , kerjaan kantor udah selesai. Jadi ya langsung aja kesini jemput kamu. Kita bisa jalan dulu sambil nunggu jam terbang." ucap Derry dengan tersenyum sembari memasang sabuk pengaman pada tubuhnya.
"Gitu ya?" ucap Aera menganggukkan kepalanya.
Derry mengemudikan mobilnya perlahan menuju jalan raya yang tampak lengang. Jarak menuju bandara tidaklah jauh. Sehingga Derry mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang saja.
"Kita kemana dulu ya?" ucap Derry dengan santainya.
"Emang mau ngapain , kita langsung aja ke bandara." ucap Aera.
"Waktunya masih lumayan lama kok. Kita bisa jalan dulu sebentar sebelum kamu pergi. Setidaknya kamu harus temani aku dulu dong." ucap Derry dengan tersenyum yang kemudian menggenggam jemari tangan Aera.
"Ya oke deh apa mau kamu aja , kita mau kemana sekarang ?" ucap Aera dengan tenang dan membiarkan Derry menggenggam tangannya dengan erat.
"Eumm aku tau." ucap Derry yang kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang lebih kencang dari sebelumnya.
"Jangan ngebut , aku nggak mau ya nanti kita kenapa-napa." ucap Aera dengan ekspresi wajah yang tampak waspada.
"Tenang aja." ucap Derry dengan tersenyum.
Tanpa kata-kata , Aera menarik tangannya secara perlahan dan melepaskan genggaman tangan Derry . Lelaki itu pun melirik ke arah gadis itu.
"Ada apa ?" ucap Derry.
"Nggak ada apa-apa. Kamu harus fokus nyetir dulu." ucap Aera dengan tersenyum.
"Ya udah aku ngerti kok." ucap Derry yang kemudian fokus menyetir dengan kedua tangannya.
Aera benar-benar tidak habis pikir dengan Derry. Entah apa yang sebenarnya sedang di pikirkan oleh lelaki itu. Pasalnya , mobil yang ia tumpangi kini memasuki area parkir pantai pasir putih.
Derry memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Ia pun melepas sabuk pengaman pada tubuhnya.
"Ayo kita turun." ucap Derry dengan santainya memandang kesamping.
Aera mengerutkan keningnya , lelaki itu memang benar-benar tidak bisa ditebak.
"Aku masih nggak pernah nyangka sama apa yang ada di pikiran kamu saat ini." ucap Aera sembari melepaskan sabuk pengaman.
"Nggak ada yang aneh kan , nggak usah terlalu banyak mikir. Ikutin aja apa yang aku mau. Kamu nggak akan nyesel kok." ucap Derry dengan tersenyum.
"Iya aku nggak pernah nyesel kok. Karena selama kita pergi kemanapun itu , pasti mendapatkan perlakuan yang baik." ucap Aera dengan tersenyum.
"Ayo kita turun , kita jalan sebentar di sini." ucap Derry yang kemudian turun lebih dulu.
Dengan langkah yang cepat , lelaki itu segera membuka pintu mobil untuk Aera. Didalam mobil , Aera tersenyum dengan tingkah laku lelaki itu.
Entahlah , lelaki itu kini menjadi cair sekali setelah mengenal cinta.
Dan memang benar , cinta dapat mengubah segalanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......